Selamat datang di artikel kami yang akan membawa Anda menjelajahi keindahan Tangkahan, Langkat, Medan. Di Sumatera Utara, tempat ini menjadi destinasi wisata yang menarik dengan pemandangan alam yang memukau.
Dalam artikel ini, kami telah mengumpulkan 10 gambar Tangkahan yang akan memperlihatkan pesona tempat ini serta menyajikan informasi tentang jalan menuju lokasi yang dapat memudahkan perjalanan Anda. Siapkan diri Anda untuk terpesona oleh kecantikan alam Tangkahan, serta menikmati petualangan tak terlupakan di Sumatera Utara.
Lokasi: Namu Sialang, Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara 20852
Map: Klik Disini
HTM: Rp.3.000 per Orang
Buka Tutup: 08.30 – 16.30
Telepon: 0813 702 11009
Jika berbicara tentang tempat wisata Tangkahan di Medan, Sumatera Utara, yang pertama kali terlintas adalah pemandangan seekor gajah sedang mandi.
Hal ini karena Tangkahan merupakan pusat konservasi satwa gajah liar atau Elephant Sanctuary, di mana para pawang secara rutin memandikan gajah dua kali sehari, pada pagi dan sore hari.
Kegiatan ini dilakukan setiap hari tanpa terkecuali, meskipun kondisi cuaca sedang hujan lebat. Hanya pada hari Jum’at, kegiatan memandikan gajah beristirahat.
Sejak zaman dulu, masyarakat Sumatera telah menciptakan konservasi gajah dan menggunakan mereka sebagai kendaraan angkut. Bahkan ketika masa penjajahan Belanda di Sumatera, gajah digunakan sebagai kendaraan angkut dengan sebutan “Olifanten” dalam bahasa Belanda, dan ketika melihat gajah mandi, mereka menyebutnya “Olifanten Wassen”.
Tempat wisata Tangkahan sangat unik karena menawarkan beragam wahana petualangan yang jarang ditemukan di tempat lain di Indonesia.
Petualangan tersebut mencakup naik gajah mengelilingi hutan, menjelajahi Sungai Buluk, berpartisipasi dalam proses memandikan gajah, disemprot air dari belalai gajah, merasakan sensasi arung jeram, menikmati air terjun, mengeksplorasi hutan rimba, menikmati air panas, dan berbagai aktivitas menarik lainnya.
Wisata ini merupakan pilihan ideal bagi para pengunjung yang menggemari tantangan alam dan ingin merasakan kehadiran langsung di alam liar.
Atraksi wisata ini menawarkan petualangan ala Tarzan dengan melewati hutan lebat dan mengarungi sungai yang deras, bahkan menginap di atas sungai di tengah hutan belantara.
Wisata ini tentunya sangat menantang, sehingga tidak mengherankan jika banyak wisatawan asing yang tertarik untuk datang dan mengunjunginya.
Lokasi wisata Tangkahan terletak di desa Namo Sialang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Berjarak sekitar 120 km dari kota Medan, lokasi ini berada di tengah-tengah hutan tropis Sumatera Utara, jauh dari kesibukan perkotaan.
Meskipun terletak di daerah terpencil dan hutan, destinasi wisata ini sangat populer di Eropa dan Australia, sehingga selalu ramai dengan turis asing.
Wisatawan internasional sangat menyukai tempat ini karena keindahannya yang terletak di tengah alam liar dan kesempatan untuk menikmati keharmonisan suara burung yang berkicau.
Bagi mereka, pengalaman ini merupakan cara sempurna untuk menikmati liburan sejati, jauh dari keramaian dan hiruk-pikuk kota.
Banyak wisatawan internasional merasa puas berlibur di tempat ini karena bagi mereka, Tangkahan adalah The Hidden Paradise atau surga tersembunyi di wilayah Sumatera.
Selain itu, banyak yang menyatakan bahwa mereka sering mengunjungi wisata serupa, tetapi biasanya berada di lingkungan buatan, sedangkan di Tangkahan mereka dapat langsung berinteraksi dengan alam liar.
Tentu saja, para turis asing yang datang akan berbagi pengalaman mereka ketika kembali ke negara asal.
Kebanyakan dari mereka memiliki program liburan ke beberapa tempat setelah meninggalkan Tangkahan, dan tujuan selanjutnya biasanya adalah dari Tangkahan menuju Danau Toba dan Brastagi.
Tempat wisata ini biasanya ramai dikunjungi oleh wisatawan asing selama masa liburan atau musim dingin, terutama dari bulan Juni hingga September.
