Artikel ini akan membawa Anda mengagumi keunikan Gedung Sate yang menakjubkan melalui 10 gambar menarik. Selain itu, kami juga akan memberikan informasi harga tiket masuk untuk mengunjungi Museum Sejarah Perjuangan dalam Bahasa Sunda. Jadi, siapkan diri Anda untuk menjelajahi pesona budaya dan sejarah yang menarik di tempat ini.
Lokasi: Jalan Diponegoro No. 22 Kelurahab Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40115
Koordinat: Klik Disini
Tarif: Rp.5.000 per Orang
Jam Operasional: 08.00 – 16.00 WIB
No Telp: 022 423 3347
Jika Anda mendengar nama Gedung Sate, jangan mengira bahwa bentuknya menyerupai makanan khas Indonesia yang disebut sate. Gedung ini sebenarnya merupakan sebuah bangunan bersejarah yang berlokasi di pusat kota Bandung.
Dinamai Gedung Sate karena memiliki ornamen unik berupa enam tusuk sate yang terletak di atas menara utama. Sejarah keenam tusuk sate ini melambangkan biaya pembangunan gedung ini yang mencapai 6 juta Gulden.
Ternyata, tidak hanya di Bandung, namun juga di seluruh Indonesia terdapat beragam bangunan dengan ornamen unik seperti halnya Candi Borobudur di Jogja. Setiap daerah memiliki bangunan bersejarahnya masing-masing.
Gedung Sate tidak hanya terkenal di kota Bandung, tetapi juga di seluruh Jawa Barat dan Indonesia. Banyak orang yang menganggap kunjungan ke Bandung belum lengkap tanpa mengunjungi gedung ini. Oleh karena itu, tempat ini menjadi favorit bagi wisatawan dan bahkan penduduk lokal sering datang ke sana, banyak yang menghabiskan sore hari untuk berfoto di depan gedung ini.
Fakta Sejarah
Berdasarkan informasi dari sumber yang kami baca di situs Wikipedia, Gedung Sate didirikan pada tahun 1920 dan sampai saat ini masih berdiri dengan kokoh dan kuat.
Fungsi utama gedung ini adalah sebagai kantor pemerintahan kota Bandung. Sebagai pusat kegiatan pejabat publik di kota Bandung, Gedung Sate menjadi tempat yang dikunjungi oleh warga Bandung untuk urusan dengan pemerintah.
Banyak orang menyebut Gedung Sate sebagai “Gedung Putih-nya Bandung,” dan tidak heran jika gedung ini juga menjadi objek wisata yang populer. Wisatawan sering mengunjungi tempat ini karena cocok untuk berfoto dan mengambil gambar karena keindahannya.
Gedung Sate merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda yang sudah berusia sangat tua. Dahulu gedung ini dikenal dengan nama Gedung GB atau disebut dengan Gebe dalam bahasa Inggris yang berarti Gouverments Bedrijven.
Setelah 4 tahun dari pembangunan awal, gedung ini berubah menjadi pusat kantor PTT Pos, Telepon, telegraf, dan Perpustakaan.
Kemegahan gedung ini sangat dihargai oleh banyak kalangan arsitek dari seluruh dunia pada masa lalu.
Gedung Sate merupakan salah satu bangunan yang menakjubkan dan anggun dengan gaya arsitektur Indo Eropa yang monumental.
Bangunan ini merupakan hasil percobaan sang pencipta yang berhasil, dan keindahannya mendapatkan pengakuan dalam buku-buku biografi, termasuk buku yang ditulis oleh D. Ruhi pada tahun 1952, serta banyak buku lain yang mencatat cerita dan kekaguman terhadap Gedung Sate.
Jika Anda tertarik untuk mengenal lebih dalam tentang Gedung Sate sebelum berkunjung, disarankan untuk membeli dan membaca buku-buku yang membahasnya.
Dibangun di atas lahan seluas 28 meter persegi, Gedung Sate telah menjadi pusat kegiatan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat sejak tahun 1980.
Arsitektur yang megah dan indah, serta nilai sejarah dan budaya yang melekat pada gedung ini, membuatnya menjadi tujuan wisata favorit dan spot foto populer bagi para pengunjung. Banyak komunitas fotografi pun tertarik untuk berkumpul dan mengabadikan keindahan Gedung Sate dalam karya mereka.
Salah satu daya tarik tambahan adalah taman yang indah dan terawat dengan baik di sekitar gedung. Taman ini menjadi favorit pengunjung untuk berfoto dan menjadi elemen menarik bagi pengunjung dan pemerintah setempat.
