Selamat datang di artikel kami yang akan mengajak Anda menikmati keindahan Pantai Mangrove di Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Dalam artikel ini, kami telah mengumpulkan 10 gambar menakjubkan yang akan memukau Anda dengan pesona alamnya. Pantai Mangrove ini menawarkan pemandangan yang eksotis dengan hutan bakau yang hijau, pasir putih yang memikat, dan air laut yang jernih. Jelajahi pesona alami Pantai Mangrove Serdang Bedagai melalui gambar-gambar indah ini dan rasakan sensasi kedamaian di tengah-tengah keindahan alam yang menakjubkan.
Lokasi: Desa Sei Nagalawan, Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai
Map: Klik Disini
Harga Tiket Masuk: Rp.10.000 per Orang, Parkir Rp.10.000 per Motor
Apabila Anda berada di DKI Jakarta, Taman Mangrove dapat ditemukan di Utara Jakarta. Ketika Anda mengunjungi Kota Medan, luangkanlah waktu untuk singgah ke Desa Sei Nagalawan, Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.
Di sana, terdapat Pantai Mangrove Kampung Nipah yang tidak hanya menawarkan liburan dan relaksasi, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mendapatkan edukasi lebih mendalam mengenai pohon mangrove.
Rute Menuju Lokasi
Jika Anda menggunakan Google Maps, cukup masukkan tujuan Anda dan aplikasi akan langsung mengarahkan Anda ke Pantai Mangrove. Namun, bagi yang tidak menggunakan aplikasi peta, Anda dapat menuju ke Jalan Medan-Pematang Siantar.
Setelah mencapai Pasar Bengkel Perbaungan di Jalan Medan-Pematang Siantar, Anda dapat bertanya kepada penjual atau warga di sekitar lokasi mengenai simpang jalan menuju tujuan Pantai Mangrove.
Sejarah Singkat
Dahulu, penduduk Kampung Nipah mengalami kesulitan dengan profesi sebagai nelayan ketika pantai di Deli Serdang dibabat untuk pembangunan. Pada pertengahan tahun 1980-an, pesisir Pantai Timur Sumatera Utara dibuka untuk pertambakan udang windu pada masa pemerintahan Soeharto.
Namun, di masa orde baru, program ini dilakukan karena tidak adanya hutan bakau yang dapat menahan gelombang air laut menyebabkan abrasi, sehingga gelombang mencapai rumah-rumah nelayan. Selama dua dekade, nelayan di Sei Nagalawan merasakan dampaknya, terutama terhadap hasil tangkapan seperti udang dan kepiting.
Krisis mangrove menyebabkan berkurangnya tempat berkembang biak bagi biota laut, dan hasil tangkapan menjadi semakin sedikit karena kurangnya tanaman penahan ombak dan air pasang.
Untuk bertahan hidup, pada tahun 2005, nelayan secara swadaya menanam bakau di sepanjang pesisir Desa Sei Nagalawan di Pantai Timur, Sumatera Utara. Mereka memiliki tekad yang kuat dan tidak mengemis bantuan dari pemerintah.
Selama masa penanaman bakau, istri nelayan juga berkontribusi dengan membuat produk makanan ringan secara tradisional. Inisiatif ini dimulai sejak tahun 2004 hingga 2009 dan berkembang secara swadaya, karena masyarakat di Desa Sei Nagalawan ingin keluar dari kemiskinan dan melepaskan diri dari eksplorasi tengkulak yang mengeksploitasi mereka secara ekonomi dan sosial dengan bunga tinggi.
Pada tahun 2012, para nelayan di Sei Nagalawan mendirikan koperasi bernama Koperasi Serba Usaha (KSU) Muara Baimbai. Dengan mengusung konsep wisata edukasi dan mangrove yang dinamai Kampung Nipah, inisiatif ini mendapat respon positif dari pengunjung atas kreativitas nelayan Desa Sei Nagalawan.
Wisata Edukasi
Tempat ini merupakan destinasi ekowisata yang pertama kali dikelola oleh komunitas lokal. Bahkan, seluruh proses pembuatan produk dari bahan bakau hingga homestay dijalankan oleh penduduk setempat.
Tujuan dari pembuatan Hutan Bakau ini adalah untuk memberikan manfaat dalam mencegah abrasi atau erosi agar garis pantai tetap terjaga dan tidak terkikis.
