Surabaya, kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia ini memiliki berbagai destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Jalan Kembang Jepun, sebuah kawasan yang terkenal dengan keindahan hiasan bunga khas Jepang yang menghiasi jalan di sepanjang kawasan tersebut.
Selain itu, kawasan ini juga dikenal sebagai pusat grosir berbagai macam barang seperti pakaian, pernak-pernik hiasan rumah, mainan, dan masih banyak lagi. Di Jalan Kembang Jepun, Anda bisa menemukan berbagai macam barang dengan harga yang terjangkau.
Tak heran jika kawasan ini menjadi salah satu destinasi belanja favorit para wisatawan maupun warga Surabaya. Namun, apa saja sih yang bisa Anda temukan di kawasan Jalan Kembang Jepun? Berikut 10 gambar Jalan Kembang Jepun Surabaya yang mungkin bisa menjadi referensi Anda.
Lokasi: Jl. Kembang Jepun, Kota Surabaya, Jawa Timur
Map: Klik Disini
HTM: Gratis
Buka Tutup: Senin – Minggu 08.00-24.00 WIB
Telepon: –
Cukup Ramai
Kota Surabaya merupakan kota yang cukup ramai dan banyak dikunjungi oleh wisatawan karena memiliki banyak tempat wisata yang menarik. Namun, tidak lengkap rasanya jika berjalan-jalan di kota Surabaya tanpa membeli oleh-oleh khasnya. Selain harganya yang terjangkau, kesibukan jual-beli di kota ini sangat menarik untuk dilihat.
Salah satu kawasan jual beli yang menarik untuk dikunjungi di Surabaya adalah Kembang Jepun. Di kawasan ini, Anda dapat membeli berbagai macam keperluan dengan harga grosir. Selain itu, kawasan ini juga terkenal dengan sajian kuliner yang sayang untuk dilewatkan ketika berkunjung ke kota Surabaya bersama keluarga.
Kembang Jepun
Kembang Jepun adalah sebuah kawasan bisnis yang terletak di Jalan Kembang Jepun, Surabaya, Jawa Timur. Jalan ini memiliki panjang 750 meter dan lebar 20 meter. Kawasan Kembang Jepun terkenal dengan kesibukan jual-beli yang ramai sepanjang hari.
Kawasan Kembang Jepun termasuk wilayah tersibuk di Surabaya yang selalu ramai. Di siang hari, banyak orang yang berlalu-lalang melakukan kegiatan jual-beli. Bahkan pada malam hari, kawasan ini masih ramai karena banyak penjual makanan yang buka hingga larut malam.
Wilayah Kembang Jepun tidak hanya merupakan kawasan tersibuk di kota Surabaya, tetapi juga merupakan wilayah tertua yang ada di kota tersebut. Terletak di dekat sungai Kalimas dan pelabuhan Tanjung Perak, wilayah Kembang Jepun selalu ramai dan sibuk dengan kegiatan bisnis dan jual-beli yang tak pernah berhenti.
Berbagai jenis toko dapat ditemukan di kawasan ini, seperti toko ATK (alat tulis kantor), mesin diesel, genset, fashion, serta bank danamon, bank BCA, dan tekstil.
Selain itu, Kembang Jepun terletak di kawasan Jembatan Merah yang terdiri dari Jalan Rajawali, Jalan Karet, dan Jalan Kembang Jepun itu sendiri. Hal ini semakin menambah keramaian di kawasan ini karena sejak tahun 1811, Jembatan Merah menjadi pusat pemerintahan kota Surabaya.
Gedung-gedung pemerintahan seperti kantor polisi, kantor pajak, kantor warga, dan lainnya berada di gedung yang sama di kawasan Jembatan Merah.
Karena hal ini, banyak masyarakat yang datang berkunjung untuk mengurus berbagai kepentingan mereka atau mencari lowongan kerja di tempat ini secara berkala.
Sejarah Singkat
Kembang Jepun telah menjadi pusat kota dan kawasan bisnis di Surabaya sejak dahulu. Bahkan hingga saat ini, tempat ini tetap menjadi sentra bisnis yang terkenal dengan perdagangan grosirnya. Kawasan ini telah dihuni oleh berbagai ras sejak zaman kerajaan Sriwijaya.
Ketika banyak kapal pedagang asing yang berlabuh di kota Surabaya, banyak orang asing yang menetap di Jalan ini. Sejak saat itu, sejarah ramainya Kembang Jepun dimulai dari bagian timur hingga barat, bahkan sampai ke Kalimas yang merupakan icon kota Surabaya.
Pada masa penjajahan Belanda, pemerintah membagi kawasan tersebut menjadi dua bagian. Kawasan Pecinan berada di sebelah selatan Kalimas, sedangkan di sebelah utara terdapat kawasan Kampung Arab dan Melayu. Jalan Kembang Jepun kemudian berfungsi sebagai pembatas antara kedua kawasan tersebut.
Bangsa China banyak bermukim di Indonesia, terutama di Surabaya, dan membuka toko di kota-kota besar, termasuk di Kembang Jepun. Mereka memainkan peran penting dalam membangun perekonomian Indonesia melalui jalur perdagangan.
Berhasil mengembangkan perdagangan di Kembang Jepun, orang-orang China yang bermukim di kawasan tersebut berhasil mengubah nasib mereka dari kemiskinan di negara asal menuju kesuksesan dalam dunia perdagangan.
