Curug Putri di Tahura Pandeglang, Banten, adalah surga tersembunyi yang menawarkan keindahan alam yang memesona. Air terjun yang menawan, vegetasi yang hijau, dan udara segar menjadikan Curug Putri sebagai tujuan wisata yang populer.
Bagi Anda yang tertarik untuk mengunjungi tempat ini, penting untuk mengetahui informasi terkait tiket masuk, rute, dan alamat wisata Curug Putri.
Dalam artikel ini, kami akan menyajikan sepuluh gambar menakjubkan yang memperlihatkan keelokan Curug Putri. Siapkan diri Anda untuk terpesona oleh keindahan alam Banten dan merasakan sensasi kesegaran yang tak terlupakan di Curug Putri Tahura Pandeglang!
Lokasi: Desa Cilentung, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten 42273
Map: Klik Disini
HTM: Rp.15.000 per Orang
Buka Tutup: 09.00 – 17.00 WIB
Telepon: –
Grand Canyon Pandeglang
Pesona alam yang indah menjadi daya tarik utama pariwisata di Banten. Provinsi ini memiliki berbagai jenis objek wisata alam, salah satunya adalah air terjun.
Di Kabupaten Pandeglang, terdapat dua air terjun yang memiliki nama yang sama, yaitu Curug Putri atau Air Terjun Putri.
Lokasi Curug Putri pertama berada di lereng Gunung Pulosari, Desa Cilentung, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang. Sedangkan Curug Putri yang kedua terletak di kawasan Tahura (Taman Hutan Rakyat) di Carita.
Kedua air terjun ini sangat mempesona, namun Curug Putri yang kedua memiliki daya tarik lebih karena dikelilingi oleh bebatuan yang menambah keindahan aliran sungainya.
Banyak yang menyamakan bebatuan di destinasi wisata ini dengan Grand Canyon di Colorado, Amerika Serikat, sehingga air terjun di tempat ini sering disebut sebagai Little Grand Canyon.
Bagaimana keindahan dari Little Grand Canyon di Banten ini? Mari berpetualang dan menjelajahi setiap sudutnya untuk menemukan jawabannya.
Curug Putri dan Tahura
Sebelum menjelajahi Curug Putri, penting untuk mengetahui keberadaan Tahura (Taman Hutan Rakyat) di Carita, karena inilah tempat di mana air terjun tersebut berada.
Tahura memiliki luas area sebesar 1.895 hektar dan awalnya difungsikan sebagai media pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Namun, sejak Agustus 2013, Pemerintah Provinsi Banten juga menetapkan Tahura sebagai kawasan wisata.
Kawasan hutan di Kecamatan Carita memiliki 4 desa di dalamnya. Oleh karena itu, sebagian jalan menuju ke lokasi telah dipaving dengan blok dan dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Sementara itu, sebagian jalan lainnya telah dibeton namun hanya dapat dilalui oleh kendaraan roda dua. Namun, sebagian besar lokasi yang berada di dalam hutan hanya dapat diakses dengan berjalan kaki atau trekking.
Bila ingin mengunjungi eko-wisata Tahura, disarankan untuk naik motor agar perjalanan tidak terlalu jauh. Dengan ditetapkannya Tahura sebagai kawasan wisata, selain untuk meningkatkan PAD Kabupaten Pandeglang, juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Untuk masuk ke lokasi wisata, pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp.15.000 per orang, dan sebagian dari retribusi tersebut akan masuk ke kas pemerintah daerah. Sementara itu, masyarakat setempat dapat memperoleh pendapatan dengan menjadi guide, membuka warung, atau menyewakan tempat tinggal mereka sebagai homestay.
Tahura memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi, karena sebagai kawasan pelestarian alam, di dalamnya terdapat keanekaragaman hayati berupa koleksi tumbuhan dan satwa, baik yang alami maupun non-alami, serta jenis asli atau bukan.
Tahura juga memiliki sejumlah objek wisata menarik, seperti Rumah Pohon yang berfungsi sebagai gardu pandang untuk menikmati pemandangan dari ketinggian 100 meter dpl.
Selain itu, terdapat Cadas Ngampar, Curug Gendang, Batu Lawang, dan objek wisata yang paling memukau, yaitu Curug Putri.