Berdasarkan video-video yang ada di YouTube yang menampilkan gelombang besar, ternyata bakau memiliki kemampuan untuk meredam air dan menjaga kestabilan wilayah pantai. Keberadaan pohon bakau ini juga memberikan rasa aman bagi para nelayan yang beraktifitas di sekitar pantai.
Di Pantai Mangrove Kampung Nipah, terdapat berbagai kegiatan wisata edukasi yang bisa dinikmati. Pengunjung dapat memperoleh pengetahuan tentang tanaman bakau secara langsung dari para pengelola pantai.
Selain itu, para pengunjung juga berkesempatan untuk menanam bibit bakau secara langsung, menyaksikan proses pengolahan makanan dari bahan bakau, hingga bersantai di pantai yang terkenal dengan pasir putihnya.
Wisata Kuliner
Selain menawarkan pengalaman berwisata bahari, para pengunjung juga dapat menikmati berbagai hidangan seafood segar hasil tangkapan para nelayan.
Menu makanan yang bisa dipesan antara lain ikan bakar dengan harga Rp10.000 per ons, kepiting segar dengan variasi sop atau asam manis seharga Rp8.000 per ons, dan udang segar dengan pilihan goreng, sop, atau asam manis dengan harga Rp10.000 per ons.
Tak hanya makanan, tersedia pula beragam minuman segar seperti buah kelapa muda yang dibanderol seharga Rp10.000 dan kopi hitam sekitar 8 ribu.
Hal yang unik dari tempat ini adalah semua makanan tradisional yang dijual tidak mengandung bahan pengawet dan menggunakan bahan baku pohon bakau seperti keripik nipah, teh jeruju, dodol, dan sirup dengan harga masing-masing Rp10 ribu.
Sebagai destinasi wisata, pengelola juga menyediakan fasilitas tempat salat dan homestay bagi wisatawan yang ingin menginap. Jika Anda tertarik, Anda dapat langsung melakukan check-in.
Mangrove di Indonesia
1. Hutan Mangrove Muara Angke
Hutan tersebut terletak di bagian utara Jakarta dan sepanjang garis pantainya tumbuh hutan bakau yang telah dibuka untuk para wisatawan.
Banyak pengunjung yang datang ke sana untuk berwisata sambil menikmati pemandangan alam dan melihat habitat hewan asli seperti monyet.
Kawanan monyet ini berperan penting dalam penyebaran bibit tanaman bakau secara alami. Hutan bakau Muara Angke berlokasi di Jalan Garden House RT 8/ RW 1 Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.
Jika Anda berencana mengunjungi tempat tersebut, lokasi ini beroperasi mulai pukul 07.00 hingga 16.00. Harga tiket masuknya sekitar Rp 25.000 per orang.
2. Hutan Mangrove Rembang
Hutan mangrove di Rembang, sebuah kota di Jawa Tengah, merupakan salah satu destinasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal saat liburan panjang atau akhir pekan. Lingkungannya yang alami dan hijau membuat para wisatawan semakin terpesona.
Hutan mangrove ini berlokasi dekat dengan pusat kota, sehingga para wisatawan tidak akan kesulitan untuk mencapai tempat ini.
Informasi singkat mengenai lokasi hutan ini adalah di Teluk Rembang, Kabupaten Rembang. Jam buka dari pukul 08.00 hingga 16.00, dan harga tiket masuknya adalah Rp 2.000 per orang.
3. Hutan Mangrove Tapak Tugurejo Semarang
Mangrove Tapak Tugurejo adalah sebuah tempat yang terletak di wilayah Jawa Tengah dan populer sebagai tempat untuk berfoto di Semarang. Lokasinya berada di Tugurejo, di pesisir utara Semarang.
Untuk mencapai Hutan bakau ini, Anda dapat menggunakan transportasi tradisional seperti andhong atau delman.
Berikut adalah informasi penting yang perlu Anda ketahui:
– Lokasi: Desa Tapak, Tugurejo, Semarang
– Jam buka: 08.00 sampai 16.00
– Harga Tiket Masuk: Rp 25.000
4. Hutan Mangrove Tarakan
Hutan Mangrove Tarakan, yang terletak di Kalimantan Timur, memiliki luas sekitar 21 hektar dan ditanami oleh berbagai jenis tanaman bakau.
Hutan mangrove ini merupakan paru-paru kota Tarakan karena wilayah ini berada di pesisir. Di lokasi ini, seringkali dilakukan penelitian.