Banyak wisatawan asing yang datang merupakan bagian dari lembaga yang memiliki perhatian khusus terhadap flora dan fauna di seluruh dunia.
Ada dua lembaga internasional yang telah berkontribusi dalam melestarikan alam di Tangkahan, yaitu FFI (Flora & Fauna Internasional) dan WWF (World Wide Fund for Nature) dengan program Global EcoTourism.
Selain itu, ada lembaga lain yang fokus pada pendidikan bahasa Inggris untuk anak-anak, yaitu The Tangkahan Effect yang telah mendirikan pusat studi bahasa Inggris bernama Tangkahan English Club (TEC).
Wisata Tangkahan berada di kawasan hutan tropis Sumatera Utara dengan luas sekitar 17.000 hektar dan masih banyak area hutan yang belum dijamah oleh manusia.
Kawasan hutan tropis Tangkahan memiliki wilayah yang sangat luas dan mencakup hingga batas Taman Nasional Gunung Leuser.
Karena luasnya kawasan hutan, masyarakat setempat mengalami kesulitan dalam melakukan patroli, sehingga menciptakan celah bagi para pencuri kayu untuk masuk ke dalam hutan.
Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat setempat mengadakan rapat dan membentuk organisasi bernama LPT atau Lembaga Pariwisata Tangkahan, yang bertujuan untuk melindungi kawasan hutan tersebut.
Selanjutnya, LPT mendirikan CTO atau Commuity Tour Operator sebagai lembaga yang mengelola seluruh aspek operasional tempat wisata Tangkahan.
CTO bertanggung jawab atas pembuatan tiket masuk, pemesanan naik gajah, promosi wisata, dan semua hal terkait dengan pengelolaan wisata Tangkahan.
Setiap hari Jum’at, pihak LPT melakukan patroli di kawasan hutan menggunakan gajah, sehingga wisata di Tangkahan tidak dapat menggunakan gajah pada hari tersebut.
Tujuan dari patroli ini adalah untuk menjaga keamanan hutan dari aktivitas pembalakan liar dan pencurian kayu yang dapat merusak ekosistem hutan tropis North Sumatra.
Karena itu, pihak pengelola harus selalu waspada dan melakukan patroli secara rutin agar para pencuri tidak dapat melakukan penebangan hutan secara ilegal.
Wahana Wisata
Setelah tiba di area parkir, para pengunjung dapat berjalan ke tempat-tempat wisata yang terletak di seberang sungai yang sangat luas.
Di lokasi tersebut, terdapat beberapa jembatan penyeberangan yang panjang dan dikenal sebagai Titi Panjang oleh masyarakat setempat.
Jembatan-jembatan ini memiliki ukuran kecil yang membatasi jumlah penyeberang hingga maksimal 10 orang saja. Setiap orang yang ingin melintas jembatan harus membayar biaya penyeberangan sebesar Rp.3000.
Dari jembatan ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan indah hutan dan sungai, serta mengambil foto-foto menggunakan kamera.
Waktu yang paling ideal untuk mengambil foto adalah pagi hari ketika jembatan masih sepi dan belum banyak penyeberang yang lewat.
Jika suasana masih tenang, para pengunjung diperbolehkan berlama-lama di atas jembatan untuk menikmati keindahan alam sekitarnya.
Setelah itu, para pengunjung dapat mengunjungi visitor center untuk memesan tiket wisata yang tersedia di Tangkahan.
1. Memandikan Gajah
Pagi hari di Wahana Wisata dimulai dengan aktivitas memandikan gajah atau “elephant washing” di sungai Batang selama satu jam, dari pukul 08.30 hingga 09.30.
Proses memandikan binatang ini ternyata cukup mudah karena gajah memiliki sifat penurut dan patuh kepada pawangnya, sebagai salah satu hewan purba.
Cara memandikannya adalah dengan gajah berbaring di sungai, dan para pengunjung akan dibimbing oleh seorang pawang untuk menggosok badan gajah dengan menggunakan sikat yang biasa digunakan untuk mencuci baju.
Kulit gajah yang sangat tebal hanya akan merasa geli saat disikat, dan kotoran yang menempel pada tubuh gajah bisa bersih walaupun tidak menggunakan sabun.
Kegiatan memandikan gajah ini memberikan kesenangan bagi para pengunjung, karena gajah cenderung suka bercanda dan menggoda manusia dengan menyemprotkan air atau angin melalui telinganya.
Tentunya, pengunjung dapat menikmati sensasi unik dengan merasakan mandi bersama gajah tersebut.
Setelah acara mandi selesai, para pengunjung diberi kesempatan untuk memberi makan gajah-gajah tersebut dengan memberikan buah pisang dalam satu plastik besar.
