Masjid Raya Makassar merupakan salah satu kebanggaan kota ini, dengan keindahan arsitektur yang memukau dan nilai sejarah yang mendalam. Melalui artikel ini, kami akan mengajak Anda untuk menjelajahi keagungan Masjid Raya Makassar melalui sepuluh gambar yang menawan.
Anda akan terpesona dengan kemegahan masjid ini, dari desain arsitektur yang megah hingga keindahan kesempurnaan yang terpancar di dalamnya.
Selain itu, kami juga akan memberikan informasi mengenai lokasi dan alamat Masjid Raya Makassar. Bersiaplah untuk terpesona dan terinspirasi oleh keagungan Masjid Raya Makassar serta pesan-pesan keindahan yang terpancar dari dalamnya.
Lokasi : Jalan Masjid Raya, Gaddong, Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90156
Maps : KlikDisini
HTM : Rp.2000
Buka/Tutup : 05.00-20.00
Telepon : (0411) 313136
Masjid Raya Makassar merupakan tempat ibadah umat Muslim terbesar kedua di Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas lahan sekitar 13 ribu meter persegi. Mesjid ini terletak di Jalan Masjid Raya, Gaddong, Bontoala, Kota Makassar, Kecamatan Pattunuang dengan kode pos 90516.
Lokasi masjid sangat strategis karena berada di antara perempatan jalan, sehingga mudah dijangkau dari mana saja. Alamat lengkapnya dapat dengan mudah ditemukan pada peta kota Makassar dan terletak di sebelah timur tempat wisata Pantai Losari, yang dapat dicapai dalam waktu sekitar 15 menit.
Sejarah Masjid Raya Makassar bermula sebagai pusat berkumpulnya para pejuang pada masa lalu ketika berjuang melawan penjajah. Saat ini, masjid ini menjadi salah satu tempat ibadah yang penting bagi umat Muslim di Sulawesi Selatan.
Salah satu pendiri Masjid Agung tersebut meninggal dunia di sekitar lokasi karena tertembak oleh penjajah Belanda. Pihak penjajah menganggap bahwa masyarakat Ujung Pandang akan memberontak sehingga pemimpinnya dijadikan sasaran tembak.
Meskipun mengalami beberapa perubahan sejak tahun 1949 hingga sekarang, masyarakat Ujung Pandang tetap melanjutkan pembangunan Masjid Agung tersebut.
Awal pembangunan masjid mendapat perhatian dari pemerintah sehingga Presiden Soekarno mengunjungi dan melakukan ibadah sholat Jumat di tempat tersebut. Hal tersebut juga dilakukan oleh Presiden Soeharto ketika berkunjung ke kota Makassar.
Tempat ibadah ini merupakan salah satu bangunan megah di tengah kota dengan gaya arsitektur Timur Tengah dan Eropa. Masjid ini memiliki satu kubah besar yang dikelilingi oleh empat kubah kecil di setiap sudutnya.
Pengunjung yang memasuki area masjid dari depan akan disambut dengan halaman yang luas dengan beberapa rerumputan dan pohon palem. Selanjutnya, terdapat anak tangga dan empat pilar tanpa atap yang menyambut kedatangan pengunjung.
Antara empat pilar tersebut terdapat tanaman rumput dalam sebuah bangunan dengan lebar 1 meter dan tinggi sekitar 20 cm yang membawa pengunjung hingga ke pintu utama masjid.
Lantai halaman depan masjid dihiasi dengan pecahan keramik yang ditata dengan sangat rapi sehingga menghasilkan tampilan yang indah dan berkilauan jika terkena cahaya. Lantai tersebut didominasi dengan warna putih dan dihiasi dengan garis-garis hitam yang membentuk gambar bintang dengan lampu-lampu kecil di setiap sisinya.
Pengunjung dapat memarkir kendaraan di setiap sisi halaman depan masjid. Halaman utama sering digunakan sebagai tempat bersantai bagi masyarakat Makassar, serta untuk mengambil foto atau selfie dan mengabadikan keindahan bangunan ini.
Gerbang besi berwarna hijau tua terdapat pada pintu utama masjid, dan hanya dibuka pada waktu sholat. Para pengunjung yang ingin masuk ke ruang utama masjid dapat memasukinya melalui lantai bawah, di samping masjid.
Pintu utama masjid berbentuk kerucut dan terbuat dari batu marmer dengan hiasan kotak-kotak pada bagian atasnya. Pengunjung dapat memasuki masjid melalui semua sisi karena terdapat pintu di segala arah.
