Lokasi: Gn. Sari, Sambirejo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55572
Map: Klik Disini
HTM: Seikhlasnya, Parkir Motor Rp.2.000, Mobil Rp.5.000, Bus Rp.10.000
Jam Buka: 24 Jam
Telepon: 0813 2863 4788
Keelokan pemandangan alam Indonesia sungguh tak terbatas. Terutama bagi mereka yang memiliki bakat kreatif dan mampu melihat peluang-peluang yang ada.
Salah satu destinasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini sangat populer di kalangan para wisatawan, baik dari sekitar Jogja seperti Klaten, Mojokerto, maupun dari wilayah sekitar Jakarta.
Jika di Jerman terdapat Bastei rocks dan di Amerika terdapat Grand Canyon, Indonesia juga memiliki tempat-tempat wisata yang tak kalah indah, seperti Danau Quarry di Bogor dan Brown Canyon Semarang.
Selain itu, satu destinasi yang sedang menjadi perbincangan dan menarik perhatian Obama beserta keluarga adalah Taman Tebing Breksi di Yogyakarta.
Sejarah Tebing Breksi
Sebelum mengulas lebih lanjut mengenai Tebing breksi, penting bagi kita untuk memahami bagaimana sejarah terbentuknya tebing ini.
Hasil dari beberapa penelitian terhadap batuan kapur yang terdapat di Tebing breksi menunjukkan bahwa batuan tersebut adalah endapan abu vulkanik dari Gunung Nglanggran di Gunung Kidul. Gunung Nglanggran merupakan gunung api purba yang menghasilkan bukit setinggi 30 meter.
Wilayah ini juga memiliki batuan apung yang serupa dengan temuan di daerah Parangtritis hingga Wonogiri, dengan lapisan terbaik yang mencapai ketebalan 300 hingga 600 meter di Desa Semilir.
Formasi Semilir yang luas dan tebal ini terletak di atas lapisan lava berbah, menunjukkan dugaan bahwa formasi Semilir ini terbentuk dari letusan dahsyat yang terjadi sekitar 20 juta tahun yang lalu, yang sebanding dengan super erupsi dari Gunung Toba.
Tanda-tanda perubahan dari vulkanisme monogenesis menjadi vulkanisme polygenesis di bawah laut ini menciptakan gunung berapi bertingkat dengan puncaknya pada saat super erupsi dari Gunung api Semilir, yang kemudian menghasilkan Gunung api Nglanggran yang meletak di atas formasi Semilir.
Bekas Tambang
Taman Tebing Breksi merupakan hasil perubahan yang dilakukan oleh masyarakat pada bekas tambang yang sebelumnya terbengkalai. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan bekas tambang yang terabaikan juga dapat menjadi tujuan liburan menarik bagi wisatawan jika dikelola dengan baik.
Taman tebing breksi terletak tidak jauh dari Candi Ijo dan puncak Bucu Piyungan, berada di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman 55572.
Meskipun sebelumnya terkenal karena larangan pemerintah saat digunakan sebagai tambang batu kapur oleh penduduk sekitar untuk mencari nafkah, hal tersebut tidak menghentikan semangat masyarakat dan seniman setempat untuk menyelamatkan tebing ini dan mengubahnya menjadi tempat wisata.
Kota ini terkenal dengan warisan budaya seperti kain songket batik dan tas hermes berbahan rotan, dan sekarang semakin mendapatkan perhatian dan ketenaran di tingkat internasional berkat keberadaan tempat ini.
Tempat ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 30 Mei 2015, bersamaan dengan peresmian Tlatar Seneng, sehingga semakin memperluas peta pariwisata DIY.
Di tempat ini, permukaan tebing kapur yang awalnya terlihat seperti pipi berjerawat, diubah menjadi karya seni dengan ukiran yang terdapat di beberapa bagian.
Beberapa ukiran yang menjadi favorit pengunjung, baik pria maupun wanita, untuk berfoto adalah ukiran wayang dan ukiran naga.
Tempat ini cocok untuk foto pre-wedding dengan suasana dramatis dan romantis, atau pose kocak para pengunjung. Jangan lupa untuk membawa powerbank agar dapat mengambil foto dengan leluasa di tempat ini.