Buah pisang akan langsung dimakan dengan cepat oleh gajah, dan satu plastik besar buah pisang akan habis dalam sekejap.
Momen memandikan dan bermain bersama gajah menjadi pengalaman menyenangkan yang tentunya perlu diabadikan dengan kamera oleh para pengunjung.
Untuk bisa menikmati wahana memandikan gajah dan berinteraksi dengan mereka di sungai, para pengunjung dapat memesan tiket di Tangkahan Center.
Pengunjung juga berkesempatan untuk mengikuti kembali kegiatan memandikan gajah pada sore hari, mulai pukul 15.30 hingga 16.30, dengan memesan tiket kembali, tentunya.
2. Naik Gajah
Setelah beristirahat selama 30 menit, para pengunjung dapat melanjutkan petualangan wisata dengan memilih kegiatan lain, yaitu jalan-jalan di sungai atau memasuki hutan dengan menunggang gajah (Elephant ride).
Pengunjung memiliki opsi untuk memilih salah satu rute petualangan, seperti mengarungi sungai Buluk atau menerobos hutan tropis Tangkahan.
Selama menunggang gajah, perjalanan akan ditemani oleh seorang pemandu yang berperan sebagai pengemudi, duduk di leher gajah, sementara tersedia dua tempat duduk di belakangnya untuk dua pengunjung.
Jika memilih perjalanan di sungai atau river trek, gajah akan berjalan di dalam sungai, dan para pengunjung akan merasakan sensasi seperti berlayar di sungai Buluk selama 1 jam.
Selama perjalanan tersebut, para pengunjung dapat menikmati derasnya aliran sungai dan keindahan hutan tropis dengan pepohonan hijau yang menyusun pinggir sungai.
Pada musim kemarau, kondisi air sungai sangat jernih, memungkinkan para pengunjung melihat hingga ke dasar sungai.
Namun, pada musim hujan, air sungai akan menjadi keruh dan berwarna coklat, sehingga keindahan dasar sungai menjadi tidak terlihat.
Para pengunjung disarankan untuk menyiapkan kamera dan tongsis agar dapat merekam video atau mengambil gambar selama perjalanan. Keindahan hutan sepanjang sungai sangat menarik dan sayang untuk tidak diabadikan dalam foto.
Bagi yang memilih untuk menerobos hutan atau Jungle Trekking, mereka dapat mengeksplorasi apa yang ada di dalam rimba raya.
Hutan ini memiliki beragam jenis tanaman dan pepohonan yang jarang terlihat, termasuk mungkin keberuntungan menemukan aroma bunga bangkai atau bunga Rafflesia.
Tidak hanya itu, ratusan spesies burung juga dapat didengar dengan berbagai nada dan irama yang berbeda.
Di dalam hutan ini, terdapat beragam hewan seperti monyet, orangutan, tupai, dan lainnya. Namun, orangutan adalah hewan yang jarang ditemui, sehingga tidak semua pengunjung bisa melihatnya di kawasan hutan tropis Sumut ini.
Taman wisata Tangkahan merupakan ekosistem yang sangat lengkap dan hampir semua binatang dan tumbuhan bisa ditemukan di hutan ini.
Saat menerobos ke dalam hutan, disarankan untuk membawa kamera sebanyak mungkin, karena ada banyak pemandangan indah yang layak diabadikan sebagai koleksi foto pribadi atau untuk kenang-kenangan lainnya.
3. Arung Jeram
Salah satu wahana petualangan lainnya adalah menyusuri sungai dan mandi di dalamnya menggunakan tubing atau ban karet.
Jika Anda berencana melakukan perjalanan bersama teman-teman, disarankan untuk menyatukan dua atau tiga tubing agar bisa naik bersama-sama dan tidak terpisah dalam perjalanan.
Sungai ini memiliki kondisi yang aman, karena cukup lebar dan tidak memiliki batu-batu di tengah sungai, sehingga siapa pun dapat menyusuri sungai dengan tubing hingga mencapai air terjun Glugur.
Sungai desa Galang ini memiliki suasana mirip pantai, dengan banyak pasir di pinggir sungai dan tenda-tenda untuk bersantai dan berjemur.
Setelah tiba di air terjun Glugur, para pengunjung dapat menikmati sensasi mandi di bawah guyuran air dari atas air terjun untuk merasa rileks dan menyegarkan diri.
Selama musim kemarau, volume air di air terjun tidak terlalu banyak, sehingga aman untuk berada di bawah air terjun.
Air terjun ini memiliki bentuk yang agak simetris, dengan lebar sekitar 5 meter dan tinggi 4 meter, sehingga air yang turun tidak terlalu deras dan terdistribusi merata.
