Curug Cipurut di Purwakarta merupakan salah satu tempat wisata alam yang menakjubkan di Jawa Barat. Air terjun yang mempesona ini terletak di kaki Gunung Sanggabuana dan menawarkan pemandangan yang sangat indah.
Selain keindahan alamnya, Curug Cipurut juga menyajikan berbagai fasilitas pendukung, seperti tempat parkir, toilet, warung makan, dan area bermain anak.
Kendati masih jarang dikunjungi oleh wisatawan, namun tempat ini semakin populer seiring berjalannya waktu. Jika ingin berkunjung ke sana, terdapat biaya tiket masuk yang cukup terjangkau.
Berikut adalah 10 foto menakjubkan dari Curug Cipurut Purwakarta yang bisa menjadi referensi bagi Anda yang ingin berkunjung ke sana.
Lokasi: Desa Sumurugul, Kecamatan Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat
Map: Klik Disini
HTM: Weekdays Rp.5.000, Weekend Rp.20.000
Buka Tutup: 08.00 – 17.00 WIB
Telepon: (0246) 8541414, 0877-7879-3168
Dengan kondisi geografis yang sebagian terdiri dari pegunungan dan perbukitan, Kabupaten Purwakarta memiliki beragam destinasi wisata alam yang meliputi gunung, bukit, goa, situ atau danau, sumber air panas, dan curug atau air terjun.
Beberapa contoh tempat wisata alam yang terkenal di daerah tersebut antara lain Sumber Air Panas Cipancar dan Ciracas, Goa Jepang dan Goa Belanda, Situ Wanayasa, Desa Sejuta Batu, Bukit Panenjoan, Pasir Langlang Panyawangan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Terdapat beberapa air terjun menarik yang menjadi objek wisata, di antaranya: Curug Suhada, Curug Tilu, Cijalu, Ponggang, Cilamaya, Ciseoh, Cisomang, dan tak kalah menariknya adalah Curug Cipurut.
Keberadaan objek wisata air terjun ini di kawasan Cagar Alam Gunung Burangrang menjaga keaslian dan kealamian mereka. Terlebih lagi, lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Kota Purwakarta membuat air terjun ini menjadi tujuan wisata yang populer dikunjungi oleh para wisatawan.
Sejarah Singkat
Curug Cipurut, yang terletak di kaki Gunung Burangrang, termasuk dalam kawasan Cagar Alam Gunung Burangrang.
Oleh karena itu, pengelolaan objek wisata air terjun ini dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jabar I, sementara operasional di lapangan ditangani oleh Desa Wanayasa dan Desa Sumurugul.
Menurut penduduk setempat, dalam area seluas 4 hektar terdapat 7 air terjun yang terhubung dalam satu aliran di Curug Cipurut.
Namun, yang diketahui dan dijadikan objek wisata oleh masyarakat umum hanya 3 air terjun, yaitu Curug Utama yang berada di ujung tebing dengan ketinggian sekitar 25 meter, serta 2 air terjun lainnya yang sedikit lebih landai.
Kedua air terjun tersebut sering digunakan oleh pengunjung sebagai tempat untuk meluncur.
Air terjun utama di Curug Cipurut memiliki air yang jatuh melalui bebatuan yang tersusun seperti tangga, sehingga pengunjung dapat menikmati air yang jatuh dari jarak dekat. Ini memungkinkan mereka untuk mandi atau sekadar membasuh muka.
Karena lokasi wisata ini berada di kaki gunung, suhu udara di sekitarnya terasa sejuk, bahkan cenderung dingin sepanjang hari, terutama saat malam tiba.
Menurut sejarah atau cerita yang beredar dari mulut ke mulut, asal nama Curug Cipurut disebabkan oleh adanya Pohon Buah Purut di sekitar air terjun tersebut. Pohon tersebut memiliki bentuk yang menyerupai Buah Limus kecil. Buah Purut ini mengandung banyak getah sehingga tidak dapat dikonsumsi. Sayangnya, saat ini pohon tersebut tidak lagi ditemukan di sekitar area Curug.
Di wilayah ini, tepatnya di sekitar Gunung Burangrang, terdapat sebuah cerita misteri yang melibatkan keberadaan hewan endemik yang memiliki penampilan mirip dengan kera.
Namun, perbedaannya terletak pada ukuran yang lebih kecil dan bulunya berwarna putih. Selain itu, hewan ini sering kali mengeluarkan suara tawa yang cukup nyaring. Oleh karena itu, masyarakat setempat memberi nama hewan ini “Surili,” yang diambil dari kata “Seuri” dalam Bahasa Sunda yang berarti “Tertawa”.
Cara Menuju Lokasi
Bagi pengunjung yang ingin mengunjungi lokasi wisata ini, yang terletak di Desa Sumurugul, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, terdapat beberapa pilihan untuk memulai perjalanan. Pertama, pengunjung dapat memulai dari pusat Kota Purwakarta yang berjarak sekitar 30 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Alternatif lainnya adalah memulai perjalanan dari Kota Wanayasa yang berjarak sekitar 3 km ke arah Selatan.
Meskipun kondisi jalan relatif baik, namun seiring dengan karakteristik daerah dataran tinggi, terdapat banyak tanjakan, turunan, dan tikungan. Selain itu, badan jalan juga agak sempit, sehingga perlu adanya sikap hati-hati dan kewaspadaan saat berkendara.
