Kampung 99 Pepohonan merupakan salah satu tempat wisata yang terletak di Depok, Jawa Barat. Tempat ini menawarkan suasana yang asri dan sejuk dengan banyaknya pepohonan yang tumbuh di sekitarnya.
Salah satu daya tarik utama dari Kampung 99 Pepohonan adalah kolam renang yang terletak di dalam area wisata. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam sambil berenang di kolam yang jernih dan bersih. Untuk masuk ke Kampung 99 Pepohonan, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk yang terjangkau.
Selain itu, di sekitar area wisata juga terdapat penginapan yang dapat dipesan untuk menginap selama liburan. Berikut ini adalah informasi lengkap mengenai harga tiket masuk, lokasi, alamat, penginapan di sekitar tempat wisata, dan nomer telepon yang dapat dihubungi.
Lokasi: Jl. KH. Muhasan II, Meruyung, Limo, Kota Depok, Jawa Barat, Indonesia 16515
Map: Klik Disini
Buka Tutup: Pukul 07.00 – 22.00
Telepon: 0812-1960-5001
Di Indonesia, terdapat banyak destinasi wisata alam yang menakjubkan. Jika Anda berada di Kota Depok, tidak ada salahnya untuk mengunjungi salah satu wisata alam yang menarik, yaitu Kampung 99 Pepohonan.
Nama kampung ini memang unik dan mungkin menimbulkan rasa penasaran mengenai jumlah pohon yang ada di sana. Berikut ini beberapa informasi terkait tempat tersebut.
Rute Menuju Lokasi
Obyek wisata ini berlokasi di Jl. KH. Muhasan II, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok 16515. Letaknya berada di seberang Mesjid Kubah Emas Dian Al Mahri.
Jaraknya sekitar 14 km dari tol Fatmawati. Untuk melihat rute yang harus dilewati, Anda dapat mengacu pada peta yang tersedia di atas.
Sejarah Singkat
Harap diketahui bahwa Kampung 99 Pepohonan merupakan sebuah kompleks perumahan yang juga menjadi tempat wisata yang dirancang dengan konsep integrasi dengan alam.
Beberapa puluh tahun yang lalu, terdapat seorang penduduk bernama Eddy Djamaluddin Suaidy, yang akrab dipanggil Abi, tinggal di daerah Cilandak, Jakarta Selatan.
Pada suatu malam, Abi sedang mencuci mobilnya yang berwarna putih. Ia merasa sedih ketika melihat mobil putihnya berubah menjadi hitam akibat terkena debu.
Tidak hanya itu, kap mobilnya juga tampak berminyak keesokan harinya. Hal ini membuatnya berpikir tentang kualitas udara yang selalu dihirup olehnya, keluarganya, dan orang-orang di sekitarnya.
Setelah itu, dia mengambil keputusan untuk mencari tempat yang mampu mewujudkan konsep kehidupan yang sehat. Prinsip ini kemudian berkembang menjadi sebuah budaya yang diterapkan dalam satu kawasan pemukiman yang dikenal sebagai Kampung 99 Pepohonan.
Abi dan keluarganya memutuskan untuk membeli sebidang tanah seluas 500 meter persegi pada tahun 1989. Lokasi tanah tersebut terletak di tepi sungai irigasi di kawasan Meruyung, Limo, Depok. Tanah ini dahulu digunakan sebagai tempat pembuangan sampah oleh masyarakat setempat selama bertahun-tahun.
Perhatian Abi juga tertuju pada adanya 5 pohon Rengas yang besar dan berusia puluhan tahun di lahan tersebut. Keberadaan pohon-pohon ini memberikan suasana yang sejuk dan teduh di sekitarnya. Meskipun usianya sudah puluhan tahun, pohon-pohon tersebut tetap berdiri tegak dan terawat dengan baik.
Lokasi ini menjadi tempat di mana Abi memulai budaya kebersamaan dan kekeluargaan. Semuanya dimulai dengan kegiatan pengerukan sampah, pengisian lubang cemplung menjadi tanah yang padat, serta penanaman pohon di lahan dan sepanjang sungai.
