Lokasi: Desa Mentaraman, Kec. Donomulyo, Kab. Malang, Jawa Timur 65167
Map: Klik Disini
HTM: Gratis
Buka Tutup: 24 Jam
Harga Tiket Masuk
Dengan melihat situasi yang terjadi di pantai ini, dapat disimpulkan bahwa pantai ini tidak memungut retribusi tiket masuk, sebab gardu penjualan tiket terbengkalai dan pintu gerbang tidak dijaga.
Pengunjung pantai ini tidak akan menghabiskan uang sedikit pun, mengingat tidak ada pedagang atau aktivitas jual beli di kawasan pantai tersebut. Hampir setiap hari, pantai ini sepi dan tidak ramai pengunjung.
Oleh karena itu, sebelum mengunjungi pantai ini, pengunjung harus mempersiapkan segalanya. Selain memastikan kendaraan dalam kondisi prima dan bahan bakar penuh, pengunjung juga perlu membawa bekal makanan dan obat-obatan jika diperlukan.
Hal ini disebabkan oleh keterpencilan pantai ini dari perkampungan. Hanya terdapat 1-2 rumah di sekitar pantai, sementara perkampungan penduduk berjarak sekitar 3 km dari pantai.
Jarak yang cukup jauh dari perkampungan membuat kisah-kisah tentang pantai ini, baik yang bersifat legenda, mitos, maupun misteri, tidak pernah terdengar atau diketahui oleh masyarakat luas.
Tidak Asing
Bagi penggemar wayang, Jonggring Saloko atau Saloka adalah nama yang sudah tidak asing lagi. Nama ini merujuk pada tempat di kahyangan yang menjadi kediaman Batara Narada.
Selain menjadi nama sebuah kawah di Gunung Semeru, Jonggring Saloko juga dikenal sebagai identitas pantai yang terletak di Desa Mentaraman, Kecamatan Donomulyo, Malang Selatan. Jaraknya sekitar 63 km dari pusat kota dan membutuhkan waktu perjalanan sekitar 2-3 jam.
Perjalanan yang relatif lama dengan jarak yang tidak terlalu jauh ini disebabkan oleh rute yang sangat sulit. Terutama bagi pengendara, mereka harus berjalan merayap sepanjang sekitar 11 km karena medan yang curam, berbatu, dan sangat licin saat musim hujan.
Oleh karena itu, kendaraan yang digunakan untuk menjelajahi pantai ini harus dalam kondisi prima.
Agar tidak menghadapi masalah selama perjalanan, disarankan untuk memasang ban tubeless pada motor atau menggunakan double gardan bagi pengendara mobil.
Selain itu, penting juga untuk mengisi bahan bakar hingga penuh. Setelah melewati sekitar 8 km, tidak akan ada pemukiman penduduk kecuali barisan pepohonan yang menghiasi sepanjang jalan, dan suasana sepi akan menyelimuti sekitarnya.
Pantai Jonggring Saloka terletak di lokasi yang terpencil dan memiliki jarak tempuh yang cukup jauh, dengan akses jalan yang ekstrim. Kondisi inilah yang menyebabkan pantai ini jarang dikunjungi oleh pengunjung.
Hal ini cukup ironis mengingat Pemerintah Daerah Kabupaten Malang selama ini sangat memperhatikan sektor pariwisata. Industri pariwisata sendiri memberikan kontribusi terbesar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten ini.
Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada usaha sama sekali untuk mengangkat Pantai Jonggring Saloka sebagai salah satu destinasi wisata di Malang.
Bukti dari hal ini dapat ditemukan dalam adanya loket penjualan tiket dan pintu gerbang yang mengarah ke lokasi wisata, meskipun kondisinya saat ini terbengkalai, begitu juga dengan beberapa bangunan seperti toilet dan rumah singgah yang hanya tinggal puing-puing.
Selain itu, menurut cerita dari masyarakat setempat, dalam sejarahnya, pemerintah dan penduduk setempat dulunya secara tahunan mengadakan Upacara Labuhan pada tanggal 14 Muharram atau 15 Suro, di mana mereka melarungkan sesaji.
Namun, alasan mengapa upacara tradisional yang menarik bagi wisatawan ini tidak lagi diadakan dan kapan tepatnya lokasi wisata ini ditinggalkan terbengkalai masih menjadi misteri.
Padahal, sebenarnya Pantai Jonggring Saloka memiliki potensi besar sebagai ikon pariwisata di Kabupaten Malang.
Pesona Keindahan
Pantai Jonggring Saloka menawarkan pengalaman yang menarik bagi para pecinta wisata petualangan dengan lokasinya yang terpencil dan kondisi geografis yang ekstrem.
Selain memberikan kegembiraan dan sensasi adrenalien, tempat ini juga menjamin pengunjung bahwa mereka akan menikmati keindahan alam yang masih asli dan jarang dikunjungi manusia.
