Lokasi: Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, 66291
Map: KlikDisini
HTM: Rp 1.000,-/orang
Buka-Tutup: Setiap hari, 24 jam
Telepon: –
Goa Pasir diberi nama demikian karena terletak di Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 10 KM dari kota Tulungagung. Goa ini merupakan salah satu jenis goa buatan yang dibentuk dengan melubangi lereng bukit.
Masyarakat menemukan situs sejarah ini sejak zaman pemerintahan Belanda, dan sebagian masih terpendam hingga sekarang karena terkena longsoran dari gunung.
Goa ini terletak di lereng utara Gunung Podo, dekat dengan kawasan Wajak. Di dalam goa ini, terdapat berbagai artefak purbakala yang dapat dijadikan situs sejarah atau warisan budaya yang bernilai.
Ada beberapa artefak purbakala yang dapat ditemukan di tempat ini, termasuk patung-patung dengan berbagai pahatan dan relief yang tersebar di antara formasi batuan. Beberapa di antaranya tampak belum selesai, sementara ada juga makam kuno yang ditemukan. Selain itu, terdapat juga arca dan artefak lainnya yang terletak di sudut pelataran.
Lokasi ini memiliki dua gua. Gua pertama (I) memiliki dimensi 260×175 cm dengan kedalaman 218 cm dan ketinggian 200 mdpt tanpa tangga batu.
Gua kedua (II), berbeda dengan gua pertama, tidak memiliki relief. Mulut gua ini berada di tebing bawah dan lebih besar daripada gua I. Dengan ukuran 305x255x190 cm dan kedalaman 255 cm, gua ini menghadap ke barat.
Terdapat beberapa temuan lain di lokasi ini, yaitu sisa-sisa struktur bangunan yang memiliki bentuk bujur sangkar dengan ukuran sisinya sekitar 700 cm. Struktur ini terdiri dari tatanan batu dan diduga merupakan pondasi rumah semi permanen yang digunakan oleh para resi.
Di area situs, terdapat juga arca-arca terpisah yang terbuat dari batu andesit namun tidak terawat dengan baik. Diantara arca-arca yang masih ada, terdapat dua dwara pala (penjaga pintu) dan arca Ganesha. Di depan arca-arca tersebut, terdapat juga makam kuno.
Ada sebuah cerita yang mengisahkan tentang makam yang disebut sebagai makam Mbah Bodho atau dikenal juga sebagai situs Mbah Bodho. Sampai sekarang, belum diketahui secara pasti kapan makam tersebut didirikan.
Selain itu, masih ada misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini. Di antaranya, terdapat peninggalan batuan kuno seperti arca, umpak, miniatur bangunan, dan padma yang tersusun secara tidak teratur.
Di dalam goa tersebut, terdapat juga relief Arjuna Wiwaha. Legenda Arjunawiwaha sendiri terdiri dari tiga bagian, yaitu pertapaan Arjuna dan ujian yang diberikan oleh dewa, pertarungan Arjuna melawan raksasa Niwatakawaca, dan terakhir Arjuna diangkat ke kayangan sebagai hadiah atas kemenangannya.
Akan tetapi, hanya bagian pertapaan Arjuna dan ujian dewa yang terpahat di goa ini. Namun, belum semua bagian tersebut selesai dikerjakan. Relief yang paling terlihat jelas terletak di kedua sisi goa, menggambarkan seorang punakawan yang digoda oleh para bidadari.
Sementara itu, relief Arjuna hanya terlihat samar-samar di dinding belakang. Jika kita mengamati kisah yang tergambar melalui relief-relief tersebut, terdapat banyak unsur yang berkaitan dengan pertapaan.
Menurut Drs. M. Dwi Cahyono, M.Hum, seorang sejarawan, tempat ini memiliki fungsi karsyan di masa lalu, yaitu sebagai tempat bagi pertapa dan individu yang meninggalkan kehidupan dunia untuk mendekatkan diri dengan dewa tertinggi.