Terdapat tiga pintu utama yang tingginya lebih dari tiga meter di bagian depan masjid, serta beberapa jendela besar tanpa pintu di sebelahnya. Masjid ini tidak menggunakan pintu kayu atau jendela kaca, sehingga ruangan terbuka untuk sirkulasi udara yang memudahkan aliran masuk dan keluar.
Suasana di dalam masjid terasa sangat sejuk karena lantai ruangan utamanya dihiasi dengan batu marmer asli dari Sulawesi. Lantai tersebut didominasi oleh warna putih dengan garis-garis berwarna hitam sebagai tanda pembatas jarak ketika jamaah melaksanakan ibadah sholat.
Ruangan utama masjid memiliki kapasitas untuk menampung sekitar 10 ribu jamaah, sementara 50 ribu jamaah lainnya dapat berada di halaman masjid. Dinding ruangan utama berwarna putih dengan dekorasi ayat-ayat Al Qur’an hasil tulisan tangan berwarna hijau.
Dinding bagian atas masjid dihiasi dengan tulisan ayat Qur’an berwarna hijau tua dan putih. Di sebelah tulisan ayat terdapat hiasan berwarna hijau muda dengan corak khas Timur Tengah. Langit-langit atap dihiasi dengan banyak lingkaran berwarna hijau muda hingga mencapai kubah utama.
Kubah bagian dalam dihiasi dengan garis-garis warna hijau tua yang berpusat pada lingkaran besar berwarna hijau tua. Kubah besar di atas ruangan utama memiliki diameter 15 meter dan menjadi salah satu keindahan masjid.
Dinding sekitar mihrab menggunakan hiasan batu alam berwarna hitam gelap yang mencakup bagian tembok barat. Mihrabnya sendiri berwarna putih dengan tiga cekungan untuk tempat imam dan khotib, serta pintu keluar halaman belakang.
Mihrab masjid dihiasi dengan dua pilar besar sebagai penyangga dan terbuat dari batu marmer berwarna putih. Tempat untuk imam didesain dengan tiang berwarna keemasan setinggi dua meter di kedua sisinya.
Pada bagian atasnya terdapat bangunan setengah lingkaran yang ditopang oleh kedua pilar tersebut, dengan warna putih dipadukan dengan jingga. Ruangan bagian dalam sebelah atas tempat imam dihiasi dengan ornamen berwarna-warni, yaitu hijau muda dan hitam kotak-kotak.
Di samping pilar keemasan terdapat hiasan ayat-ayat Qur’an tulisan tangan berwarna coklat dan kuning secara vertikal dan horizontal membentuk posisi setengah kotak, menaungi hiasan lingkaran di atas tempat imam.
Arsitektur tempat mihrab dan hiasan dinding bertuliskan ayat Al Qur’an terlihat sangat mirip dengan gaya Andalusia yang diterapkan pada istana di kota Granada, Spanyol.
Perpaduan kesenian barat dan timur menciptakan keindahan dalam corak dan warna yang luar biasa dalam masjid ini. Selain tempat imam, terdapat juga mimbar khotbah berbentuk bangunan kayu dengan ukiran-ukiran berwarna coklat alami.
Di sebelah kanan dan kiri, terdapat jam lemari kayu setinggi dua meter yang menambah keindahan dinding masjid.
Ruangan bawah digunakan sebagai tempat untuk berwudhu dan juga kantor MUI, serta terdapat koleksi Al-Qur’an raksasa hasil tulisan tangan berukuran 1×1,5 meter. Al-Qur’an raksasa ini akan diletakkan di ruangan utama masjid ketika datangnya bulan Ramadhan.
Al-Qur’an raksasa tersebut berada di dalam lemari kaca dan dapat dilihat oleh para pengunjung, serta diletakkan di depan pintu utama. Masyarakat Makassar juga menggunakan tempat ibadah ini sebagai pusat pendidikan agama Islam dan sering diadakan musyawarah untuk mengkaji berbagai ilmu agama.
Pihak pengelola menyediakan tempat ibadah yang luas di lantai bawah serta tempat istirahat bagi para pengunjung. Pengunjung dari luar kota dapat mampir dan beristirahat di ruangan bawah untuk melepaskan lelah serta melaksanakan ibadah.
Di ruangan bawah juga terdapat perpustakaan dengan banyak buku Islami bagi para pengunjung yang ingin mengetahui lebih dalam tentang agama Islam.