Lokasi: Jalan Raya Ubud No.8, Kabupaten Gianyar, Bali 80571
Maps: Klik Disini
HTM: Gratis
Buka Tutup: 08.00 – 19.00 WITA
Telepon: –
Ketika berlibur ke Indonesia, Bali telah menjadi tujuan wisata yang tak boleh dilewatkan. Alasannya, banyak hal menarik yang dapat ditemukan ketika menginjakkan kaki di pulau yang disebut Dewata ini.
Pesona pulau ini tidak hanya terletak pada keindahan pantainya. Selain itu, terdapat banyak tempat wisata menarik yang bisa ditemui di Bali.
Salah satu destinasi yang cocok untuk mengenal seni dan budaya Bali adalah kawasan wisata religi.
Di Bali, terdapat banyak Pura yang menawarkan pengalaman yang unik, seperti Pura Besakih dan Uluwatu Temple yang menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Selain itu, Ubud Palace atau Puri Saren Agung juga merupakan salah satu tempat wisata seni dan budaya yang layak dikunjungi.
Mengenal Ubud Palace
Terletak di Jalan Raya Ubud, Desa Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia, Ubud Palace atau Puri Saren Agung merupakan salah satu tujuan wisata yang sangat diminati oleh para pengunjung pulau Dewata.
Tidak mengherankan bahwa kunjungan ke kawasan wisata Puri Saren Agung ini begitu mengesankan, karena menyuguhkan keindahan dan sensasi yang luar biasa.
Puri Saren Agung Ubud memikat hati wisatawan dengan pesona seni budaya yang khas di Bali, terutama di Gianyar.
Selain Ubud Market dan Pura Taman Saraswati atau Saraswati Temple, Puri Saren Agung juga menjadi daya tarik wisata lainnya yang memperkenalkan kekayaan seni budaya Bali.
Tempat ini sangat ideal untuk mengisi agenda liburan saat menjelang periode liburan panjang, di mana para wisatawan dapat menikmati tarian Balinese Dance Royal Agung atau merasakan pengalaman unik dengan makan malam di King’s Palace.
Letak dan Lokasi
Puri Saren Agung, juga dikenal sebagai Ubud Palace, terletak di lokasi yang strategis, memudahkan para wisatawan untuk mencapainya.
Untuk mengunjungi kawasan wisata Puri Saren Agung di Ubud Gianyar Bali, ada beberapa pilihan sarana transportasi yang bisa digunakan, seperti mobil pribadi atau sepeda motor.
Agar tidak khawatir tersesat, tersedia aplikasi Google Map yang dapat memberikan petunjuk arah dan peta untuk menuju kawasan wisata ini.
Selain menggunakan kendaraan pribadi, para wisatawan juga dapat memanfaatkan angkutan umum seperti bus dan sejenisnya yang menuju ke terminal Ubud.
Setelah itu, tersedia layanan ojek atau taksi dari terminal untuk mengantarkan wisatawan ke kawasan wisata Puri Saren Agung tersebut.
Harga Tiket Masuk
Wisatawan yang ingin mengunjungi Ubud Palace tidak perlu membayar tiket masuk atau biaya pendaftaran karena tempat ini gratis untuk dikunjungi.
Namun, jika ingin menyaksikan pertunjukan Tari Balinese, wisatawan perlu membayar harga tiket untuk menonton pertunjukan tersebut. Informasi mengenai jadwal dan jam pertunjukan sudah tersedia di Ubud Palace.
Selain itu, wisatawan dapat melihat ulasan dan program acara yang beragam di Ubud Palace melalui blog dan situs seperti TripAdvisor. Informasi mengenai jadwal, akomodasi, tempat, dan biaya penginapan juga tersedia.
Ubud Palace buka mulai pukul 8 pagi hingga pukul 7 malam WITA. Hal menariknya, pada sore hari, para wisatawan dapat menikmati suasana senja di Puri Saren Agung ini.
Sejarah Singkat
Ternyata Ubud Palace ini memiliki cerita unik. Sejak abad ke 8 menurut catatan sejarah yang ketika itu ditulis di atas daun lontar, bahwa pada awalnya ada seorang pemuka agama Hindubernama Rsi Markandeya berasal dari India.
Sebelum dirinya menginjakkan kaki di Bali, Rsi Markandeya ini sudah lebih dulu mengelilingi pulau Jawa.
