Lokasi: Jl. Margo Mulyo No.16, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta 55122
Maps: Klik Disini
HTM: Gratis
Jam Buka: 08.30–21.00 WIB
Telepon: 0274 515871
Tutup Jam Berapa
Pasar Beringharjo telah dibuka sejak pukul 08.30, sementara para penjual di sekitarnya mulai sibuk mempersiapkan dagangan mereka bahkan sejak jam 5 pagi.
Pasar ini akan tutup pada pukul 21.00 WIB. Menariknya, kegiatan di sekitar Beringharjo akan semakin ramai menjelang malam hari, mulai dari pukul 18.00 hingga tengah malam.
Hal ini disebabkan oleh adanya banyak penjual makanan seperti gudeg, cenil, klepon, sate kikil, dan varian oseng-oseng mercon yang menggoyang lidah.
Selain menikmati kuliner tersebut, para wisatawan juga dapat menikmati suasana Malioboro di malam hari dan bersantai bersama teman-teman.
Pasar memiliki peran penting sebagai motor penggerak ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat. Pasar menawarkan berbagai kebutuhan sehari-hari yang sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari.
Tak hanya sekadar tempat untuk berbelanja, pasar juga memiliki potensi sebagai objek wisata menarik. Contohnya adalah pasar Gede Beringharjo, yang menawarkan pengalaman unik bagi pengunjungnya.
Mengenal Pasar
Pasar Beringharjo merupakan pasar tradisional tertua dan terbesar di Yogyakarta, sehingga tidak mengherankan jika tempat ini menjadi salah satu spot favorit para wisatawan, terutama masyarakat lokal. Bahkan, banyak yang menyebut Beringharjo sebagai pasar tradisional terindah di Pulau Jawa.
Hal yang penting dari Beringharjo adalah ikatan sejarahnya yang sangat erat dengan Kraton Yogyakarta dan budaya Jawa.
Karena itu, tempat ini juga menjadi salah satu ikon wisata di Yogyakarta bersama dengan Malioboro.
Pasar Beringharjo terletak di Jalan Malioboro, tepatnya di sebelah selatan dekat Gedung Agung dan di samping Benteng Vredeburg.
Ketika berkunjung ke kawasan wisata belanja Jalan Malioboro, pengunjung dapat menyempatkan diri untuk mengunjungi Pasar Beringharjo yang terletak di sebelah kiri jalan. Pasar ini mudah dikenali karena terdapat papan petunjuk besar di pintu depan.
Selain itu, di depan Pasar Beringharjo juga terdapat banyak pedagang buah dan makanan ringan khas Yogyakarta. Jadi, para wisatawan dapat menikmati kuliner lokal sambil berbelanja di pasar tradisional tersebut.
Sejarah Singkat
Pasar Beringharjo konon memiliki ikatan penting dengan Keraton dan kota Yogyakarta. Bukti dari ikatan tersebut terlihat pada peta Keraton Yogyakarta tahun 1765, di mana lokasi pasar tersebut adalah tanah kosong di tengah tegalan dengan padukuhan di sekitarnya.
Pada saat itu, Beringharjo ditetapkan sebagai pasar sementara. Namun, seiring perkembangan zaman, pada peta tahun 1876, pasar Beringharjo sudah menunjukkan bentuk bangunannya.
Bangunan tersebut dilengkapi dengan los atau kios yang membentang dari utara ke selatan dan berdekatan dengan jalan utama Malioboro.
Dari sejarah ini terlihat betapa pentingnya pasar Beringharjo bagi perkembangan kota Yogyakarta.
Pasar Beringharjo memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi bagi Kerajaan Kesultanan di Yogyakarta. Pasar ini mulai didirikan pada saat pendirian kerajaan pada tahun 1758, dan pada awalnya hanya bersifat temporari atau sementara.
Keberadaan pasar ini merupakan salah satu pilar aspek “catur tunggal” yang terdiri dari Keraton, Alun-Alun Utara, Pasar Beringharjo, dan Masjid Keraton.
Pola tata kerajaan ini didirikan untuk mendukung pemerintahan kerajaan di kota Yogyakarta.
Lokasi pasar Beringharjo dahulu merupakan hutan belantara yang sulit untuk dibuka. Namun, lahan tersebut akhirnya dibuka untuk menjadi salah satu roda perekonomian yang memfasilitasi transaksi para warga.
