Museum ini merupakan tempat yang menakjubkan untuk mempelajari dan mengapresiasi seni layang-layang tradisional Indonesia.
Di dalamnya, Anda akan menemukan koleksi yang mengesankan dari berbagai jenis dan ukuran layang-layang yang indah. Selain itu, museum ini juga menawarkan pengalaman interaktif yang memungkinkan pengunjung untuk mencoba membuat dan terbangkan layang-layang mereka sendiri.
Dengan harga tiket masuk yang terjangkau, Anda dapat menjelajahi keindahan budaya Indonesia melalui seni layang-layang di Museum Layang Layang Indonesia.
Lokasi: Jl. Haji Kamang No.19, RT.01/RW.01, Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Kota Jkt Selatan 12450
Map: Klik Disini
HTM: Rp.15.000
Buka Tutup: 09.00 – 16.00 WIB
Telepon: (021) 7658075, 7505112
Menurut catatan sejarah, diperkirakan permainan layang-layang berasal dari China pada sekitar tahun 2.500 SM. Namun, ditemukan sebuah penemuan menarik di Pulau Muna, Sulawesi Selatan, yang memunculkan pertanyaan baru mengenai asal-usul layang-layang.
Pada dinding gua di Pulau Muna, terdapat lukisan prasejarah yang menggambarkan figur yang sedang bermain layang-layang. Lukisan ini diperkirakan berumur 5-9 ribu tahun. Jika benar, maka permainan layang-layang sebenarnya berasal dari Indonesia, bukan China.
Bahkan, dalam kitab Sulalatun Salatin atau Sejarah Melayu, disebutkan bahwa pada abad ke-17 di kawasan Nusantara telah diadakan festival layang-layang yang diikuti oleh para pembesar kerajaan.
Untuk mendapatkan informasi lengkap tentang sejarah permainan layang-layang, sumber seperti ensiklopedi, buku-buku, atau pencarian melalui internet dapat menjadi referensi yang berguna. Museum Layang Layang Indonesia juga menjadi salah satu sumber yang dapat memberikan informasi mendalam mengenai permainan layang-layang.
Di museum ini, pengunjung akan diberikan tidak hanya informasi seputar layang-layang, tetapi juga kesempatan untuk melihat langsung berbagai bentuk layang-layang dari seluruh penjuru tanah air, bahkan beberapa negara di dunia.
Bagi mereka yang menggemari permainan ini dan ingin mengetahui sejarah serta perkembangannya dari zaman ke zaman, Museum Layang-Layang Indonesia menjadi tempat yang ideal untuk dikunjungi.
Selain itu, pengunjung juga akan diajak untuk berpartisipasi dalam membuat, melukis, dan menerbangkan layang-layang secara langsung.
Melalui Museum Layang-Layang Indonesia, kita dapat menyadari bahwa layang-layang bukan hanya sebuah permainan semata.
Layang-layang juga merupakan bentuk ekspresi budaya suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu, yang memungkinkan kita mempelajari aspek sosio-kultural dari suku atau bangsa tersebut.
Selain sebagai alat permainan, layang-layang juga memiliki berbagai fungsi lainnya, seperti mengusir burung di sawah, membantu nelayan mencari ikan, memberikan informasi tentang upacara pernikahan, dan sebagainya.
Selain manfaat fisiknya, layang-layang juga dapat merangsang kreativitas terutama pada anak-anak.
Melibatkan anak-anak usia dini dalam pembuatan dan penghiasan layang-layang dengan gambar yang mereka inginkan memiliki banyak manfaat yang positif.
Museum Layang Layang Indonesia memiliki peran penting dalam melatih saraf motorik dan psikomotorik pengunjungnya agar lebih tekun, sabar, teliti, kreatif, dan memiliki daya imajinasi yang tinggi.
Fungsi edukatif inilah yang membuat Museum Layang Layang Indonesia sering dikunjungi oleh rombongan pelajar yang datang bersama guru-guru mereka.
Selain mengajak pengunjung untuk mempelajari lebih lanjut tentang layang-layang, museum ini juga memiliki koleksi benda-benda antik dan berbagai motif kain batik dari berbagai daerah di Indonesia.
Meskipun koleksi benda-benda antik dan kain batik ini tidak sebanyak koleksi yang dimiliki oleh museum benda antik atau museum batik, tetapi keduanya merupakan pelengkap yang penting.
Mengenal Sekilas
Museum Layang Layang Indonesia hadir berkat dedikasi Endang Ernawati, seorang pakar kecantikan yang juga seorang penulis buku terkenal.
Endang Ernawati adalah sosok yang mendirikan museum ini karena ia mencintai layang-layang dengan sepenuh hati. Cinta pada layang-layang pertama kali muncul saat ia membeli sebuah layang-layang di Amerika Serikat pada tahun 1970.
Sejak saat itu, Endang Ernawati mulai mempelajari segala hal tentang layang-layang dan dengan giat mengumpulkan koleksi layang-layang dari berbagai daerah yang pernah ia kunjungi.