Temuan-temuan ini mengindikasikan bahwa Goa Pasir adalah peninggalan sejarah atau situs yang berasal dari masa Kerajaan Majapahit.
Di beberapa daerah lainnya, terdapat juga gua yang serupa dengan Goa Pasir di Tulungagung. Salah satunya adalah Goa Bima, yang berlokasi di Bades, Kecamatan Pasirian, Lumajang.
Menurut cerita yang beredar di antara penduduk sekitar gua tersebut, tempat ini diyakini merupakan gua panjang yang terhubung dengan gua-gua lain di sekitarnya. Bahkan, beberapa orang percaya bahwa gua ini dapat mencapai Semeru, dan ada yang mengklaim bahwa gua ini memiliki saluran yang menghubungkannya dengan kerajaan laut selatan.
Hingga kini, kebenarannya masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Meski demikian, masih banyak orang yang melaksanakan ritual khusus di lokasi ini dengan harapan memperoleh berkah, umumnya berupa kekayaan, dari penguasa kerajaan gaib yang berkuasa di sana.
Selain itu, terdapat pula suatu lekukan di tempat ini. Biasanya lekukan tersebut digunakan sebagai tempat berteduh saat hujan turun. Namun, fungsi lekukan tersebut telah berubah seiring dengan tersebarnya cerita bahwa lekukan tersebut merupakan pintu gerbang menuju kerajaan Laut Selatan.
Juga terdapat Goa Taraje di Tasikmalaya, namun sampai saat ini pengetahuan mengenai keberadaan, asal usul, dan sejarah goa tersebut masih terbatas.
Rute Menuju Goa Pasir
Untuk mencapai tujuan wisata ini dari kota Tulungagung, Anda dapat mengikuti jalur menuju Blitar terlebih dahulu. Setelah itu, cukup mengikuti petunjuk arah yang ada atau bertanya kepada penduduk sekitar.
Alternatifnya, Anda juga bisa memilih jalur timur dari kota Tulungagung dan melanjutkan perjalanan hingga mencapai perempatan Gragalan Sumbergempol. Di sana, Anda akan menemukan papan penunjuk arah. Selanjutnya, ambil jalur selatan ke Kalidawir.
Teruslah melanjutkan perjalanan di jalan aspal tersebut sampai Anda mencapai pertigaan SPBU Podorejo. Setelah itu, belok ke arah barat dan teruslah perjalanan hingga menemui perempatan dan papan penunjuk jalan. Selanjutnya, belok ke kiri (ke arah selatan) dan lanjutkan perjalanan melewati jalan setapak sampai Anda menemui jembatan.
Setelah melewati jembatan, di sana terdapat pertigaan yang kemudian dapat diambil belokan ke arah kiri (timur) sejauh kurang lebih 100 meter. Tujuan tempat tersebut terletak di sebelah selatan jalan.
Anda memiliki opsi untuk menitipkan kendaraan anda di rumah-rumah warga sekitar, karena beberapa dari mereka menyediakan jasa penitipan kendaraan atau tempat parkir. Biasanya, biaya parkir yang diminta adalah sebesar Rp 2.000,- per kendaraan (motor).
Untuk mencapai tujuan tersebut, kita harus melewati jalan setapak yang dipenuhi dengan bebatuan besar serta kondisi jalannya yang terjal. Ketika mendekati lokasi goa, kita perlu merayap di atas bebatuan.
Karena berada di tengah hutan, persiapan mental yang matang diperlukan saat mendaki sekitar 90 meter ke perbukitan karst.
Setibanya di Goa Pasir, umumnya kita akan diminta mengisi buku tamu di pos penjagaan serta membayar Rp 1.000,-/orang.
Tak lupa, abadikanlah momen berharga dengan mengambil beberapa foto setelah tiba di lokasi. Mengingat tantangan perjalanan yang cukup berat.