Keberadaan Curug Putri sudah lama diketahui oleh masyarakat setempat, tetapi belum pernah diekspos ke media karena lingkungan di sekitar air terjun terkesan angker dan penuh misteri.
Namun, sejak kawasan ini ditetapkan sebagai tujuan wisata, kesan menakutkan tersebut perlahan hilang karena keindahan panorama air terjun ini memang luar biasa indah.
Bahkan, dari sekian banyak objek wisata di Tahura, Curug Putri menjadi primadona yang paling diminati.
Rute Menuju Lokasi
Untuk menuju Curug Putri atau Tahura, terdapat dua rute yang dapat dilalui, yaitu jalur Cilegon-Anyer dan Pandeglang-Carita.
Pengunjung dari Cilegon dapat menjelajahi Jalan Raya Anyer yang menjadi bagian dari sejarah negeri ini, melalui pembangunan Jalan Anyer-Panarukan pada masa pemerintahan Hindia Belanda yang dipimpin oleh Daendels.
Setelah menjelajahi Jalan Raya Anyer, pengunjung akan tiba di kawasan Carita dalam waktu sekitar 3-4 jam dan langsung menuju ke gerbang masuk Tahura.
Sementara itu, bagi pengunjung yang berangkat dari Pandeglang, dapat melewati jalur Serang untuk sampai ke kawasan Carita dalam waktu tempuh sekitar 4 jam, lalu mencari alamat yang dituju.
Setibanya di Pintu Gerbang Tahura, petugas akan mendata pengunjung untuk mengetahui jumlah rombongan dan jumlah orang dalam setiap rombongan. Namun, petugas hanya sekedar mendata saja dan tidak akan menarik retribusi dari pengunjung.
Bagi pengunjung yang datang dengan bus atau mobil, trekking akan dimulai dari pintu gerbang ini. Sedangkan bagi yang membawa kendaraan roda dua, dari pintu gerbang masih dapat dilanjutkan perjalanan hingga tiba di tempat parkir motor.
Baru setelah itu, pengunjung akan melakukan trekking menuju Curug Putri dengan jarak sekitar 5 km atau sekitar 1 jam perjalanan.
Saat berjalan kaki dari pintu gerbang Tahura, pengunjung akan menikmati suasana hutan yang sejuk dan indah, serta mendengar suara-suara binatang yang jarang terdengar, khususnya bagi mereka yang berasal dari perkotaan.
Jarak 250 meter pertama yang ditempuh berada pada jalur yang datar dan telah dipaving blok. Setelah itu, pengunjung akan melewati jalan dengan batu cadas yang licin sebelum akhirnya tiba di area parkir motor.
Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp.15.000 per orang, perjalanan trekking dapat dimulai dengan melewati jalur pendakian vertikal yang terjal menuju Curug Gendang dalam waktu sekitar 30 menit. Kemudian dilanjutkan menuju Pos Guide dengan waktu tempuh sekitar 10 menit.
Di Pos Guide, setiap pengunjung diwajibkan menyewa pelampung seharga Rp.15.000 per orang, karena perjalanan selanjutnya harus ditempuh dengan berenang menyusuri air di sungai yang kedalamannya bervariasi.
Terdapat bagian sungai yang kedalamannya mencapai 2-5 meter, bahkan ada yang mencapai 5-7 meter. Selama perjalanan menyusuri sungai yang berarus deras, pengunjung akan selalu ditemani oleh pemandu wisata, sehingga keamanan dan keselamatan akan terjaga.
Pesona Keindahan
Keindahan wisata air terjun dapat dirasakan sejak masuk ke kawasan Tahura. Selama perjalanan menuju Curug, pengunjung akan disuguhi pemandangan binatang-bintang liar yang tidak selalu bisa dilihat setiap saat, seperti berbagai jenis burung dengan bulunya yang cantik, kawanan monyet, rusa, landak, dan lain sebagainya.
Setelah perjalanan selama 30 menit, pengunjung dapat beristirahat sejenak di Curug Gendang untuk melepas lelah. Di sini, pengunjung tidak perlu membawa air minum karena air yang tertumpah dari atas sangat jernih dan segar, bahkan melebihi air mineral dalam kemasan.