Di pasar ini dulunya terdapat banyak pohon beringin besar di sekitar area hutan, yang dijadikan tempat berteduh dan membuka kios.
Pada era kepemimpinan Sri Sultan HB IX, pasar ini akhirnya dinamakan Pasar Beringharjo, dengan keyakinan bahwa pasar tersebut akan membawa harapan bagi kehidupan masyarakat di Yogyakarta.
Dengan posisinya sebagai inti perekonomian masyarakat kota Yogyakarta, pasar Beringharjo menjadi sangat penting bagi perkembangan kota tersebut.
Beringharjo berasal dari kata “bering” yang berarti pohon beringin, dan “harjo” yang berarti sejahtera. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pasar ini diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat yang berdagang di sana.
Nama Pasar Beringharjo baru diberikan pada tahun 1925 oleh Sri Sultan HB IX ketika ia membangun pasar tersebut menjadi permanen, tidak lagi sementara seperti pada masa lalu.
Meskipun sudah direnovasi beberapa kali, bangunan asli dan letak dasar dari Pasar Beringharjo masih ada hingga saat ini.
Para wisatawan dapat melihat bagaimana bentuk bangunan heritage di pasar Beringharjo ini, sehingga dapat merasakan suasana berbelanja yang berbeda dengan pasar modern.
Hasrat Belanja
Tidak mengherankan jika Pasar Beringharjo menjadi tempat yang populer untuk memuaskan hasrat berbelanja di kota Yogyakarta. Pasar ini menawarkan berbagai macam barang yang dapat ditemukan di sini.
Meskipun dunia online semakin marak, Pasar Beringharjo tetap menjadi tempat yang tidak tergantikan bagi wisatawan yang ingin berbelanja.
Di sini, pengunjung dapat menemukan berbagai jenis busana modern seperti jeans, gaun, baju, dan aksesoris murah, serta souvenir yang menarik.
Selain itu, para pengunjung juga dapat menemukan berbagai macam batik dan busana tradisional dengan koleksi yang sangat lengkap.
Jadi, bagi wisatawan yang ingin membeli oleh-oleh atau sekadar berbelanja, Pasar Beringharjo adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi.
Pasar Beringharjo tidak hanya menawarkan busana, tetapi juga souvenir dan pernak-pernik untuk keperluan nikah.
Selain itu, para pengunjung anak-anak juga dapat menemukan berbagai pakaian dan aksesoris lengkap di sini.
Selain busana, Pasar Beringharjo juga menawarkan sepatu, sandal, dan tas dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan toko lainnya.
Harga yang ditawarkan oleh penjual masih bisa ditawar lebih rendah, tergantung pada kepandaian para pengunjung untuk menawar.
Pemetaan dari pasar Beringharjo sangat menarik. Di area depan dan belakang sebelah barat, pengunjung dapat mencari berbagai kuliner dan cemilan khas Kraton Yogyakarta.
Pawartos basa Jawa yang kental dengan corak warna emas dan hijau menjadi ciri khas dari pasar ini, serta di area depan utara, pengunjung dapat menemukan cemilan lawas seperti brem dengan bentuk bulat yang memiliki tekstur lebih lembut dibandingkan dengan brem dari Madiun.
Bagi masyarakat Yogyakarta, krasikan yang terbuat dari tepung beras, gula Jawa, dan wijen yang dihancurkan memiliki bentuk seperti dodol dan sudah menjadi makanan yang tidak asing lagi.
Pada area selatan pasar Beringharjo, banyak penjual bakpia dengan aneka macam isi seperti kacang hijau, coklat, keju, vanilla, dan durian. Harga bakpia bervariasi tergantung pada isiannya, namun bakpia di sini masih dijual dalam kondisi hangat dan lezat.
Selain itu, di pasar Beringharjo juga dapat ditemukan kue basah seperti hung kwe dan nagasari yang merupakan cemilan jaman dulu.
Semua jenis kue tersebut masih dijual di sini. Di area belakang pasar, terdapat berbagai macam snack atau cemilan seperti ting-ting, sate kere, dan pecel.
Bagi yang ingin mencari aneka kain dan makanan berat, dapat dijumpai di seluruh pasar Beringharjo dan di lantai 2.