Ketika Rsi Markandeya ini menyebarkan agama di sekitar Jawa, ia mendapatkan wahyu dan wasiat bahwasanya di bawah kaki gunung Agung Besakih Bali ini memiliki 5 jenis logam sakti.
Sang Rsi Markandeya ini akhirnya berangkat ke pulau Bali dan ia merasakan sebuah energi besar di daerah Campuhan Ubud yang merupakan tempat dimana Pura Gunung Lebah berada.
Dan Rsi Markandeya ini akhirnya mendirikan beberapa pura yang tersebar di Bali dan memperkenalkan sistem irigasi untuk mengairi pertanian serta sistem teraserring.
Tidak heran ketika menginjakkan kaki ke pulau Bali, sawah terasering menjadi salah satu pesona alam yang disajikan terutama di daerah Jatiluwih dan Tegalalang.
Ternyata selain mengajarkan sistem irigasi dan pengairan untuk sawah, Rsi Markandeya ini juga memberikan ilmu mengenai sistem Banjar kepada masyarakat Bali.
Sistem Banjar ini adalah sistem organisasi kemasyarakatan untuk masyarakat setempat dan bertanggujawab mengenai keagamaan serta kegiatan adat istiadat pemuka agama yang sudah malang melintang.
Oleh sebab itu daerah Campuhan Ubud ini sekarang masih dihormati oleh sebagian masyarakat Bali disebabkan adanya kekuatan spiritualnya yang sangat besar.
Ubud sendiri diambil dari bahasa Ubad dengan arti obat. Hal ini disebabkan di daerah Campuhan banyak ditemukan obat tradisional yang biasa digunakan untuk penyembuhan.
Sementara untuk sejarah Ubud Palace sendiri dimulai pada saat abad ke 15 dimana kerajaan Majapahit runtuh. Ketika itu terjadi eksodus yang sangat besar dari pulau Jawa dimana bangsawan Jawa melarikan diri dan bermigrasi ke Bali.
Para bangsawan ini akhirnya mendirikan kerajaan Gelgel yang bertempat di daerah Klungkung, di bagian tenggara dari pulau Dewata ini.
Kerajaan Gelgel ini yang memberikan perlindungan penuh kepada para bangsawan dari sisa kerajaan Majapahit melakukan migrasi ke Bali. Dan di sini pula sistem kasta di Bali dimulai.
Hal ini berlangsung hingga abad ke 17 dimana kerajaan baru berdiri di sekitar Bali. Termasuk salah satunya berdiri di daerah Ubud.
Ketika itu di daerah Ubud ini berdiri rumah para bangsawan yang disebut sebagai Puri. Dan di abad ke 17 pula terjadi perebutan kekuasaan di beberapa kerajaan untuk menyebarkan daerah mereka.
Ketika itu kerajaan Gelgel Klungkung mengirimkan seorang pangeran untuk menuju ke daerah desa Sukawati guna mendirikan sebuah istana kerajaan yang megah.
Istana kerajaan ini mempunyai gaya arsitektur yang indah dan juga menunjukkan kekuasaannya di daerah Gianyar.
Ketika sang pangeran membangun istana di daerah Sukawati, ia mendatangkan para seniman lokal Bali untuk membantu membangun istana kerajaan di daerah Sukawati tersebut. Banyak seniman yang dikirim ke sana.
Usai pembangunan istana di daerah Sukawati ini rampung, para seniman-seniman Bali tersebut merasa betah dan memilih tinggal di sana.
Oleh sebab itu daerah Sukawati sekarang ini menjadi daerah yang banyak seniman dan menghasilkan segudang seni menarik.
Mulai dari seni tari, seni lukis hingga seni patung dan juga seni musik. Dan sekarang dikenal dengan nama Pasar Seni Sukawati.
Usai dibangunnya istana di daerah Sukawati, prajurit yang berada di istana tersebut akhirnya dikirim ke wilayah Ubud. Hal ini disebabkan adanya konflik pada akhir abad ke 17.
Konflik ini terjadi disebabkan perseteruan antara 2 orang sepupu. Salah satunya tinggal di wilayah Padang Tegal Ubud sementara satu lagi berada di daerah Taman Ubud.
Akibat pertikaian antara kedua sepupu tersebut, raja Sukawati memerintahkan prajurit dan kedua saudaranya untuk menyelesaikan konflik tersebut dengan cara mengamankannya.