Lokasinya tepatnya terletak di pesisir kota Tarakan. Jam buka tempat ini adalah mulai dari pukul 09.00 hingga 17.00, dan harga tiket masuk sekitar Rp 5.000 per orang.
5. Hutan Mangrove Margomulyo Balikpapan
Di wilayah Kalimantan Timur, khususnya di Balikpapan, terdapat suatu tempat menarik yang dikenal sebagai hutan mangrove Margomulyo. Tempat ini merupakan salah satu hutan konservasi yang ekosistemnya dilindungi oleh pemerintah.
Hutan mangrove Margomulyo seringkali menjadi tujuan para wisatawan yang ingin menyaksikan kehidupan mangrove dan habitat kepiting laut yang ada di sana.
Lokasi hutan bakau ini terletak di Desa Margomulyo, Kota Balikpapan. Jam operasionalnya adalah dari pukul 08.00 hingga 17.00, dan biaya tiket masuk untuk setiap pengunjung adalah Rp 5.000 per orang.
6. Hutan Bakau Wanasari Bali
Terletak di kawasan yang kerap didatangi oleh wisatawan asing, tempat ini dikenal sebagai Mangrove Forest Wanasari. Di dalamnya terdapat Pusat Informasi Bakau yang sering dikunjungi oleh peneliti untuk menggali informasi dan memerhatikan beragam satwa, terutama burung.
Di lokasi ini, terdapat juga Menara Pengawas lengkap dengan teropong, yang memungkinkan pengunjung melihat hutan bakau dari kejauhan. Tempat ini terletak di Ekowisata Wanasari, Tuban, Badung, Propinsi Bali, dengan jam buka dari pukul 08.00 hingga 16.00. Tiket masuknya seharga Rp 5.000 per orang.
7. Hutan Mangrove Pantai Congot Kulon Progo
Di sebelah barat kota Jogja, tepatnya di atas aliran Sungai Bogowonto, terdapat hutan mangrove yang memiliki jembatan penghubung antara satu bagian hutan dengan yang lainnya.
Selain itu, di hutan mangrove ini telah disediakan beragam fasilitas olahraga seperti jogging track dan lainnya untuk menyenangkan para pengunjung.
Lokasinya berada di Pasir Mendit, Jangkaran, Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hutan mangrove ini tidak memiliki jam buka yang spesifik dan harga tiket masuknya adalah Rp 3.000.
8. Hutan Mangrove Wonorejo Surabaya
Hutan bakau di Surabaya menawarkan pesona yang sangat menarik. Berlokasi di area seluas 200 hektar, hutan ini menampilkan pemandangan yang rindang dan hijau. Area ini juga menjadi habitat bagi berbagai spesies hewan dilindungi pemerintah, termasuk kera berekor panjang dan beragam burung.
Lokasi hutan bakau ini berada di Jl. Raya Wonorejo No.1, Wonorejo, Rungkut, Surabaya. Waktu kunjungan dimulai dari pukul 08.00 hingga 16.00. Untuk memasuki area ini, tiket masuk dewasa dihargai sebesar Rp 25.000 dan untuk anak-anak sebesar Rp 15.000.
9. Hutan Mangrove Kampung Laut Cilacap
Di pulau Jawa, terdapat hutan bakau lainnya yang dapat ditemukan di kampung laut di daerah Cilacap. Akses ke tempat tersebut membutuhkan sedikit usaha karena harus menggunakan perahu atau kapal. Hutan ini menampung berbagai jenis fauna laut yang hidup harmonis bersama dengan penduduk asli Kampung Laut Cilacap.
Di lokasi ini, terdapat berbagai daya tarik seperti goa karst yang indah, jembatan, dan bangunan sederhana yang terbuat dari kayu. Tempat-tempat menarik ini terletak di desa Ujungalang, Ujung Gagak, Panikel, dan Klecas. Untuk masuk ke area ini, tiket seharga Rp 10.000 per orang diperlukan.
10. Hutan Mangrove Trenggalek
Hutan bakau yang berlokasi di pantai Cengkrong memiliki luas sekitar 100 hektar. Di tempat ini, terdapat berbagai fasilitas seperti jembatan galau, gazebo, dan sampan yang dapat dinikmati oleh pengunjung.