Gedung Sate, yang telah diakui dunia sebagai salah satu bangunan terindah di Indonesia, menjadi daya tarik bagi berbagai kegiatan dan acara di sekitarnya. Bahkan, taman yang menghiasi gedung ini sering dijadikan lokasi foto prewedding karena keindahannya. Tidak hanya itu, taman ini juga sering digunakan sebagai tempat syuting film dan sinetron.
Yang membuatnya semakin unik, pada hari Minggu dan hari libur, Gedung Sate menjadi tujuan ramai bagi warga lokal yang mencari tempat santai dan olahraga. Setiap hari Minggu, gedung ini menjadi pusat berkumpulnya warga Bandung yang ingin mengikuti Car Free Day atau CFD. Di acara tersebut, berbagai kegiatan seperti bersepeda, jogging, dan berkumpul bersama teman sambil menikmati jajanan kuliner warga Bandung yang disediakan oleh banyak pedagang kaki lima di sekitar Gedung Sate.
Namun, untuk masuk ke dalam gedung ini, diperlukan izin terlebih dahulu. Gedung Sate tidak hanya menjadi landmark yang menarik perhatian para wisatawan, tetapi juga menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari warga Bandung sebagai tempat rekreasi dan kegiatan sosial yang menyenangkan.
Jangan khawatir, memperoleh izin ini tidak begitu sulit, selama kamu mengikuti prosedur dengan benar.
Namun, jika niatmu hanya untuk berada di luar dan sekitar taman tanpa masuk ke dalam gedung, tidak perlu meminta izin khusus.
Setelah memasuki area Gedung Sate, yang pertama kali terlihat adalah seperangkat gamelan khas Sunda.
Gamelan ini hanya dimainkan pada acara-acara tertentu dan oleh orang-orang khusus yang ditugaskan oleh walikota Bandung.
Acara khusus tersebut mungkin termasuk menyambut tamu spesial atau acara kenegaraan.
Sebagian besar area di gedung ini berfungsi sebagai kantor, termasuk ruangan yang dulunya digunakan sebagai penjara bawah tanah.
Selanjutnya, jika kamu naik ke lantai 4, akan mengalami suasana yang berbeda.
Lantai ini memiliki fungsi khusus sebagai tempat untuk menjamu tamu penting atau kunjungan kenegaraan, dan suasana di ruangan ini lebih nyaman daripada ruangan lainnya.
Selain menjadi tempat spesial, lantai 4 juga menawarkan pemandangan indah dari ketinggian.
Teropong disediakan bagi pengunjung untuk melihat-lihat pemandangan dari atas.
Di lantai 4 ini, juga terdapat foto-foto berbagai kegiatan gubernur Jawa Barat serta koleksi cinderamata dan prasasti yang dimiliki oleh provinsi Jawa Barat.
Di depan Gedung Sate terdapat Pasar Kaget yang menjadi sebuah tempat jual beli dengan berbagai macam barang dan harga yang sangat terjangkau. Pasar ini juga menjadi ikon kota Bandung.
Meskipun bukan tempat pusat oleh-oleh, banyak pengunjung yang datang ke Pasar Kaget untuk membeli oleh-oleh setelah mengunjungi Gedung Sate dan Bandung secara umum.
Selain sebagai kantor pusat pemerintahan, Gedung Sate juga dikenal karena berbagai macam kuliner yang dapat ditemui di sana. Mulai dari makanan khas Sunda hingga masakan nusantara, seperti nasi liwet yang menjadi salah satu makanan khas yang terkenal. Minuman kopi juga menjadi favorit di sini.
Menu-menu yang beragam dan harga yang sangat terjangkau menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Banyak warga lokal juga sering membeli makanan di sini.
Jika tidak ingin makan di pinggiran jalan sekitar Gedung Sate, terdapat juga cafe di sekitar gedung yang menawarkan banyak menu pilihan. Selain makanan khas Sunda dan nusantara, ada juga menu Western seperti cumi dan sushi.
Sebelum mengunjungi Gedung Sate, disarankan untuk melihat review video di YouTube tentang gedung ini. Dengan melihat video dari beberapa wisatawan yang pernah mengunjunginya, kamu dapat melihat lebih banyak informasi tentang Gedung Sate dan sekitar Bandung.
Selain Gedung Sate, Kota Bandung juga terkenal dengan berbagai macam wisata lainnya seperti Trans Studio, Jdago, Ciwalk, puncak, dan masih banyak lagi.
Misteri Gedung Sate
Gedung Sate telah berdiri sejak zaman penjajahan, memiliki usia sekitar 1 abad yang dapat dihitung. Oleh karena itu, banyak cerita mistis yang mengelilingi gedung ini.