Delapan belas tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1988, ia mendirikan Merindo Kites & Gallery.
Tujuan dari pendirian galeri tersebut adalah memberikan tempat bagi para pecinta layang-layang dan menggelar festival layang-layang sebanyak mungkin di berbagai wilayah.
Sejak itu, Merindo Kites & Gallery menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengadakan festival layang-layang, baik tingkat nasional maupun internasional.
Festival layang-layang internasional pertama kali diadakan di Bumi Serpong Damai, Tangerang pada tahun 1993.
Namun, meskipun telah menyediakan tempat bagi para pecinta layang-layang, Endang Ernawati merasa belum puas. Ia ingin mengajak orang lain untuk mencintai layang-layang sebagai permainan tradisional Indonesia.
Oleh karena itu, ia membeli sebidang tanah di sebelah rumahnya dan mendirikan bangunan yang kini menjadi Museum Layang Layang Indonesia.
Museum ini berlokasi di Jl. Haji Kamang No.19, RT.01/RW.01, Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Museum ini resmi dibuka untuk umum pada tanggal 21 Maret 2003.
Hingga kini, Museum Layang Layang Indonesia telah mengumpulkan lebih dari 600 koleksi layang-layang, dan jumlah koleksi tersebut terus bertambah dari sumbangan pelayang Indonesia serta karya seniman layang-layang yang bekerja di rumah budaya yang terdapat di museum ini.
Bangunan Museum Layang Layang Indonesia terdiri dari ruang utama berbentuk joglo dan beberapa ruang kecil di sampingnya. Di dekat loket, terdapat ruang audio visual yang dapat menampung hingga 35 orang untuk menonton video. Selain itu, terdapat pendopo berlantai putih di depan ruang audio, yang mampu menampung sekitar 70 orang. Pendopo ini sering digunakan untuk kegiatan workshop anak-anak, seperti membuat layang-layang dan membatik, serta terkadang juga digunakan untuk menggelar acara pernikahan, pesta, dan berbagai acara lainnya.
Di bagian luar, terdapat bangunan panjang yang digunakan sebagai kantor dan ruang tamu. Selama 14 tahun berdiri, Museum Layang Layang Indonesia telah menerima beberapa penghargaan, termasuk Penghargaan Kepariwisataan Indonesia dari Menteri Pendidikan dan Pariwisata pada tahun 2004, serta penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) pada tahun 2011 atas pemecahan rekor pembuatan layang-layang dengan bentuk diamond oleh para penggagas dan penyelenggara.
Menikmati Keindahan
Saat memasuki area Museum Layang Layang Indonesia, pengunjung akan langsung disambut oleh halaman luas yang dihiasi oleh pohon-pohon besar dan beragam jenis tanaman, memberikan kesan indah, teduh, dan asri.
Di samping itu, terlihat beberapa gazebo dan deretan kursi yang tersedia untuk para pengunjung beristirahat.
Setelah membeli tiket, para pengunjung akan mendapatkan pendampingan dari seorang pemandu yang akan memandu mereka melalui setiap tahap tur museum layang-layang.
Pemandu juga akan memberikan penjelasan tentang berbagai koleksi museum dan hal-hal yang berkaitan dengan layang-layang.
Perjalanan dimulai dengan mengunjungi ruang audio visual. Di ruangan ini, yang dapat menampung sekitar 35 orang, pengunjung dapat menonton video berdurasi sekitar 15 menit.
Video tersebut mempersembahkan sejarah dan berbagai informasi menarik tentang layang-layang serta festival-festival yang pernah diadakan.
Setelah menonton video, pemandu akan mengajak pengunjung melewati serambi untuk masuk ke ruang utama dan ruang-ruang kecil di sekitarnya, tempat di mana koleksi layang-layang dari seluruh Indonesia dan beberapa negara lainnya dipajang.
Di sini, pengunjung dapat melihat berbagai jenis layang-layang mulai dari yang terkecil berukuran 2 cm² hingga yang terbesar berukuran 9 x 26 meter yang disebut Megaray.
Anda dapat menyaksikan koleksi layang-layang Nusantara yang menarik, termasuk layang-layang yang digunakan oleh masyarakat nelayan di Lampung untuk memancing ikan layur.
Selain itu, terdapat pula layang-layang dari Bali yang digunakan dalam ritual memanggil hujan, layang-layang dari Kalimantan Selatan yang diterbangkan dalam upacara pernikahan, dan banyak lagi.
Salah satu yang menarik perhatian adalah layang-layang khas Kalimantan Selatan, terdiri dari pasangan yang disebut Dandang Laki dan Dandang Bini. Layang-layang ini memiliki bentuk unik dan dilengkapi dengan tabung bambu di bahu yang mengeluarkan bunyi saat diterbangkan. Konon, layang-layang ini terinspirasi oleh bentuk burung Enggang yang dianggap keramat oleh Suku Dayak.
Tidak hanya layang-layang dari Kalimantan Selatan, namun hampir semua koleksi layang-layang yang dipamerkan di museum ini memiliki bentuk unik dan menarik. Terdapat layang-layang berbentuk ikan, capung, burung, laba-laba, Dewi Sri, delman, perahu, rumah, dan berbagai bentuk lainnya.