Selain itu, juga terdapat undakan tangga bagi mereka yang ingin menikmati suasana matahari terbit atau terbenam dengan pemandangan romantis di atas bukit kapur, atau hanya menikmati panorama kota Yogyakarta agar perjalanan naik menjadi lebih ringan.
Namun, bagi yang mencari tantangan, Anda juga dapat mencoba panjat tebing atau bersepeda gunung di tempat ini.
Dari puncak bukit, Anda dapat melihat atap bangunan-bangunan yang tersebar di Kota Yogyakarta. Namun, berbeda halnya dengan Tlatar Seneng yang berfungsi sebagai tempat pertunjukan seni dan budaya.
Area Tlatar Seneng memiliki bentuk lingkaran dengan diameter sekitar 15 meter, menciptakan suasana layaknya arena gladiator di Romawi.
Harga Tiket Masuk
Jika Anda berencana untuk mengunjungi tempat ini, tidak perlu khawatir! Anda tidak perlu mengatur biaya masuk untuk rombongan karena di sini, biaya masuk adalah sumbangan sukarela dari pengunjung untuk meningkatkan fasilitas yang ada.
Selain itu, biaya parkirnya juga terjangkau, hanya 2 ribu rupiah untuk motor dan 5 ribu rupiah untuk mobil. Fasilitas di tempat ini juga telah dilengkapi dengan warung nasi, mushola, dan toilet untuk kenyamanan pengunjung.
Tebing Breksi buka setiap hari, dimulai dari pukul 5 pagi untuk mereka yang ingin menikmati keindahan matahari terbit hingga pukul 6 sore setelah matahari terbenam.
Suasana Kegiatan
Selain terkenal karena keindahan ukiran hasil tangan dingin para seniman di tebingnya, tempat ini ternyata juga menjadi lokasi penyelenggaraan Sleman Temple Run pada 16 Juli tahun lalu, dengan total hadiah mencapai 75 juta rupiah.
Selain Temple Run, pada tanggal 27 Juni lalu, tempat ini juga menjadi tuan rumah festival kesenian seperti Jathilan, Perkusi & Hadroh Campursari & Sanggar Tari.
Dinas Pariwisata Yogyakarta pernah mengadakan acara ngabubutrip di sini, yang berlangsung mulai pukul 2 siang hingga jam 9 malam. Selain itu, tempat ini seringkali menjadi tempat konser baik oleh musisi lokal maupun maestro gitar seperti Dewa Budjana.
Meskipun sempat terkena isu negatif di Facebook mengenai lonjakan harga tiket masuk yang tiba-tiba, objek wisata ini justru semakin terkenal dan dikunjungi oleh banyak wisatawan.
Tebing breksi mulai dikenal secara nasional setelah foto-fotonya tersebar di Google dan media sosial yang diunggah oleh para pengunjungnya.
Selain sebagai tempat berfoto, tempat ini juga sering digunakan sebagai lokasi pembuatan jurnal cinematic film. Bahkan, syuting video klip “Kunci Hati” yang merupakan salah satu lagu terbaru dari Afgan juga dilakukan di sini.
Bagi Anda yang ingin menginap di daerah ini, Anda dapat mencari beberapa referensi homestay atau penginapan di TripAdvisor. Aplikasi ini tidak hanya menyediakan informasi tentang denah, biaya, dan gambar penginapan, tetapi juga dilengkapi dengan banyak ulasan dari pengunjung. Anda dapat mengunduh aplikasi ini melalui Google Play Store atau iTunes.
Jalan Menuju Lokasi
Jika Anda memilih jalur akses ringroad utara untuk mencapai tempat ini, Anda akan melewati RS Hermina yang terletak di sebelah kiri jalan. Setelah itu, Anda akan tiba di pertigaan yang mengarah ke Jalan Raya Solo.
Dari situ, Anda hanya perlu mengikuti rute yang menuju Jalan Opak raya, lalu lanjut ke Opak VIII, kemudian ke Jalan Raya Piyungan, dan terakhir Jalan Candi Ijo hingga mencapai tujuan.
Apakah Anda tertarik untuk mengunjungi tempat yang unik ini? Ayo kunjungi Jogja dan rasakan kebahagiaannya!