Lokasi: Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur
Map: Klik Disini
HTM: Rp.15.000 per Orang
Buka Tutup: 24 Jam
Pantai Papuma, sebuah destinasi wisata yang terletak di Jember, Jawa Timur, semakin populer di kalangan wisatawan dalam dan luar negeri. Keindahan pantai ini terletak pada pasir putihnya yang halus dan bersih, air lautnya yang jernih, serta udara yang sejuk dan segar.
Tidak hanya itu, kawasan ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk penginapan berstandar internasional dan berbagai aktivitas wisata seperti snorkeling, diving, dan bermain parasailing. Mulai Januari 2023, harga tiket masuk ke kawasan Pantai Papuma di Jember adalah Rp.15.000 per orang, namun belum termasuk biaya parkir sepeda motor atau mobil.
Simak sepuluh gambar Pantai Papuma yang memukau dan nikmati keindahan alam yang mempesona di sana.
Terindah di Jatim?
Pantai Papuma di Jember, Jawa Timur, dianggap sebagai pantai terbaik di Pulau Jawa oleh para traveler yang pernah mengunjungi pantai-pantai di seluruh Pulau Jawa.
Meskipun namanya tidak setenar Pantai Parangtritis, Pantai Pangandaran, atau Pantai Balekambang, Pantai Papuma relatif baru dikembangkan sebagai destinasi pariwisata oleh Perum Perhutani Jawa Timur.
Sebelum dikelola, Pantai Papuma hanya dikenal oleh masyarakat setempat karena sulit dijangkau. Namun, setelah dikembangkan sebagai objek pariwisata, Pantai Papuma menjadi ikon baru pariwisata di Jember yang dikunjungi tidak hanya oleh wisatawan lokal, tapi juga turis dari mancanegara.
Sebaliknya, Pantai Watu Ulo yang sebelumnya menjadi ikon pariwisata Jember, seakan tenggelam karena tidak mengalami peningkatan yang berarti dari sisi fasilitas dan infrastruktur yang mendukung industri pariwisata, terlebih setelah Hotel Watu Ulo ditutup.
Saat ini, Pantai Papuma menjadi destinasi wisata yang populer dan menarik bagi para wisatawan yang ingin menikmati pesona keindahan pantai di Jember.
Lukisan Alam
Ketika memasuki pintu gerbang Pantai Tanjung Papuma, para wisatawan akan disambut oleh Hutan Maliki yang rindang dengan berbagai jenis pepohonan dan satwa liar seperti monyet, rusa, babi hutan, trenggiling, landak, biawak, ayam hutan, dan berbagai macam burung.
Jarak dari pintu gerbang ke pantai sekitar 500 meter dengan jalan beraspal yang halus, namun memiliki tanjakan yang tajam hingga hampir 45O. Jika memiliki fisik yang prima, disarankan untuk berjalan kaki dari pintu gerbang ke pantai, sehingga dapat menikmati keindahan suasana hutan yang masih alami.
Selama perjalanan, wisatawan juga dapat melihat sisa-sisa peninggalan Perang Dunia II, seperti Goa Jepang di salah satu area di tempat tersebut.
Namun, tempat paling menarik dalam perjalanan tersebut adalah ketika melewati tanjakan, karena di atas tanjakan tersedia tempat beristirahat semacam gazebo yang juga berfungsi sebagai gardu pandang.
Di tempat ini, para wisatawan dapat menikmati pemandangan Pantai Tanjung Papuma dari ketinggian. Pantai Tanjung Papuma dinamakan demikian karena posisinya yang menjorok ke laut menyerupai tanjung dan memiliki luas sekitar 35 hektar dengan panjang sekitar 25 km.
Bagi yang tidak kuat berjalan kaki, dapat tetap berada di atas kendaraan yang mengantar dari pintu gerbang ke lahan parkir yang luas.
Setelah turun dari kendaraan, wisatawan langsung dapat menikmati keindahan Pantai Papuma. Dari pesisir pantai, wisatawan bisa melihat deburan ombak yang indah di balik batang-batang pohon peneduh sejauh sekitar 100 meter.
Saat melangkah menuju pesisir pantai, wisatawan dapat merasakan pasir yang putih, bersih, dan lembut di bawah telapak kaki.
Di pesisir pantai, wisatawan dapat menyaksikan pemandangan alam yang menakjubkan, yaitu hamparan pasir putih yang berombak, dengan latar belakang laut dan langit biru, serta tujuh pulau karang kecil di tengah laut.
