Carl Sagan: Mengenal Figur Tokoh dalam Dunia Fisika dan Astronomi

Carl Sagan, seorang ahli fisika kelahiran New York, Amerika Serikat, lahir pada tanggal 9 November 1934 dari pasangan Samuel Sagan dan Rachel Molly Gruber. Ia adalah anak kedua dari dua bersaudara, memiliki seorang kakak perempuan bernama Carol. Ayahnya merupakan seorang imigran Yahudi dari Ukraina, sedangkan ibunya merupakan seorang Yahudi dari New York.

Keluarganya berpindah-pindah tempat tinggal ketika Carl masih kecil, sampai akhirnya menetap di New Jersey sejak ia berusia 10 tahun. Itu juga di kota asalnya, di mana ia mengalamai masa kecilnya dan tertarik pada ilmu pengetahuan.

Pendidikan dan Karier

Sagan menempuh pendidikan di Universitas Chicago karena pengaruh dari John Simpson, yang merupakan ilmuwan terkenal. Dia lulus dari Universitas Chicago dengan gelar B.S dalam Fisika pada usia 20 tahun.

Setelah itu, Sagan melanjutkan pendidikan di Universitas California, Berkeley dan memperoleh gelar M.S dan Ph.D. di bidang astronomi dan astrofisika. Semasa di Universitas California, ia bertemu dengan beberapa ilmuwan terkemuka, termasuk Robert Oppenheimer, yang merupakan ilmuwan yang sempat terlibat dalam pembuatan bom atom.

Sagan memulai kariernya di bidang astrofisika dengan bekerja di Universitas Harvard pada 1962. Kemudian pada 1968, ia menjadi profesor di Cornell University dan mendirikan Laboratorium Planetologi di sana.

Ia memimpin National Aeronautics and Space Administration (NASA)’s Pioneer dan Voyager missions – dua misi yang sangat berhasil untuk menjelajahi tata surya – serta menyampaikan kuliah publik dan televisi yang populer tentang keajaiban alam semesta dan pentingnya metode ilmiah.

Kontribusi dan Inovasi

Sagan telah memberikan banyak kontribusi pada ilmu fisika. Bersama dengan Frank Drake, ia merancang Pioneer Plaque, yang membawa pesan tentang kemanusiaan ke luar angkasa yang dikirimkan pada pesawat ruang angkasa Pioneer 10 dan Pioneer 11.

Selain itu, ia juga memimpin ekspedisi ke Mars pada tahun 1976 dan mempekerjakan insinyur untuk membangun wahana Viking.

Sagan juga memperkenalkan konsep “efek rumah kaca” di mana ia memperingatkan tentang dampak akumulasi gas rumah kaca pada suhu Bumi yang pada akhirnya mengarah pada perubahan iklim.

Karya-karya terkenalnya termasuk buku populer seperti The Dragons of Eden, Broca’s Brain, dan Pale Blue Dot.

Pengaruh dan Inspirasi

Carl Sagan memiliki pengaruh yang luas di antara banyak ilmuwan dan non-ilmuwan di seluruh dunia, terutama dalam ilmu pengetahuan, eksplorasi antariksa, dan metode ilmiah.

Ia memotivasi banyak orang pada pentingnya memahami ilmu pengetahuan dan filosofinya, serta mempromosikan “pembelajaran seumur hidup.” Ia secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan publik, acara televisi, dan kampanye pendidikan untuk mengajarkan konsep ilmiah kepada masyarakat.

Dalam hal eksplorasi antariksa, Sagan selalu mempromosikan pentingnya menjelajahi ruang angkasa dan menemukan kehidupan di planet lain, serta menyampaikan bahwa alam semesta sangat luas untuk diabaikan dan diselidiki.

Kehidupan Pribadi

Sagan menikah tiga kali. Ia menikah dengan biolog Lynn Margulis pada tahun 1957, kemudian bercerai pada tahun 1964, dan menikah dengan keturunan Skotlandia Ann Druyan pada tahun 1981. Dua tahun kemudian, Sagan mengajukan permohonan kewarganegaraan Italia dan diizinkan memiliki kewarganegaraan ganda.

Sagan dan Druyan memiliki dua orang anak, yaitu Alexandra dan Samuel. Ia juga memiliki seorang putra dari istri pertamanya, yaitu Jeremy Sagan.

Sagan meninggal pada tanggal 20 Desember 1996 di Seattle, Washington karena komplikasi pneumonia yang dideritanya selama setahun.

Pencapaian dan Penghargaan

Carl Sagan telah menerima banyak penghargaan atas kontribusinya dalam ilmu fisika dan eksplorasi antariksa. Pada tahun 1978, ia menerima penghargaan Pulitzer Prize for General Non-Fiction untuk bukunya yang berjudul The Dragons of Eden.