Tjokorde Ngurah Tabanan, saudara dari Raja Sukawati, kemudian dikirim ke wilayah Peliatan Ubud sebagai tindakan penyelesaian.
Di sisi lain, Tjokorde Tangkeban, saudara lainnya, ditempatkan di daerah Sambahan Ubud. Keduanya akhirnya mendirikan istana di wilayah masing-masing.
Setelah Tjokorde Ngurah Tabanan mendirikan kerajaan dan istana di Peliatan Ubud, Raja Mengwi memutuskan untuk membantu dengan menarik penduduk dan meningkatkan kunjungan ke Ubud.
Dampaknya, sektor ekonomi di Ubud mengalami peningkatan yang signifikan.
Pada saat yang sama, Belanda mulai masuk ke wilayah Bali. Beberapa kerajaan, termasuk kerajaan Mengwi, tidak menyukai kehadiran Komunis di pulau tersebut.
Belanda tidak tinggal diam dan menghasut musuh kerajaan Mengwi untuk menciptakan konflik dan mengambil alih Bali dengan membentuk aliansi.
Melalui aliansi yang semakin banyak, kerajaan Mengwi akhirnya menyerah dan kalah. Akibatnya, wilayah kerajaan tersebut dibagi-bagi oleh Belanda kepada aliansi tersebut.
Namun, itu bukanlah satu-satunya tindakan yang diambil oleh Belanda. Mereka juga mulai memperluas pengaruh politik mereka di Bali dengan menyerang dan menguasai wilayah kerajaan di Badung, seperti kerajaan Buleleng dan Klungkung.
Ini mengakibatkan terjadinya perang Puputan di mana masyarakat Bali melawan Belanda. Setelah berhasil mengusir Belanda, Tjokorde Gede Raka Sukawati memimpin pemerintahan di Ubud.
Rumah yang dibangun dan ditempati oleh Tjokorde Gede Raka Sukawati saat itu sekarang menjadi tempat wisata yang terkenal, yaitu Istana Ubud Palace, yang dikunjungi oleh wisatawan saat berlibur ke Pulau Dewata.
Sisi Menarik
Puri Saren Agung Ubud Gianyar Bali merupakan suatu destinasi wisata yang menghadirkan keindahan alam, seni, dan budaya yang lengkap, seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Di tempat ini, pengunjung dapat menyaksikan cerita dan peninggalan sejarah asli yang berasal dari abad ke-8.
Meskipun telah mengalami pergantian zaman dan perubahan era, kawasan wisata Puri Saren Agung ini tetap lestari dan abadi berkat faktor alamiah dan keunikan yang membuatnya selalu ramai dikunjungi.
Pada Puri Saren Ubud, pengunjung dapat menikmati pemandangan istana kerajaan Ubud yang indah dan eksotis, serta merasakan suasana tradisional arsitektur yang kental.
Keberadaan Puri Saren Agung ini juga merupakan cerminan identitas daerah Ubud dan memperkenalkan sisi tradisional Bali kepada para pengunjung.
Selain itu, pengunjung juga dapat melihat gaya arsitektur Bali yang masih dijaga dengan kuat sebagai tanda penghormatan terhadap raja dan keturunannya yang pernah memimpin di sekitar Ubud.
Puri Saren Agung yang pertama kali dibangun oleh Ida Tjokorda Putu Kandel saat berada di Ubud antara tahun 1800 hingga 1823 merupakan salah satu bukti penting dari warisan sejarah.
Selain berfungsi sebagai tempat wisata, Puri Saren Agung juga berperan dalam melestarikan budaya Bali dengan menjadi wadah bagi seni, tarian, dan sastra Pulau Dewata.
Di sini, pengunjung juga dapat menyaksikan pertunjukan tarian Balinese yang megah, seperti Barong.
Tak hanya itu, tersedia pula berbagai benda peninggalan yang mengandung keindahan dan nilai artistik yang tinggi. Kombinasi ini menambah daya tarik dan kemegahan kawasan tersebut.
Puri Saren Agung Ubud menjadi bukti nyata bagaimana warisan sejarah dan budaya Indonesia, terutama Bali, mampu dijaga dan dilestarikan dengan baik.
Aktifitas Menarik
Di Puri Saren Agung ini, selain menikmati budaya dan sejarah Bali, terdapat banyak aktivitas menarik yang bisa dinikmati.