Pemandangan alam di sekitarnya juga sangat menyegarkan mata, sehingga pengunjung tidak butuh waktu lama untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan menuju lokasi utama.
Lokasi utama terletak beberapa saat setelah meninggalkan Pos Guide. Pengunjung akan diajak untuk menyusuri sungai yang diapit oleh tebing batu setinggi sekitar 7 meter dengan lebar rata-rata sekitar 5 meter.
Batu-batu yang mengapit sungai akan mengingatkan pengunjung pada bebatuan di Pantai Pangandaran dan Grand Canyon. Namun, bedanya adalah bebatuan di Grand Canyon diukir oleh Sungai Colorado, sementara bebatuan di sini diukir oleh aliran air Curug Putri.
Satu-satunya cara untuk melihat keindahan Curug Putri adalah dengan berenang menyusuri sungai, berbeda dengan air terjun pada umumnya yang bisa dinikmati setelah menempuh perjalanan dengan berjalan kaki.
Oleh karena itu, para pengunjung wajib membawa pakaian pengganti yang dapat dititipkan di Pos Guide saat datang ke tempat ini.
Jika tidak membawa pakaian pengganti, pengunjung dipastikan akan basah kuyup saat pulang. Oleh karena itu, salah satu bekal yang tidak boleh dilupakan bagi mereka yang ingin mengambil gambar, foto, dan video cantik saat menyusuri sungai dan berada di lokasi air terjun adalah membawa kamera water-proof.
Pilihan lain adalah melengkapi kamera dan HP dengan waterproof case, meski action camera yang ringkas dan anti-air merupakan pilihan terbaik untuk mempertimbangkan medan yang ada.
Saat berada di lokasi air terjun, pengunjung bisa memilih tempat di antara bebatuan yang terhampar di sekeliling curug untuk menikmati pesona pemandangan sekitarnya. Atau mencari spot-spot cantik untuk selfie atau sekedar menikmati segarnya air terjun dengan mandi di kolam alami dari air yang terus-menerus tercurah dari atas.
Apapun yang dilakukan pengunjung di Curug Putri ini, akan meninggalkan kesan yang mendalam karena keindahan bebatuan yang dilukis oleh alam. Aktivitas lain yang tak kalah menarik adalah river tubing, yaitu mengapung di atas air mengikuti aliran sungai setelah meninggalkan lokasi curug.
Arus sungai yang cukup deras akan memberikan sensasi tersendiri saat harus melewati bebatuan yang menghiasi beberapa sudut sungai yang diapit oleh tebing tinggi. Pada saat itu, pengunjung bisa mengabadikan batu-batu tebing yang memukau di kanan kiri sungai sambil mengambang di atas pelampung.
Atau berhenti sejenak dengan menjejakkan kaki pada batu sungai, kemudian memencet shutter kamera sebelum melanjutkan perjalanan river tubing.
Harga Tiket Masuk
Dengan harga tiket masuk sebesar Rp.15.000 termasuk ongkos parkir kendaraan dan tambahan Rp.15.000 per orang untuk sewa pelampung, pengunjung bisa menikmati berbagai suguhan yang diberikan dengan biaya yang cukup murah.
Terdapat berbagai fasilitas yang disediakan untuk wisatawan di kawasan ini, seperti Information Centre, kamar mandi dan MCK, mushollah, lapangan tenis, dan outbond. Namun, fasilitas-fasilitas tersebut tidak ditempatkan di dalam hutan, melainkan di sekitar kantor layanan dan area pemukiman penduduk.
Pengunjung yang tidak membawa bekal tidak perlu khawatir karena sebelum memasuki kawasan hutan sampai dengan area parkir motor, terdapat beberapa warung yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman.
Harga jualannya cukup terjangkau karena makanan dan minuman yang dijual memang sederhana.
Untuk pengunjung yang ingin menikmati malam di kawasan Tahura, pihak pengelola telah menyediakan cottage dan juga rumah-rumah penduduk yang dapat disewa sebagai homestay.
Jika ingin lebih hemat, pengunjung dapat mendirikan tenda di area camping ground dengan syarat harus membawa peralatan sendiri karena tidak ada tempat penyewaan peralatan berkemah di lokasi wisata tersebut.