Di lantai 2, para pengunjung dapat menemukan bahan-bahan masakan seperti sayuran dan bumbu-bumbu, serta kios-kios yang menjual berbagai macam makanan lezat seperti soto, bakmi Jawa, pecel, gado-gado, dan petis yang sudah sangat terkenal di pasar Beringharjo dan Yogyakarta.
Tidak mengherankan jika para pengunjung selalu menuju ke area ini ketika mengunjungi pasar tradisional khas Yogyakarta tersebut, karena di sini tersedia berbagai macam barang dan kuliner yang dapat memuaskan hasrat berbelanja dan mencicipi makanan khas Yogyakarta.
Rute Menuju Lokasi
Jika ingin menuju ke pasar Beringharjo, rutenya cukup mudah. Jika berasal dari Stasiun Tugu, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki melewati Jl Malioboro menuju pasar Beringharjo.
Pasar Beringharjo berjarak sekitar 1 km dari lokasi tersebut. Meskipun jaraknya cukup jauh, wisatawan dapat menikmati pemandangan Malioboro selama perjalanan menuju pasar.
Jika berasal dari Terminal Bus Giwangan, wisatawan dapat menggunakan Bus Kota yang menuju ke Malioboro atau Trans Jogja yang melewati halte Hotel Garuda atau menuju Beringharjo langsung. Selain itu, wisatawan juga dapat menggunakan taksi atau Trans Jogja dari bandara yang membawa ke arah Malioboro.
Untuk mempermudah perjalanan para wisatawan, dapat menggunakan aplikasi Google Map yang menyajikan peta atau denah kota Yogyakarta.
Wisata Kuliner
Pasar Beringharjo terkenal dengan aneka macam kuliner yang lezat, seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Di sini, para pengunjung dapat menemukan berbagai pilihan menu yang beraneka ragam dan nikmat. Bagi penggemar nasi pecel, banyak pedagang kuliner yang menjajakan kuliner lezat ini dengan sayuran kembang turi.
Selain itu, juga terdapat makanan khas jaman dulu seperti gatot thiwul, cenil, serta lupis yang dapat ditemukan di pasar Beringharjo.
Di area depan pasar Beringharjo, para pengunjung dapat menemukan berbagai jajanan es, seperti es cendol yang dilengkapi dengan cincau, yaitu sejenis agar-agar berbahan dasar daun cam cau.
Selain itu, terdapat cendol putih yang terbuat dari tepung beras dan jamu tradisional seperti kunyit asam dan beras kencur yang sudah tersedia di sini.
Pada sore hari, pasar Beringharjo juga menggelar pasar sore yang terletak di dekat area parkir di sebelah selatan pasar.
Di sini, para pengunjung dapat menemukan berbagai aksesoris, pakaian, dan barang lainnya. Pada malam hari, area ini akan dipenuhi oleh anak-anak muda.
Penggemar Barang Antik
Selain menawarkan aneka kuliner dan pakaian, pasar Beringharjo juga menjadi surga bagi para penggemar barang antik.
Para wisatawan dapat mencari barang antik di pasar ini dengan langsung menuju ke lantai 3 di bagian timur dari pasar.
Pasar Beringharjo tidak hanya menjual barang-barang antik, tetapi juga barang bekas yang menarik.
Di sini, pengunjung dapat menemukan berbagai barang antik seperti mesin ketik tua yang masih berfungsi, helm klasik yang populer di tahun 60-an, tape dan radio klasik yang masih dapat digunakan, serta pakaian klasik dari masa lalu yang masih layak pakai.
Barang bekas juga tersedia di pasar ini dan dapat ditemukan di area yang tidak jauh dari barang-barang antik.
Para pengunjung dapat menemukan sepatu bekas import dengan harga yang dapat mencapai jutaan jika dijual di toko.
Oleh karena itu, perlu pandai memilih barang saat mengunjungi pasar Beringharjo. Bagi pecinta musik, di sini juga dijual kaset musik klasik dari tahun 50-an yang masih utuh dan bisa berfungsi dengan baik dengan harga yang relatif murah sekitar 20 ribu hingga 50 ribu saja.
Selain itu, bagi pengoleksi benda-benda klasik dan antik, banyak patung berbahan kuningan dan uang dari berbagai negara yang dapat ditemukan di pasar Beringharjo.