Pulau-pulau tersebut dinamai oleh masyarakat setempat sebagai Pulau Nusa Barong, Pulau Batara Guru, Pulau Narada, Pulau Kresna, Pulau Kajang, dan Pulau Kodok yang bentuknya mirip dengan kodok raksasa.
Meskipun terletak di tengah lautan lepas, satu dari tujuh pulau tersebut, yaitu Pulau Narada, dapat dijangkau dengan berjalan kaki saat air laut sedang surut. Bahkan, banyak yang memanfaatkan pulau ini sebagai tempat memancing. Namun, saat air laut pasang, akan terlihat deburan ombak besar yang menghantam Pulau Narada, menyajikan pemandangan yang indah.
Di pesisir pantai dekat Pulau Narada, wisatawan juga dapat menemukan batu karang kecil yang berserakan di atas pasir.
Batu-batu karang kecil yang ada di pesisir pantai Pantai Papuma menarik perhatian beberapa wisatawan karena memiliki bentuk yang unik dan menarik.
Beberapa wisatawan bahkan mengambil batu-batu karang tersebut untuk dibawa pulang, entah sebagai kenang-kenangan atau untuk dijadikan hiasan akuarium.
Di ujung pantai sebelah selatan, terdapat dataran tinggi bernama Sitinggil yang berasal dari kata “Siti” dan “Inggil” yang berarti “Tanah” dan “Tinggi”.
Untuk mencapai puncak Sitinggil, dibuatkan undakan-undakan di sepanjang jalan setapak untuk memudahkan akses meskipun tetap memerlukan stamina yang prima karena lokasinya yang cukup tinggi.
Di puncak Sitinggil, terdapat gardu pandang yang menyajikan pemandangan laut yang luas dengan latar belakang batu karang yang menyerupai gunung dan bukit-bukit.
Pada pagi dan sore hari, terutama saat matahari terbit dan terbenam, pengunjung dapat menikmati pemandangan matahari terbit dan terbenam yang luar biasa dari gardu pandang Sitinggil.
Dengan sedikit keahlian fotografi, seseorang dapat mengabadikan momen tersebut dengan indah melalui lensa kameranya.
Selain keindahan pantai dan lautnya, di sisi barat Pantai Tanjung Papuma juga terdapat area wanawisata yang menawarkan pengalaman outdoor yang menyenangkan.
Diantara pohon-pohon jati yang rimbun dan berbatang tinggi, terdapat camping area yang dilengkapi dengan sejumlah wahana permainan alam, seperti Flying fox, Rumah Pohon, Jembatan Tali, dan lainnya.
Dalam fasilitas tersebut, wisatawan dapat memilih salah satu dari dua paket wisata yang tersedia. Paket pertama adalah Wisata Outdoor Activity, yang mencakup aktivitas seperti camping, outbond, adventure, dan gathering. Paket kedua adalah Wisata Identifikasi Tanaman dan Animal Watching, yang menyediakan kesempatan untuk mengamati flora dan fauna di sekitar area tersebut.
Asal Usul Nama
Kata “Papuma” merupakan akronim dari “Pasir Putih Malikan”, di mana “pasir putih” mengacu pada warna putih bersih dari pantainya, sedangkan “Malikan” mengacu pada batu karang besar yang menyerupai pulau.
Batu karang Malikan tersebut menghasilkan suara seperti musik alam yang merdu saat terhempas ombak. Oleh karena itu, ketika mengunjungi Pantai Papuma, disarankan untuk duduk di tepi pantai, menutup mata, memusatkan perhatian pada suara di sekitar, dan merasakan suara alami di sekitar batu Malikan yang berdendang bersama ombak.
Seperti pantai-pantai selatan lainnya, Pantai Papuma memiliki sejarah dan mitos tentang Ratu Pantai Selatan yang menjaga keberadaan Pantai Papuma. Mitos ini diperkuat oleh kisah-kisah tentang wisatawan yang tewas tersapu ombak saat berenang.
Terlepas dari kebenaran mitos tersebut, gelombang besar di Pantai Papuma memang cukup berbahaya jika berenang terlalu jauh dari bibir pantai, terutama di dekat karang.
Untuk memastikan keselamatan para wisatawan, pengelola telah menempatkan rambu-rambu dan memberikan peringatan agar tidak berenang di luar batas yang telah ditentukan.
Upacara larung sesaji yang digelar setiap tahunnya merupakan bentuk penghormatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan Penguasa Laut Selatan, yang berasal dari mitos dan kepercayaan masyarakat.
Terletak di bagian batu karang, terdapat sebuah gua kecil yang hanya dapat dilihat saat air laut sedang surut.