Ia juga mendapatkan medali pingat kehormatan Kepler dari American Association for the Advancement of Science pada tahun 1984, dan penghargaan NASA’s Distinguished Public Service Medal pada tahun 1977. Setelah kematiannya, asteroid kecil bernama 2709 Sagan diberi nama sesuai dengan namanya.

Ada juga berbagai penghargaan termasuk film dokumenter yang dibuat tentang karir Dan kehidupan Sagan:

– In 2014, New York City’s Hayden Planetarium had a new planetarium show named after Sagan’s book and TV series, “Cosmos: A Spacetime Odyssey.” The show features information he wrote, presenting scientific theories and accomplishments.
– The film “For All Mankind” discusses the Apollo 11 moon landing and features audio clips of Sagan’s famous quote, “The earth is the only world known so far to harbor life. There is nowhere else, at least in the near future, to which our species could migrate. Visit, yes. Settle, not yet. Like it or not, for the moment the earth is where we make our stand” at the beginning of the movie.

Warisan dan Dampak

Sagan telah memberikan dampak yang luar biasa dalam bidang ilmu fisika dan rantai televisi dan film tentang eksplorasi antariksa. Ia telah memotivasi banyak orang dari berbagai profesi termasuk ilmuwan, penulis, lab teknologi, dan astronaut.

Melalui karyanya, ia berhasil membawa ilmu pengetahuan dan filosofinya ke masyarakat secara luas. Kesenangannya yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan penjelajahan antariksa telah menjangkau banyak orang di seluruh dunia dan mendorong banyak orang untuk menjelajahi alam semesta dan memahami fenomena alam.

Dengan kesuksesannya dalam menunjukkan pentingnya metode ilmiah, Sagan telah menginspirasi banyak orang untuk mengejar ilmu pengetahuan dalam hidup mereka dan memajukan peradaban manusia, di bumi maupun di luar angkasa.

Kutipan terkenal dari Carl Sagan

1. “The cosmos is within us. We are made of star-stuff. We are a way for the universe to know itself.”

2. “Somewhere, something incredible is waiting to be known.”

3. “We live in a society exquisitely dependent on science and technology, in which hardly anyone knows anything about science and technology.”

4. “Absence of evidence is not evidence of absence.”

5. “For small creatures such as we the vastness is bearable only through love.”

6. “The truth may be puzzling. It may take some work to grapple with. It may be counterintuitive. It may contradict deeply held beliefs. But our preferences do not determine what’s true.”

7. “We’ve arranged a global civilization in which most crucial elements profoundly depend on science and technology. We have also arranged things so that almost no one understands science and technology. This is a prescription for disaster.”

8. “Science is not only compatible with spirituality; it is a profound source of spirituality.”

9. “Richard Feynman once said, ‘Science is like sex. Sometimes something useful comes of it, but that’s not the reason we’re doing it.'”

10. “If you wish to make an apple pie from scratch, you must first invent the universe.”

Teknologi yang terinspirasi dari Carl Sagan

1. Teori Keberadaan Hidup di Planet Lain

Carl Sagan mengajukan teori bahwa kehidupan mungkin ada di planet lain di luar tata surya kita. Dia percaya bahwa kondisi untuk keberadaan kehidupan sudah ada di alam semesta, dan bahkan mungkin lebih umum daripada yang kita pikirkan.

Beberapa kebijakan dan penemuan modern seperti pencarian dan penjelajahan planet lain, pencarian kehidupan di luar tata surya, dan teknologi pencarian produk radio asing yang juga terinspirasi oleh teori Carl Sagan.

2. Kebijakan Perlindungan Lingkungan

Carl Sagan juga dikenal sebagai advokat lingkungan, dia sangat mengkhawatirkan kelestarian planet Bumi. Dia menyadari bahwa planet ini memiliki keterbatasan sumber daya alaminya, dan jika kita tidak memperlakukannya dengan benar, kita akan menghadapi bencana lingkungan dan kemungkinan punahnya spesies manusia.

Karena pengaruh besar Carl Sagan, banyak kebijakan perlindungan lingkungan diterapkan di seluruh dunia seperti konversi energi terbarukan dan konservasi energi. Penciptaan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) di Amerika Serikat juga dipengaruhi oleh pemikiran Carl Sagan.

3. Teknologi Komunikasi Antariksa

Carl Sagan mengeksplorasi gagasan bahwa manusia harus berkomunikasi dengan kehidupan di planet lain dan posibily memulai interaksi kehidupan di ruang angkasa. Ini memunculkan gagasan pengiriman pesan antariksa.

Penemuan dan pengembangan teknologi komunikasi seperti internet global dan sistem komunikasi satelit modern terinspirasi oleh gagasan tersebut untuk menghubungkan seluruh dunia dan mempromosikan pertukaran informasi yang lebih baik.