Para pengunjung dapat mencoba naik ayunan di area yang berada di ketinggian dengan pemandangan sungai Ayung yang indah.
Di Ubud Water Place, para wisatawan akan dimanjakan dengan keindahan alam yang menakjubkan.
Salah satu daya tarik dari tempat ini adalah pemandangan sungai Ayung yang terletak dekat dengan desa tradisional Bali dan Puri Saren Agung.
Tidak jarang wisatawan betah berlama-lama di sekitar Puri Saren Agung karena ketika mereka bermain ayunan, mereka dapat menikmati pemandangan sungai Ayung dan hamparan sawah yang hijau yang terbentang sejauh mata memandang.
Selain itu, ada juga keindahan air terjun yang dapat dinikmati serta pesona gunung Agung yang eksotis. Di pagi hari, wisatawan dapat berjalan-jalan di sekitar Puri Saren Agung sambil menikmati sungai dan air terjun.
Selain bermain ayunan, para wisatawan juga berkesempatan melihat proses pembuatan perhiasan di sekitar Puri Saren Agung.
Di workshop ini, wisatawan diajak untuk melihat bagaimana perhiasan dibuat dan bahkan mereka dapat mencoba membuat versi mereka sendiri.
Ini merupakan salah satu daya tarik yang ditawarkan oleh Ubud kepada para wisatawan yang mengunjungi tempat ini.
Menikmati keindahan alam di Ubud Palace bukan hanya tentang melihat sungai Ayung yang memukau. Wisatawan juga dapat menyaksikan gerombolan burung Kokokan.
Di kawasan wisata Ubud Water Place, pengunjung akan terhibur dengan kehadiran ribuan burung Kokokan yang terbang di sekitar Ubud Palace saat matahari terbenam.
Dengan suasana senja yang indah dan kehadiran ribuan burung Kokokan di langit, memberikan suasana yang menarik.
Banyak wisatawan yang mengabadikan momen mereka dengan berfoto ketika mengunjungi Puri Saren Agung.
Salah satu kegiatan unik yang dapat dilakukan di Puri Saren Agung adalah berpelukan dengan beruang madu.
Meskipun beruang madu adalah binatang buas, mereka sudah jinak dan sangat ramah sehingga wisatawan tidak perlu khawatir.
Bagi yang menyukai olahraga ekstrem, di dekat Ubud Palace terdapat juga arung jeram.
Bermain arung jeram di sungai Ayung bersama teman atau keluarga akan memberikan pengalaman baru dan menyenangkan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, wisatawan dapat menikmati keindahan air terjun yang terletak dekat dengan Ubud Palace.
Kawasan air terjun merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang mengunjungi Ubud Palace.
Di sini, wisatawan dapat merasakan pengalaman berharga dengan bermain atau hanya menikmati keindahan air terjun dari ketinggian.
Di Ubud Palace, wisatawan juga dapat mengunjungi Monkey
Fasilitas Yang Ada
Di Puri Saren Agung, terdapat berbagai fasilitas yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Jika Anda berencana mengunjungi tempat ini, Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi karena tersedia area parkir yang cukup luas.
Selain itu, tersedia juga bungalow yang nyaman bagi para wisatawan yang ingin menginap di sekitar kawasan wisata ini.
Ubud Palace juga menawarkan pengalaman kuliner yang istimewa dengan adanya restoran yang menyajikan menu khas Bali yang disajikan seperti santapan para raja di Ubud.
Jika Anda ingin membeli oleh-oleh, toko souvenir juga telah disediakan di sini. Selain itu, terdapat fasilitas umum lainnya seperti money changer, kamar mandi, dan auditorium tempat Anda dapat menikmati pertunjukan tari Bali.
Tips Berlibur
Sebelum berlibur ke kawasan wisata Puri Saren Agung, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan. Pertama-tama, pastikan kamu memantau perkiraan cuaca agar tak terganggu oleh hujan saat berlibur.
Selanjutnya, kenakanlah pakaian yang sopan. Meskipun tak ada peraturan resmi tentang busana, setidaknya kenakanlah pakaian yang pantas sebagai tanda penghormatan kepada tuan rumah, atau bisa juga mengenakan sarung dan topi tradisional Bali.
Selain itu, jangan lupa untuk membawa bekal dan kamera yang penting. Di kawasan ini, banyak momen menarik yang bisa kamu temui dan abadikan.