Gua tersebut dikenal sebagai Gua Lawa atau Gua Kelelawar, dan konon pernah ditempati oleh Dewi Sri Wulan, seorang Putri Penguasa Laut Selatan, serta dipercaya sebagai tempat bersemedi Kyai Mataram.
Sementara tidak ada lagi mitos atau cerita gaib yang berkaitan dengan Pantai Papuma, yang membuatnya tidak seperti pantai-pantai lain yang sering dihubungkan dengan kisah-kisah seram.
Meskipun pada malam hari, ketika suasana sekelilingnya cenderung gelap, kendaraan tetap terus berlalu-lalang di pantai ini, terutama pada musim liburan.
Rute Menuju Lokasi
Meskipun jarak antara Jember Kota dengan Pantai Papuma hanya sekitar 45 km, namun akses jalan langsung dari Wuluhan ke Papuma tidak tersedia. Sebaliknya, satu-satunya akses yang tersedia adalah melalui kecamatan Ambulu yang berjarak sekitar 15 km dari Papuma.
Ada beberapa cara untuk mencapai Pantai Papuma, salah satunya adalah dengan menggunakan bus atau kereta api dari Surabaya melalui Sidoarjo dan Lumajang, atau langsung dari Malang melalui Lumajang hingga turun di Terminal Tawangalun atau Stasiun Jember Kota.
Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan jalur udara, dengan turun di Bandara Notohadinegoro Jember setelah transit di Bandara Juanda.
Jika menggunakan bus, ada bus kota yang langsung menuju ke Pantai Papuma dan dapat ditemukan di terminal pada jam-jam tertentu dengan biaya Rp.6.000.
Namun, jika menggunakan pesawat atau kereta api, wisatawan harus naik taksi argo atau menyewa mobil setelah tiba di Bandara atau Stasiun, karena tidak ada angkutan umum yang tersedia untuk rute Ambulu-Papuma.
Karena tidak ada angkutan umum yang tersedia untuk rute tersebut, wisatawan yang datang dari luar daerah dan tidak membawa mobil pribadi disarankan untuk menyewa mobil atau menggunakan ojek setelah tiba di Ambulu.
Setelah tiba di Ambulu, perjalanan dapat dilanjutkan ke selatan. Setelah sekitar 10 km, tepatnya di Desa Sumberejo, terdapat jalan menuju Pantai Papuma yang terlihat dari papan nama yang terpasang di sana.
Jika memilih melewati jalan tersebut, wisatawan akan melewati hamparan persawahan dan hutan jati yang menyejukkan mata sebelum mencapai pintu gerbang menuju Pantai Papuma.
Namun, jika memilih jalur lurus ke selatan, maka akan melewati Pantai Watu Ulo di mana para pengunjung harus membayar retribusi untuk bisa masuk ke kawasan Pantai Wisata Watu Ulo.
Meskipun harus membayar, Anda akan dapat menikmati keindahan batu karang yang mirip dengan ular dan pemandangan pantai yang mempesona.
Dari Pantai Watu Ulo, perjalanan dapat dilanjutkan ke Pantai Papuma dengan membayar retribusi kembali. Jika memilih jalur Watu Ulo, wisatawan harus membayar tiket masuk 2 kali.
Harga Tiket Masuk
Mulai Januari 2023, harga tiket masuk ke Pantai Papuma adalah Rp.15.000 per orang. Namun, harga tersebut belum termasuk biaya parkir sepeda motor sebesar Rp.5.000 dan mobil sebesar Rp.10.000.
Dengan membayar tiket masuk, wisatawan dapat menikmati keindahan pantai dan wanawisata selama yang diinginkan tanpa dibatasi oleh waktu. Bahkan, wisatawan dapat menginap di kawasan pantai, karena pengelola telah menyediakan 18 cottage berstandar internasional, dengan masing-masing cottage dapat menampung 2 orang.
Harga sewa per malam untuk setiap cottage adalah Rp.300.000 untuk cottage tanpa fasilitas air panas dan Rp.500.000 untuk cottage yang menghadap ke arah pantai dan dilengkapi dengan fasilitas air panas.
Dengan jumlah wisatawan yang terus bertambah, terutama pada akhir pekan yang bisa mencapai lebih dari 4000 orang, pihak Perhutani selaku pengelola kawasan wisata Pantai Papuma berencana untuk menambah jumlah penginapan yang ada.
Hal ini dikarenakan Pantai Papuma kemungkinan besar akan menjadi salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia, karena lokasinya yang dapat dijadikan transit oleh turis-turis dari mancanegara yang datang melalui Bandara Juanda sebelum melanjutkan perjalanan menuju Bali atau Lombok.