2 Teori Cara Kerja Enzim yang Wajib Anda Ketahui untuk Meningkatkan Efisiensi Biokimia!

Teori Cara Kerja Enzim yang Wajib Anda Ketahui untuk Meningkatkan Efisiensi Biokimia!

Enzim adalah protein katalis yang bertanggung jawab untuk mempercepat reaksi kimia dalam tubuh manusia. Mengetahui cara kerja enzim, baik secara teori maupun praktik, penting untuk mengetahui bagaimana enzim dapat meningkatkan efisiensi biokimia dalam tubuh manusia. Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari dua teori dasar tentang cara kerja enzim yang penting untuk diketahui.

1. Teori Kunci-Pengunci (Lock and Key)

Teori kunci-pengunci adalah teori yang pertama kali digagas oleh Emil Fischer pada tahun 1894. Menurut teori ini, enzim dan substrat (zat yang diubah oleh enzim) memiliki bentuk yang saling cocok seperti kunci dan lubang kunci. Enzim dapat mengenali substrat yang spesifik berdasarkan bentuknya dan kemudian memulai reaksi kimia.

Misalnya, lipase adalah enzim yang berfungsi untuk memecah lemak. Lipase hanya dapat mengenali molekul lemak yang bentuknya cocok dengan lipase. Begitu lipase memasuki substratnya, molekul lemak tersebut akan dipecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan mudah dicerna oleh tubuh.

Namun, teori kunci-pengunci tidak sepenuhnya akurat, karena substrat dan enzim dapat mengalami perubahan bentuk selama reaksi, sehingga tidak selalu benar-benar pas seperti kunci dan lubang kunci. Untuk mengatasi kelemahan ini, dikembangkan teori lain yang disebut teori indusium.

2. Teori Indusium (Induced Fit)

Teori indusium adalah teori yang dikemukakan oleh Daniel Koshland pada tahun 1958. Teori ini menyatakan bahwa enzim dan substrat tidak selalu memiliki bentuk yang pas seperti kunci dan lubang kunci. Sebaliknya, ketika enzim dan substrat bergabung, terjadi perubahan bentuk pada keduanya sehingga menjadi lebih pas.

Misalnya, enzim amilase bertanggung jawab untuk memecah molekul amilum menjadi molekul-molekul glukosa. Saat amilase bertemu dengan amilum, terjadi perubahan bentuk pada amilase sehingga cocok dengan bentuk amilum. Setelah proses pemecahan selesai, amilase kembali ke bentuk awalnya.

Dalam teori indusium, perubahan bentuk ini disebut sebagai perubahan konformasi. Proses perubahan konformasi ini sangat penting dalam cara kerja enzim karena memungkinkan enzim mengenali dan berinteraksi dengan molekul yang saling berbeda.

Hal-hal yang Mempengaruhi Efisiensi Enzim

Selain teori dasar tentang cara kerja enzim, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi enzim dalam tubuh manusia. Beberapa faktor tersebut adalah:

1. Suhu

Suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mempengaruhi efisiensi enzim dalam tubuh manusia. Suhu terlalu rendah bisa membuat enzim menjadi tidak aktif, sedangkan suhu terlalu tinggi dapat merusak struktur enzim. Setiap enzim memiliki suhu yang optimal yang harus dipertahankan agar enzim dapat bekerja dengan baik.

2. pH

pH yang terlalu rendah atau terlalu tinggi juga dapat mempengaruhi efisiensi enzim. Kebanyakan enzim berfungsi optimal pada pH netral sekitar 7, namun ada juga enzim yang berfungsi dengan baik pada pH tertentu yang berbeda.

3. Konsentrasi substrat

Konsentrasi substrat yang terlalu tinggi dapat membuat enzim jenuh sehingga tidak dapat memproses substrat dengan efektif. Sedangkan konsentrasi substrat yang terlalu rendah dapat membuat enzim tidak dapat bekerja sama sekali.

4. Inhibitor

Terakhir, inhibitor adalah zat yang dapat menghambat kerja enzim. Ada dua jenis inhibitor, yaitu inhibitor reversibel dan inhibitor ireversibel. Inhibitor reversibel dapat dilepaskan dari enzim dan menghilang setelah reaksi selesai. Sedangkan inhibitor ireversibel terikat secara permanen pada enzim sehingga enzim akan kehilangan fungsinya selamanya.

Secara keseluruhan, pemahaman tentang teori dasar cara kerja enzim dan faktor yang mempengaruhi efisiensinya membantu kita untuk memahami betapa pentingnya peran enzim dalam tubuh manusia serta bagaimana kita dapat mempertahankan efisiensi enzim. Dengan mempertahankan efisiensi enzim yang baik, kita dapat memaksimalkan proses biokimia dalam tubuh manusia dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!