Ketika pedagang Tionghoa berkembang, mereka membangun sebuah gerbang dengan arsitektur khas Tionghoa di Kembang Jepun. Selain itu, gedung-gedung dan fasilitas hiburan juga dibangun di kawasan ini dan masih bertahan hingga saat ini. Meskipun tidak sebanyak dahulu, masih banyak pedagang yang bertahan di Kembang Jepun.
Hingga saat ini, Kembang Jepun masih menjadi kawasan favorit bagi orang-orang China, sehingga tidak mengherankan jika terasa seperti berada di China Town karena banyak orang China yang datang dan berjualan di sini. Banyak dari mereka yang bermukim di Jalan Kembang Jepun.
Kawasan Kembang Jepun dahulu dikenal dengan nama Handelstraat yang artinya jalanan perdagangan. Pada masa penjajahan Jepang, nama kawasan ini diubah menjadi Kembang Jepun.
Nama ini berasal dari sebuah cerita tentang lokasi di sekitar kawasan ini yang dulunya menjadi tempat para wanita penghibur. Kata “Kembang” berarti bunga, yang menggambarkan perempuan, sedangkan “Jepun” merujuk pada orang Jepang. Namun, dalam lidah orang Jawa, kata ini menjadi “Jepun”.
Sebagai informasi tambahan, nama Kembang Jepun tidak hanya digunakan untuk Jalan di wilayah Surabaya. Ada juga tempat refleksi yang terkenal dengan nama Kembang Jepun Reflexology yang terletak di Sentrasari Mall B2-16, Bandung, Jawa Barat dengan kode pos 40613. Selain itu, terdapat juga Kembang Jepun Cafe yang populer di Bandung.
Kembang Jepun merupakan nama dari sebuah bunga yang indah dan terkenal. Bunga ini sangat cantik dan sering digunakan sebagai inspirasi dalam seni seperti lukisan atau aksesoris. Misalnya, jepit rambut kembang jepun Bali yang indah dan tersedia di toko-toko online.
Kya-Kya Surabaya
Kawasan Kembang Jepun masih sangat terkenal sebagai pusat jual beli grosir atau Central Business District I hingga saat ini.
Proses modernisasi Kembang Jepun diprakarsai oleh Walikota Surabaya, Bambang D. Hartono, didukung oleh PT. Kya Kya Kembang Jepun yang dipimpin oleh Dahlan Iskan.
Pada tahun 2003, Kya-Kya Surabaya didirikan sebagai pusat kuliner di kawasan Kembang Jepun. Kya-Kya Surabaya dirancang untuk menampung sekitar 200 pedagang makanan dan minuman dengan 2.000 kursi dan 500 meja makan. Pada tanggal 31 Mei 2003, kawasan Kya-Kya Surabaya resmi dibuka, bertepatan dengan ulang tahun Surabaya.
Untuk menikmati kuliner di kawasan ini, pengunjung dapat datang pada pukul 17.00 ketika wisata kuliner di Kya-Kya Kembang Jepun dibuka hingga pukul 24.00, sebelum para pedagang memulai aktivitas perdagangan mereka. Para pedagang biasanya memulai bisnis dagangannya pada pukul 08.00 – 16.00.
Jika Anda beragama Islam, disarankan untuk berhati-hati dalam memilih makanan karena kebanyakan orang Tionghoa di sini menyajikan makanan yang mengandung babi, seperti bakmi pangsit dan lain-lain. Terdapat sebuah restoran yang terkenal di sini, yaitu Mie Kembang Jepun, yang telah bertahan selama tiga generasi dengan menu andalannya yaitu mie goreng babi.
Tak jauh dari Mie Kembang Jepun, terdapat restoran Depot Pangsit Mie Babat Kembang Jepun di Jalan Dukuh Kupang yang sangat disarankan untuk dicoba. Namun, jika Anda mencari makanan halal, maka Anda bisa mencoba lomie yang disajikan di kawasan Kembang Jepun, tepatnya di Jalan Dukuh Pakis. Di sana juga tersedia bakmi dan kwetiau yang sangat lezat.
Selain menikmati berbagai macam kuliner, Anda juga bisa menikmati arsitektur Tionghoa yang indah dan berbagai pementasan budaya seperti festival ngamen, musik keroncong, tari Ngeremo, musik klasik China, dan bahkan Barongsai anak-anak yang sangat menghibur. Selain itu, tersedia juga acara-acara tematik seperti Dancing on the Street, Shanghai Night, Mystical Night, Festival Bulan Purnama, dan Agoestoesan Tjap Kya-kya Kembang Djepoen.
Sebuah Novel
Anda dapat mengetahui sejarah cerita Kembang Jepun melalui buku novel yang berjudul sama, yaitu Kembang Jepun yang ditulis oleh Remy Sylado. Selain itu, terdapat juga novel Perempuan Kembang Jepun yang menarik untuk dibaca karya Lan Fang.
Kedua novel tersebut dapat dibeli di toko buku ataupun Gramedia. Jika Anda memiliki keterbatasan dana, Anda bisa membaca sinopsisnya secara online. Jika beruntung, Anda juga dapat menemukan versi ebook gratis dari novel tersebut di internet.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada film yang menceritakan tentang Kembang Jepun ini.