Apabila Anda mencari destinasi wisata alam, Ekowisata Bakau, Pancer Cengkrong adalah pilihan yang menarik. Tempat ini terletak di Karanggandu, Watulimo. Untuk memasuki kawasan ini, tiket masuknya seharga Rp 5.000 per orang, dan kendaraan roda empat dikenai biaya parkir sebesar Rp 10.000.
11. Mangrove Center Tuban (MCT)
Berawal dari sebuah lembaga kecil pribadi yang didirikan oleh Pak Ali Mansyur, beliau bertujuan awalnya hanya untuk menanam mangrove sebagai upaya mengatasi abrasi di pantai. Namun, perkembangan lembaga ini sangat pesat sehingga pada tahun 2000, lembaga tersebut telah berkembang menjadi 12 kelompok tani dan bahkan mendirikan sebuah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) mandiri.
Seiring dengan pertumbuhannya, pada tahun 2005, lembaga ini resmi diresmikan dengan nama Mangrove Center Tuban. Selanjutnya, lembaga ini bergerak di berbagai bidang, termasuk kehutanan, lingkungan, perikanan, dan peternakan. Pada tahun 2011, lembaga ini juga memperluas kegiatan sebagai konservasi tanaman holtikultura. Alamatnya berada di Jalan Raya Tuban-Semarang KM 9 Desa Jenu, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Untuk dapat mengunjungi hutan bakau yang dikelola oleh lembaga ini, pengunjung dikenakan biaya tiket sebesar Rp 5.000 per orang.
12. Pekalongan Mangrove Park
Terdapat sebuah spot yang telah beroperasi sejak tahun 2015 di sisi sebelah kanan gedung krematorium Pekalongan. Spot ini menonjol karena kontras dengan keindahan taman bakau yang hijau. Meskipun tidak ada pagar pembatas antara krematorium dan kawasan hutan bakau, namun hal ini justru memberikan kesan yang lebih unik.
Di tempat ini, terdapat beragam fasilitas yang lengkap seperti Banana Boat, Lorong, dan Jembatan Cinta. Tempat ekowisata ini berlokasi di kelurahan Kandang Panjang, Kota Pekalongan, berdekatan dengan Kampus Stain serta pantai Pasir Kencana. Yang menarik, biaya masuk ke tempat ini adalah gratis.
13. Pantai Mangrove Kawang
Sebuah tempat yang dikenal dengan sebutan Cemara Muncar telah resmi dibuka pada awal tahun 2023, namun pepohonan dan tanaman di tempat tersebut sebenarnya telah ditanam sejak tahun 2016.
Daya tarik utama dari tempat wisata ini adalah tulisan-tulisan unik yang cocok untuk berfoto selfie. Lokasinya berada di Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Untuk dapat masuk ke tempat ini, pengunjung perlu membayar biaya sekitar Rp. 10.000 per orang.
14. Hutan Mangrove Kota Tegal
Hutan bakau yang terletak di sebelah timur Pantai Alam Indah atau PAI tumbuh subur dengan berbagai jenis tanaman mangrove, seperti cemara Laut, bakau, api-api, tanjung, lamtoro, glodogan, mangga, widara laut, waru, hingga mahoni.
Jalan setapak di hutan ini telah dirapikan dengan paving block, sehingga sangat nyaman untuk dijadikan area jogging track.
Masuk ke area hutan ini gratis, namun dikenakan biaya parkir yang sangat murah, seolah menjadi retribusi untuk menjaga kebersihan tempat sekitar.
Terdapat banyak hutan bakau lainnya di Indonesia yang tidak sempat dijabarkan satu per satu, seperti di Pantai Cengkrong Tulungagung, Bakau Ayah Kebumen, di Muara Gembong Bekasi, Nongsa Batam, di Perairan Belawan, Bsd Bontang, dan di Pantai Baros Bantul. Selain itu, ada juga hutan bakau Ujungpangkah di Gresik, Hutan Bakau Karangsong di Indramayu, dan Taman Bakau Morosari Demak.
Tumbuhan bakau ini juga menjadi nama sebuah hotel di Olongapo, Filipina, yaitu Mangrove Resort Hotel.
Jadi, beberapa hutan bakau di Indonesia dapat dijadikan tempat wisata menarik saat liburan atau akhir pekan tiba. Biasanya, berwisata ke Hutan Bakau tidak memerlukan biaya besar, kecuali jika Anda ingin menginap di kawasan wisata tersebut.