Perjalanan dari pusat Kota Purwakarta menuju Curug Cipurut dapat dilakukan dengan menyusuri jalan menuju Wanayasa. Setelah tiba di Wanayasa, kendaraan harus belok ke arah Kecamatan Bojong.
Setelah menempuh jarak sekitar 500 meter, akan ada pertigaan yang mengarah ke Desa Sumunggul. Belokkan kendaraan ke arah kiri dan melewati jalan yang sebagian teraspal dan sebagian lagi masih berlapis batu.
Untuk mencapai area parkir Curug Cipurut, jaraknya masih sekitar 1,5 km dari pertigaan tersebut. Setelah memarkirkan kendaraan, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 500 meter dengan waktu tempuh sekitar 15-20 menit untuk mencapai pintu gerbang lokasi wisata.
Bagi wisatawan yang menggunakan transportasi umum, dari Kota Purwakarta dapat menuju Terminal Simpang dan naik angkutan pedesaan atau minibus yang menuju Wanayasa.
Setelah tiba di Terminal Wanayasa, gantilah angkutan pedesaan dengan jurusan Bojong/Sawit, dan turun di pintu gerbang Desa Sumurugul.
Setelah melewati pintu gerbang Desa Sumurugul, perjalanan selanjutnya dapat dilakukan dengan berjalan kaki selama sekitar 15 – 20 menit, atau menggunakan ojek dengan biaya sebesar Rp.10.000 untuk mencapai pintu gerbang Curug Cipurut. Jika masih merasa bingung atau khawatir tersesat, disarankan untuk menggunakan peta dan GPS dengan koordinat 6°41’51″S 107°34’20″E.
Segarnya Air
Menikmati keindahan alam di Curug Cipurut bukanlah pengalaman yang hanya terjadi saat berada di area air terjun, tetapi sudah dapat dinikmati sejak memasuki Kecamatan Wanayasa. Karena terletak di perbukitan, lanskap dengan pepohonan hijau menjadi latar belakang yang mempesona di seluruh kawasan ini.
Keindahan alam yang menakjubkan akan terus menyertai perjalanan menuju Curug. Setelah melewati Pos Jaga atau loket untuk membeli tiket masuk, para pengunjung akan disuguhi panorama yang memukau, seperti perkebunan teh yang indah dan pepohonan rindang yang menjulang di sepanjang jalan.
Oleh karena itu, walaupun harus berjalan sekitar 1 km, langkah kaki akan terasa ringan dan tidak terlalu melelahkan. Tetapi tetap harus berhati-hati karena jalur yang dilewati cenderung licin, terutama saat musim hujan.
Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan perjalanan jauh, disarankan untuk membawa cukup makanan dan minuman. Jika tidak membawa, sebaiknya membelinya di warung-warung di sekitar pos penjagaan, karena tidak ada penjual makanan sepanjang perjalanan dan di lokasi air terjun.
Setelah berjalan dan tiba di lokasi, mata Anda akan langsung dimanjakan oleh keindahan air yang jatuh dari ketinggian tebing dengan pepohonan yang mengelilinginya. Terdapat dua air terjun yang landai sehingga banyak pengunjung yang memanfaatkannya untuk mandi, bersantai, dan bermain seluncur.
Di sekitar kedua air terjun tersebut, terdapat banyak spot menarik untuk berfoto. Namun, jika Anda menginginkan latar belakang yang lebih indah, Anda dapat menuju air terjun utama yang memiliki ketinggian sekitar 25 meter.
Dengan keadaan sekitar yang masih alami dan udara yang segar, tak heran jika siapapun akan merasa betah dan ingin menghabiskan waktu lama di sekitar air terjun ini. Oleh karena itu, pihak pengelola telah menyediakan area camping ground bagi mereka yang ingin mengadakan kegiatan berkemah.
Harga Tiket Masuk
Jam operasional Curug Cibeureum untuk umum dimulai dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00. Harga tiket masuk untuk setiap pengunjung adalah Rp.5.000, ditambah biaya parkir sebesar Rp.2.000 untuk motor dan Rp.5.000 untuk mobil.
Bagi wisatawan yang berencana berkemah di area wisata, akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp.7.000 per orang.
Fasilitas
Seperti halnya wisata air terjun di Indonesia pada umumnya, terdapat beberapa keterbatasan fasilitas di area wisata ini. Fasilitas yang tersedia di sini terbatas pada area parkir dengan kapasitas hanya untuk sekitar 7 kendaraan roda empat.
Selain itu, terdapat jalur setapak yang digunakan untuk melakukan trekking, trail, dan juga terdapat shelter kayu yang membantu pengunjung mencapai lokasi air terjun dengan lebih mudah. Tersedia pula fasilitas kamar mandi dan toilet, serta beberapa warung jajanan.
Di area ini, juga terdapat lahan perkemahan yang sering dimanfaatkan untuk kegiatan Pendidikan Dasar Kepecintaan Alam, serta dijadikan sebagai tempat pelaksanaan ritual adat oleh masyarakat setempat. Lahan perkemahan di tempat ini tidak hanya terbatas pada satu tempat, melainkan terdapat beberapa pilihan tempat, sehingga wisatawan dapat bebas memilih.