Selain koleksi layang-layang dari Indonesia, museum ini juga menampilkan layang-layang dari berbagai negara seperti Jepang yang digunakan dalam tradisi kelahiran anak laki-laki, Korea yang digunakan untuk mengusir roh jahat, serta layang-layang dari Malaysia, India, Pakistan, China, Thailand, Turki, dan Swedia.
Setelah puas menikmati koleksi layang-layang, kegiatan terakhir yang bisa dilakukan adalah mengikuti workshop pembuatan layang-layang. Workshop ini tidak dikenakan biaya tambahan karena sudah termasuk dalam tiket masuk.
Anak-anak pengunjung akan dibimbing untuk merakit, menghias, dan mewarnai layang-layang menggunakan alat dan bahan yang disediakan oleh pengelola museum.
Setelah selesai membuat layang-layang, anak-anak dapat mencoba menerbangkannya di halaman museum yang luas dengan menggunakan benang yang telah disiapkan. Layang-layang boleh dibawa pulang setelah itu.
Selain workshop pembuatan layang-layang, Museum Layang Layang Indonesia juga menyediakan fasilitas bagi pengunjung yang ingin mengikuti pelatihan membuat keramik, melukis payung, membatik, melukis T-shirt, membuat wayang, kipas, atau topeng. Namun, untuk workshop tersebut, akan dikenakan biaya terpisah dari tiket masuk museum.
Harga Tiket Masuk
Untuk dapat mengunjungi dan melihat koleksi layang-layang di Museum Layang Layang Indonesia, pengunjung akan dikenai biaya tiket masuk sebesar Rp.15.000.
Pada pandangan pertama, harga tiket tersebut mungkin terlihat tinggi, namun jika melihat pelayanan yang diberikan, harga tersebut sebanding.
Pengunjung akan didampingi oleh seorang pemandu selama berada di dalam museum dan diberi pelatihan untuk membuat layang-layang yang dapat dibawa pulang.
Selain tiket masuk, pengunjung yang tertarik untuk mengikuti workshop lainnya harus mengeluarkan biaya tambahan yang bervariasi tergantung jenis workshop yang dipilih.
Beberapa workshop yang tersedia di museum ini beserta tarifnya antara lain: Membuat Keramik seharga Rp.65.000, Membatik seharga Rp.70.000, Melukis Layang-layang Polyster Besar seharga Rp.60.000.
Sementara itu, untuk Melukis Layang-layang Polyster Kecil dikenakan biaya Rp.50.000, Melukis Payung seharga Rp.100.000, Melukis Keramik seharga Rp.75.000, Melukis T’Shir seharga Rp.70.000, Melukis Wayang seharga Rp.50.000, Melukis Kipas seharga Rp.70.000, dan Melukis Topeng seharga Rp.50.000.
Fasilitas Yang Ada
Selain ruang audio visual, ruang pameran, dan ruang workshop, Museum Layang Layang Indonesia juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas lainnya seperti gazebo, kursi taman, kamar mandi dan toilet, mushollah, serta area parkir.
Di dalam museum ini tidak terdapat stand atau kios yang menyediakan makanan, kecuali minuman ringan yang dapat dibeli di dekat pos penjaga.
Oleh karena itu, bagi pengunjung yang datang ke sini, disarankan untuk membawa bekal sendiri, terutama jika datang bersama anak-anak.
Rute Menuju Lokasi
Untuk mengunjungi Museum Layang Layang Indonesia, akses ke lokasi sebenarnya cukup mudah, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Alamat museum ini tertera dengan jelas pada peta.
Namun, karena lokasinya agak tersembunyi, memerlukan sedikit usaha atau mungkin bertanya kepada orang sekitar untuk mencapai tujuan tersebut.
Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi, dari tol JORR dapat mengambil arah RS Fatmawati dan terus menuju selatan menuju Pondok Labu.
Setelah melewati Giant, JL. Lebak Bulus I dan II, serta Mall/Apartemen Oneberlpark, tidak jauh dari mall tersebut terdapat jalan menanjak dan bangunan SDN Pondok Labu 01, sebelum akhirnya bertemu dengan JL. H. Kamang.
Setelah mencapai JL. H. Kamang, masuk ke jalan tersebut dan sekitar 350 meter di sebelah kanan jalan akan ditemukan lokasi yang dituju.
Jalan menuju lokasi cukup lebar untuk dilewati dua mobil sejajar, namun sebagian lainnya agak sempit sehingga perlu bergantian melalui jalur tersebut.
Bagi pengunjung yang menggunakan angkutan umum, dapat menggunakan Bus Jurusan Lebak Bulus yang melalui JL. Raya Fatmawati, lalu turun di JL. H. Kamang.
Dilanjutkan dengan menggunakan ojek atau berjalan kaki, karena dari pintu masuk JL. H. Kamang hingga ke lokasi masih sekitar 350 meter.