Setelah menikmati keindahan air terjun, para pengunjung harus kembali ke titik awal dengan berjalan kaki atau menyewa perahu.
Alternatif lainnya adalah kembali naik tubing dengan cara ditarik oleh kapal menggunakan bambu, karena perjalanan akan melawan arus sungai. Tentu saja, perjalanan ini memerlukan biaya tambahan yang harus dibayarkan kepada pemilik kapal.
Jika Anda ingin menuju ke air terjun tanpa mengalami pengalaman arung jeram atau khawatir basah kuyub, Anda dapat menyewa kapal berbentuk gubuk atau kapal berbentuk sampan.
Perjalanan menuju lokasi air terjun hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit karena jaraknya tidak terlalu jauh.
Namun, ketika kembali dari air terjun Glagah, perjalanan mungkin memakan waktu lebih lama tergantung pada derasnya arus sungai. Jika menghadapi arus yang deras, perjalanan bisa lebih lambat karena melawan arus.
Hotel dan Penginapan
Beberapa penginapan tersedia di tempat wisata Tangkahan, termasuk Jungle Lodge, Mega Inn, Bamboo River, Linea, Green Lodge, dan Tangkahan Inn.
Sebagian besar penginapan menawarkan fasilitas kamar dengan pemandangan sungai atau River views.
Lokasi penginapan ini sangat dekat dengan tempat observasi gajah, membuatnya lebih mudah bagi pengunjung untuk melihat hewan-hewan tersebut.
Fasilitas yang disediakan termasuk kamar mandi dalam, meja, kursi, dan tempat parkir. Harganya juga sangat terjangkau, sekitar Rp.200.000 per malam.
Penginapan ini memiliki halaman yang luas dan menyediakan fasilitas seperti musholla, lapangan volley, dan restoran.
Namun, hanya ada 4 kamar yang menawarkan fasilitas river view dan kamar mandi dalam, dengan harga bervariasi dan paling mahal sekitar Rp.250.000 per malam.
Mega Inn memiliki lokasi strategis di antara dua sungai, sehingga menawarkan pemandangan yang luar biasa.
Meskipun fasilitasnya serupa dengan penginapan lain, Mega Inn menonjolkan harga yang paling terjangkau, sekitar Rp.150.000, dan sangat cocok bagi para backpacker.
Jalan Menuju Lokasi
Lokasi wisata Tangkahan memiliki keunikannya karena berada di tengah hutan dan hanya dapat diakses melalui jalur darat.
Bagi para backpacker, tersedia angkutan umum berupa bus yang berangkat setiap hari dari kota Medan pada pukul 10.00 dan 13.00 siang. Sedangkan bus jurusan Tangkahan berangkat dari Tangkahan menuju Medan pada pukul 07.30 dan 14.30 siang.
Pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi, baik motor maupun mobil, memerlukan waktu sekitar 2 hingga 4 jam untuk mencapai lokasi wisata.
Perjalanan dimulai dari Medan menuju kota Binjai memakan waktu sekitar 30 menit hingga 1 jam, dilanjutkan ke kota Stabat sekitar 30 menit.
Perjalanan berlanjut dari kota Stabat dengan berbelok ke arah selatan selama sekitar 30 menit, dan perjalanan paling lama adalah dari kota Stabat menuju lokasi wisata Tangkahan.
Jarak yang cukup jauh dan kondisi jalan yang sering rusak akibat genangan air hujan menjadi alasan mengapa perjalanan ke Tangkahan memerlukan waktu yang lebih lama.
Akses jalan dari Tanjung Stabat ke Sei Seberang mengalami beberapa kerusakan, dan dari Sei Seberang banyak jalan berbatu karena sering terkena banjir.
Lokasi wisata Tangkahan berdekatan dengan Korps Marinir Lagan, Pangkalan Brandan, yang merupakan kekuatan militer sebagai benteng kekuatan Indonesia.
Tempat lain di Tangkahan yang juga penting adalah Tangkahan Durian, yang memiliki satelit untuk meramalkan cuaca atau Forecast.
Informasi cuaca saat ini dapat diakses melalui website Accuweather atau form contact yang selalu memberikan informasi cuaca terkini. Satelit ini juga dapat memotret pulau yang digunakan sebagai peta.
Ternyata, ada juga nama tempat wisata danau di daerah Pematang Siantar dengan nama Tangkahan Bah Alip, yang jaraknya cukup jauh dari wilayah Tangkahan. Danau ini memiliki keindahan tersendiri dengan air berwarna biru muda yang menarik bagi siapa saja yang melihatnya.