Memilih font website terkadang menjadi PR tersendiri bagi para web designer. Banyak yang harus dipertimbangkan.
Seperti misalnya, font apa yang cocok degan karakter brand, cocok dengan produk brand, value yang dibawa oleh brand, serta audiens yang ditargetkan oleh brand.
Ilmu tipografi mungkin terdengar sederhana, dan mengapa harus rumit untuk menentukan font? Sebagai bagian dari elemen desan ini tentu font sangat mempengaruhi image sebuah brand.
Oleh karena itu, kita harus memilih font website yang tepat agar sesuai dengan karakter dan industri yang digiati oleh brand kita.
Font Web Safe
Istilah web safe bertujuan untuk mendeskripsikan font yang terinstall secara universal di berbagai perangkat.
Dengan web safe, diharapkan tetap dapat bekerja secara optimal dan cepat diakses meski menggunakan font beragam.
Kecepatan loading web memang harus diperhitungkan karena dapat memperngaruhi kinerja SEO, berujung pada berpengaruh pada ranking di SERP.
Pengaplikasian font web safe pun harus Anda pertimbangkan, untuk memberi visual yang estetik, kenyamanan membaca, dan tentunya akses loading halaman yang cepat.
Klasifikasi Typeface
Pengklasifikasian typeface berdasar atas karakter dari font itu sendiri. Masing-masing seperti memiliki ciri khas.
Seperti sebuah family, font dibagi menjadi beberapa kategori, diantaranya Serif Type Styles, Sans Serif Type Styles, Script Type Styles, dan Decorative.
Font Tipe 1: Serif Type Styles
Jenis font ini dikenal dengan “kaki” yang terlihat di bagian atas dan bawah setiap huruf. Ada berbagai jenis font serif yang dapat Anda pilih.
Nuansa: Tradisional, klasik, mewah, delicate, stable, expensive
Contoh: Times New Roman
1. Old Style Serif
Dicirikan oleh kontras yang besar antara goresan tipis dan tebal.
Contoh: Garamond dan Goudy Old Style
2. Transitional Serifs
Desain transisi paling menonjol karena memiliki tekanan vertikal di mangkuk huruf kecil. Mereka memiliki kontras yang besar antara sub-stroke dan kepala yang didefinisikan secara horizontal.
3. Neoclassical & Modern Serifs
Tipografi ini paling sering digunakan majalah mode kelas atas karena elegan, tidak tergesa-gesa, tenang, dan terkendali.
Contoh: ITC Bodoni, ITC Fenice, Adobe Kaledonia Baru, dan Berthold Walbaum.
4. Clarendon Serifs
Muncul dalam lima jenis yang berbeda: ringan, berat, hitam, tebal dan roman. Memiliki sedikit kontras goresan dan tampak pendek hingga sedang.
Contoh: Bookman, Nimrod dan ITC Charter.
Font Tipe 2: Sans Serif
Memiliki ketebalan goresan yang konsisten dan tidak ada kaki.
Nuansa: Modern, clean, chic, geometric, simple, varsatile
1. Grotesque Sans Serifs
Bold dan solid. Tipografi ini populer karena sederhana dan praktis.
Contoh: Akzidenz-Grotesk, Franklin Gothic, Helvetica, Monotype Grotesque, News Gothic dan Univers
2. Geometric Sans Serif
Font ini banyak digunakan sebagai headline dan tampilan iklan. Tampak kerena juga untuk billboards, tapi tidak cocok untuk isi bacaan yang panjang karena agak susah dibaca.
Contoh: Futura, Avant Garde, Avenir, ITC Bauhaus dan Harmonia Sans.
3. Humanist Sans Serif
Memberikan tampilan huruf yang lebih ramah. Font ini juga mudah dibaca.
Contoh: Gill Sans, Mentor Sans, ITC Goudy Sans dan Optima.
Font Tipe 3: Slab Serif
Penerbitan mencari cara agar materi cetak mereka diperhatikan sehingga menggunakan tipografi yang menarik perhatian pembaca.
Dicirikan dengan tulisan tampak tebal, terutama pada akhir guratan, dengan memilki kaki yang pendek.
Saat ini, beberapa serif slab yang paling banyak digunakan termasuk Archer dari H&FJ dan Officina Serif oleh Erik Spiekermann.
Nuansa: Simple, confident, versatile, solid, balanced.