Salah satu cerita yang sering diceritakan oleh warga Bandung adalah tentang lorong rahasia di Gedung Sate yang konon dapat terhubung dengan Gedung Pakuan.
Selain itu, terdapat kepercayaan bahwa arsitek yang merancang bangunan ini bukanlah Gerber, seperti yang selama ini diketahui dari sejarah, melainkan orang lain.
Cerita misteri lain yang menarik adalah tentang sosok penghuni yang menunggu di Gedung Sate. Sosok ini digambarkan sebagai seorang kakek botak dengan jenggot panjang, yang sesekali terlihat di dalam gedung namun kemudian menghilang dengan cepat.
Di area halaman belakang Gedung Sate terdapat sebuah pohon besar yang dianggap angker oleh beberapa warga dan diyakini ada penghuninya.
Kisah ini diperoleh dari para pedagang di sekitar Gedung Sate yang menyaksikan bahwa salah satu pedagang pernah buang air kecil di pohon tersebut.
Setelah peristiwa itu terjadi, sang pedagang mengalami gangguan selama 4 hari.
Cerita misteri lain yang terdapat di Gedung Sate adalah dulu ada penemuan jenazah sebanyak 7 orang yang terkubur di halaman gedung.
Namun, jenazah-jenazah tersebut telah dipindahkan dan dikuburkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.
Tidak hanya itu, ada juga cerita mengenai beberapa penjaga yang merasa ada kehadiran pemuda berpakaian kuno yang berjalan di area gedung saat malam hari.
Meskipun terdapat beberapa cerita misteri tersebut, kepercayaan atas kebenaran cerita tetap tergantung pada masing-masing individu.
Gedung Sate hingga saat ini masih berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan tetap terbuka untuk umum.
Bagi yang penasaran, Anda dapat datang langsung untuk mencari bukti dan kebenaran dari semua cerita misteri yang telah disampaikan di atas.
Jalan Menuju Lokasi
Gedung Sate berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 22, Bandung. Lokasi ini sangat mudah dijangkau karena terletak di pusat kota.
Jalan menuju gedung ini sangat bagus, dan biasanya wisatawan dari luar kota yang ingin mengunjungi Gedung Sate juga akan mengunjungi Gedung Ikonik serta Museum Geologi Bandung yang berada dekat.
Berikut adalah penjelasan mengenai rute untuk mencapai gedung tersebut menggunakan transportasi umum.
Jika menggunakan angkutan kota (angkot), kamu dapat naik angkot dengan jurusan menuju Gedung Sate dari simpang empat di Jalan Ir. Haji Juanda dan Jalan Sulanjana.
Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan menuju daerah Cicaheum dan turun di depan Gedung Sate. Perjalanan ini biasanya memakan waktu sekitar 5 menit.
Alternatif lain adalah jika kamu datang dari luar kota dan menggunakan bis, kamu dapat turun di Terminal Leuwi Panjang.
Setelah itu, naik bis Damri Leuwi Panjang Dago, yang merupakan angkutan pemerintah kota untuk keliling kota, termasuk dari terminal ke tempat lain.
Setelah turun di perempatan Dago di Jalan Diponegoro Sulanjana, naik angkutan kota hijau hitam nomor 5 Ledeng Cicaheum, dan turun di depan Gedung Sate.
Jika kamu menggunakan kendaraan pribadi dari luar kota menuju Bandung dan tidak tahu rute, kami akan membantu dengan memberikan titik koordinat yang dapat dihubungkan dengan ponsel dan langsung terhubung ke Google Maps.
Peta online ini sangat terkenal dan akan sangat membantu jika kamu tidak familiar dengan jalan menuju Gedung Sate di Bandung.
Harga Tiket Masuk
Apabila Anda berencana mengunjungi Gedung Sate, Anda akan dikenai biaya sekitar 5 ribu rupiah sebagai tiket masuk.
Namun, cara masuk ke Gedung Sate cukup dengan meminta izin untuk masuk ke dalamnya. Perlu diingat bahwa kunjungan hanya dapat dilakukan pada hari libur dan akhir pekan, karena pada hari kerja gedung tersebut berfungsi sebagai kantor pemerintahan.
Jam Buka
Jam operasional Gedung Sate tidak berlangsung selama 24 jam. Gedung ini dibuka mulai pukul 8 pagi hingga jam 4 sore.
Jika Anda tidak ingin memesan secara langsung melalui bagian humas dengan nomor telepon yang telah kami sediakan sebelumnya, pastikan Anda telah menentukan kapan akan mengunjungi Gedung Sate di Bandung.