Pantai Jonggring Saloka hadir untuk memenuhi harapan-harapan para penggemar wisata petualangan.
Setibanya di tepi pantai, pengunjung akan langsung merasakan ketenangan dengan hanya terdengarnya suara ombak yang memecah dan angin yang berdesir.
Keadaan yang menenangkan ini diperkuat oleh pemandangan indah pepohonan yang teratur berderet di sepanjang pantai, serta pohon-pohon kelapa yang dedaunannya bergerak gemulai.
Semakin mendekati pantai, pesona alam semakin menakjubkan dengan ombak yang menghampiri pasir berwarna coklat di sepanjang pantai dan karang-karang yang tegak meski terus dihantam ombak.
Air laut yang begitu jernih sebenarnya sangat mengundang untuk berenang, namun sangat tidak disarankan karena ombak yang besar dan banyaknya batu karang berpotensi mengancam keselamatan jiwa.
Untuk pengalaman yang unik di Pantai Jonggring Saloka, Anda dapat mencoba melakukan trekking dengan mendaki bukit karang yang hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit.
Dari puncak bukit tersebut, Anda akan dapat menikmati pemandangan alam yang menakjubkan yang dihadirkan oleh pantai yang masih alami dan belum terjamah.
Watu Ngebros
Selain itu Anda juga dapat menikmati fenomena alam yang unik dan satu-satunya di Indonesia yaitu Watu Ngebros.
Batu Ngebros diberi nama demikian karena terdapat semburan air yang melonjak tinggi hingga 10 meter dari celah-celah batu karang besar, disertai suara yang menggelegar, “Brosssssss……”
Semburan air dengan suara “ngebros” ini terjadi saat dua arus gelombang bertemu dari arah Utara dan Selatan.
Saat kedua arus tersebut berpadu di suatu titik, yaitu di dalam gua batu karang yang berfungsi seperti gorong-gorong raksasa.
Gua batu karang ini memuntahkan kembali air yang masuk ke dalamnya dengan suara yang keras, bahkan bisa terdengar hingga jarak 7 km dari sumber suara.
Ketika air terjatuh ke udara, terkadang tercipta pemandangan pelangi yang indah ketika sinar matahari menyentuhnya.
Fenomena alam yang istimewa dan memukau ini tentu sayang untuk tidak diabadikan melalui lensa kamera.
Nikmatilah keindahan pantai dan fenomena “Watu Ngebros” dari puncak bukit, kemudian lanjutkan perjalanan ke Barat sejauh sekitar 200 meter.
Di area ini, Anda akan menemukan banyak spot menarik yang cocok sebagai latar belakang foto-foto Anda.
Yang menarik adalah pantainya yang memiliki pasir hitam seperti pasir sungai yang halus dan lembut.
Juga, di tempat tersebut terdapat sebuah anak sungai yang mengalir ke arah pantai Jonggring.
Meskipun sungai kecil ini berada sangat dekat dengan pantai, bahkan mengalir langsung ke pantai, tetapi airnya memiliki rasa yang tawar, yang menambah keunikan tempat ini.
Pantai dengan pasir hitamnya sering menjadi pilihan para wisatawan untuk berkemah.
Rute Menuju Pantai
Jika melihat peta, jarak antara pusat kota Malang dan Pantai Jonggring Saloka sekitar 63 km saja.
Namun, karena pantai ini terletak di daerah terpencil dan harus melewati jalan yang melintasi hutan yang sepi dari aktivitas manusia, disarankan untuk mempersiapkan peta dan selalu mengaktifkan Google Maps.
Anda dapat memulai perjalanan ke lokasi wisata dengan lebih mudah dari pusat kota Malang.
Apapun asal Anda dan alat transportasi yang digunakan, disarankan untuk memulai perjalanan dari kota Malang.
Setelah itu, Anda dapat mengambil jalur menuju Kepanjen yang akan membawa Anda melewati Pagak dan Pantai Ngliyep.
Di sana, akan ada papan petunjuk yang menunjukkan jalan ke Donomulyo. Ikuti petunjuk tersebut sampai Anda mencapai Donomulyo dan mencapai pertigaan.
Pilihlah jalan yang berbelok ke kiri menuju Mentaraman dan terus ikuti jalur tersebut. Jalur ini adalah satu-satunya akses menuju Pantai Jonggring Saloka.
Jika Anda memasuki Desa Mentaraman dan menemukan perkampungan, disarankan untuk berhenti sejenak dan memeriksa persediaan makanan yang Anda bawa.
Jika masih kurang, Anda dapat berbelanja di kampung tersebut, karena setelah itu hanya akan ada jalur sepi yang dikelilingi oleh hutan belantara sejauh 11 km. Perkampungan berikutnya baru dapat ditemui sekitar 3 km dari kawasan pantai.