Font Tipe 4: Script
Tulisan tangan, kaligrafi, dan kursif. Terinspirasi dari praktik historis di mana sebagian besar desain logo, tajuk utama, dan bagian depan toko
Nuansa: Casual, informal,sophisticated,elegant, artistic, and unique
1. Formal Script
Terinspirasi dari tulisan surat dari abad 17 dan 18. Contoh: Snell Roundhand, Helinda Rook, Young Baroque, Elegy dan Bickham Script.
2. Blackletter & Lombardic Scripts
Dikenal juga sebagai Textura, Gothic Script atau Gothic. Sering dipakai pada skrip populer di Eropa barat dari abad ke-12 hingga ke-17.
3. Calligraphic Scripts
Skrip kaligrafi muncul dalam buku-buku agama, dekrit kuno, dan tulisan sejarah menginspirasi para tipografer zaman modern untuk membuat padanan digital.
Contoh: Bell Trap, Blaze dan Vivaldi.
4. Casual Scripts
Lebar tulisannya bervariasi dan di ujung tulisan seperti dibuat oleh kuas basah Sering menjadi pilihan untuk desain iklan di Eropa dan Amerika Utara pada 1970-an. Tampak informal dan cepat.
Contoh: Skrip Kuas, Mistral, Kaufmann, Skrip Limehouse, Nadianne, dan Skrip Gaya Bebas.
Font Tipe 5: Decorative
Beberapa kelompok font menggunakan bentuk dan proporsi huruf yang tidak lazim untuk menciptakan efek yang lebih dramatis dan tampilan yang khas.
1. Inline
Cocok untuk desain datar karena tanpa bayangan atau kemiringan. Tampilan tebal dan chunky look bisa diterapkan.
2. Grunge
Grunge muncul berkat penampilan musik grunge, didasarkan pada istilah slang “grunge,” yang berarti kotor atau kotor. Font ini bergaya jalanan perkotaan.
3. Stencil
Tipografi ini terdiri dari huruf kapital dengan tepi melengkung dan goresan tebal dengan belahan. Digunakan dalam label, headline, logo, militer dan desain kartun.
Memasangkan Font Google
Rumus pertama saat memilih font website, terutama ilmu tipografi itu sendiri adalah jangan menggunakan terlalu banyak jenis font.
Maksimal gunakan dua. Satu font untuk headline, satu font lain untuk body atau isi.
Terkadang web designer bisa berjam-jam mencari pasangan font yang tepat, bahkan hanya menggunakan font berulang. Berikut ini pasangan font Google yang cocok.
1. Playfair Display dan Open Sans
Playfair Display adalah salah satu font serif yang terlihat bagus dalam huruf miring untuk subtitle alternatif. Dipasangkan dengan Open Sans klasik maka bisa menjadi pasangan yang sempurna.
2. Tenor Sans dan Monteserrat
Tenor Sans mirip dengan font “80-an” trendi yang masih sangat terbaca di web. Monteserrat adalah salah satu font web terbaik ketika Anda ingin menggunakannya dalam teks yang lebih kecil, seperti navigasi dan button karena ini adalah san-serif bersih yang tebal.
3. Italiana dan Lato Regular
Lato Regular adalah san-serif yang bagus dan bersih , sempurna untuk body copy atau ketika Anda membutuhkan area tipe yang lebih kecil.
4. Rufina Bold dan Average Sans Regular
Rufina Bold yang cantik tampak berani, namun tetap halus dan tidak terlalu kuat. Lihatlah “g” yang lucu di Average Sans, keduanya cocok dipadukan.
5. Oswald dan Lora
Oswald adalah pilihan tipografi subjudul dan tombol yang sempurna. Oswald juga tidak memakan banyak ruang, sehingga tampak bagus di tampilan mobile.
Selanjutnya Lora, bagus untuk membuat body copy dari Serif. Mudah dibaca, dan terasa delicate.
Kesimpulan
Memilih font website bisa dimulai dengan dasar ilmu tipografi terlebih dahulu. Ketahui masing-masing karakter font bisa menjadi bahan referensi Anda.
Mulai dari font Serif yang klasik dan tampak mahal, sampai font Decorative yang tampak lebih artistic, informal, dan casual.
Semua gaya bisa diaplikasikan dicocokkan dengan persona brand. Pemilihan font juga jangan terlalu rumit, cukup pilih 1 -2 font agar tampak minimalis, simple, dan professional.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang identifikasi dan pencegahan email spoofing, semoga informasi yang kami sampaikan tentang jenis website, bermanfaat bagi Anda. Bagi Anda yang masih bingung tentang pembuatan website dan SEO, segera hubungi jasa website Jogja atau jasa SEO Jogja sekarang juga.