Selanjutnya, mereka melanjutkan dengan pembuatan turap di pinggir sungai untuk mencegah erosi. Semua kegiatan ini dilakukan secara gotong royong dan kolaboratif.
Pada tahun 1998, di atas tanah tersebut, dibangun sebuah rumah kayu bergaya Tomohon. Setahun setelahnya, Abi bersama tiga kepala keluarga lainnya memutuskan untuk menjual beberapa koleksi motor gede antik yang dimilikinya.
Hasil dari penjualan tersebut digunakan untuk membebaskan area lahan kritis di sepanjang pinggiran sungai Pesanggrahan. Area tersebut sebelumnya telah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
Namun, sayangnya area tersebut telah terkontaminasi oleh pestisida seluas 1,5 hektar. Oleh karena itu, Abi dan keluarganya bekerja sama untuk mengembalikan kesuburan tanah di area tersebut.
Banjir Besar
Akibat banjir besar yang melanda Jakarta pada tahun 2005, terjadi erosi yang semakin memperburuk kondisi lahan yang sudah kritis. Namun, upaya dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dengan menanam pohon-pohon di area tersebut.
Berbagai jenis pohon ditanam di sana, antara lain jati putih, jati, beringin, rengas, bintaro, damar, mahoni, kayu manis, kayu putih, kopo, trembesi, sonokeling, ketapang, kirai, karet, maja, eboni, rotan, nyamplung, puspa, putat, rembang, dan masih banyak jenis pohon keras lainnya.
Setelah beberapa tahun berlalu, tanaman-tanaman tersebut tumbuh dengan baik, dan area tersebut menjadi lebih sejuk dengan suhu sekitar 28-30 derajat Celsius. Selain itu, lahan juga pulih secara subur sehingga dapat ditanami kembali, tidak terkena banjir dan longsor.
Harga Tiket Masuk
Bagi para pengunjung yang ingin masuk ke Kampung 99 Pepohonan ini, tidak ada biaya masuk atau HTM yang dikenakan. Namun, jika Anda ingin melakukan perjalanan keliling atau trekking, disarankan untuk didampingi oleh pemandu agar keamanan lingkungan rumah-rumah tetap terjaga.
Anda akan menemukan berbagai fasilitas yang tersedia di sini, namun jika Anda ingin melakukan kegiatan di area ini, biaya yang diperlukan adalah setidaknya harga satu pohon, yaitu sebesar Rp. 25.000,- per orang per kegiatan.
Selain itu, terdapat paket outbound dengan harga sekitar Rp. 125.000,00 per orang (berlaku pada tahun 2013) dengan persyaratan tertentu. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah jumlah peserta harus dalam bentuk rombongan, minimal 20 hingga 30 orang.
Untuk paket kegiatan outbound anak-anak, terdapat empat pilihan kegiatan yang dapat dipilih, seperti snack, makan siang, base camp, pemandu, fasilitator, dan goody bag yang sesuai dengan kegiatan tertentu.
Penginapan
Selain itu, jika Anda ingin menginap di rumah kayu Kampung 99 Pepohonan, Anda akan dikenakan biaya sesuai dengan jenis rumah kayu yang Anda pilih. Biayanya dapat berbeda, misalnya 100 pohon, 80 pohon, dan sebagainya.
Sistem penghitungan biaya kegiatan dan penginapan di sini didasarkan pada nilai 1 pohon, dengan harga Rp 25.000,00 per pohon. Hal ini dilakukan karena mereka secara aktif melakukan penanaman pohon baru setiap harinya.
Kampung 99 Pepohonan tidak mengandalkan kegiatan wisata sebagai sumber utama pendapatan mereka. Pendapatan mereka berasal dari usaha pertanian, peternakan, dan perikanan yang dikerjakan secara bersama oleh seluruh anggota keluarga di sana.
Meskipun demikian, kawasan Kampung 99 Pepohonan terbuka untuk umum untuk dikunjungi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk berbagi pengetahuan dan sebagai sarana edukasi lingkungan, terutama bagi anak-anak.