Apa itu isotonis, hipotonis, dan hipertonis?

Tahukah anda apa itu isotonis, hipotonis, dan hipertonis? Jika anda belum tahu tentang apa itu isotonis, hipotonis, dan hipertonis. Mari kita simak pembahasan berikut ini.

Dalam dunia medis, sering kali kita mendengar istilah “isotonis,” “hipotonis,” dan “hipertonis” yang merujuk pada solusi atau cairan yang digunakan dalam konteks pengobatan, infus, atau rehidrasi. Ketiga istilah ini memiliki hubungan dengan konsentrasi zat terlarut dalam larutan dan dapat mempengaruhi pergerakan air di dalam dan di luar sel. Mari kita jelajahi lebih lanjut apa arti dari ketiga istilah ini dan bagaimana mereka berbeda satu sama lain.

Pengertian Isotonis, Hipotonis dan Hipertonis

apa itu isotonis

1).  Hipotonis adalah keadaan dimana sebuah larutan memiliki konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan zat yang ada di dalam larutan tersebut

  • Ketika sebuah sel hewan dimasukan ke dalam larutan hipotonik maka akan terjadi lisis yaitu sel hewan akan pecah (lisis) karena larutan hipotonik akan banyak masuk ke dalam sel.
  • Sama halnya jika dimasukan sek tumbuhan, maka sel tumbuhan akan mengalami sel turgid (dinding sel membengkak) akibat dari banyaknya larutan hipotonik yang masuk ke dalam sel.
  • Hal itu terjadi karena konsentrasi larutan lebih rendah daripada konsentrasi larutan yang ada di dalam sel.

Hipotonis merujuk pada keadaan ketika konsentrasi zat terlarut dalam larutan lebih rendah daripada konsentrasi zat terlarut dalam sel. Dalam konteks ini, “hipo” berarti kurang atau rendah. Larutan hipotonis memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah daripada dalam sel, sehingga menyebabkan pergerakan air masuk ke dalam sel melalui membran seluler. Ini dapat mengakibatkan sel mengembang atau membesar. Larutan hipotonis sering digunakan dalam pengobatan untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, misalnya dalam kasus dehidrasi.

2). Isotonis adalah keadaan dimana sebuah larutan memiliki konsentrasi zat yang sama dengan zat yang ada di dalam larutan tersebut.

  • Ketika dimasukan sel hewan maupun sel tumbuhan ke dalam larutan maka tidak akan memberika efek apa-apa pada kedua sel,sebab konsentrasi larutan di dalam dan di luar sel seimbang.

Isotonis merujuk pada keadaan ketika konsentrasi zat terlarut dalam larutan sama dengan konsentrasi zat terlarut dalam sel. Dalam konteks ini, “iso” berarti sama dan “tonis” berarti tekanan atau konsentrasi. Larutan isotonis memungkinkan pergerakan air secara seimbang di dalam dan di luar sel, tanpa perubahan signifikan pada volume sel. Contoh umum larutan isotonis adalah larutan fisiologis, seperti NaCl 0,9%, yang digunakan secara luas dalam pengobatan dan infus intravena. Larutan isotonis juga digunakan dalam obat tetes mata dan obat tetes hidung untuk mempertahankan keseimbangan osmotik di mata dan hidung.

3). Hipertonis adalah keadaan dimana suatu larutan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi daripada larutan zat yang ada  di dalamnya.

  • Apabila dalam larutan hipertonik dimasukan sel hewan maka sel tersebut akan mengalami krenasi (mengkerut), hal itu disebabkan karena konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi sehingga zat yang ada di dalam sel akan berpindah keluar sel.
  • Sedangkan bila dimasukan sel tumbuhan, maka sel tersebut akan mengalami palsmilosis (sitoplasma mengkerut), sama halnya dengan sel hewan zat yang ada dalam sel tumbuhan juga keluar akibat konsentrasi larutan diluar sel lebih tinggi daripada di dalam sel.

Hipertonis merujuk pada keadaan ketika konsentrasi zat terlarut dalam larutan lebih tinggi daripada konsentrasi zat terlarut dalam sel. Dalam konteks ini, “hiper” berarti lebih atau tinggi. Larutan hipertonis memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi daripada dalam sel, sehingga menyebabkan pergerakan air keluar dari sel melalui membran seluler. Ini dapat mengakibatkan sel menyusut atau mengerut. Larutan hipertonis sering digunakan dalam konteks medis untuk mengeluarkan cairan dari jaringan yang bengkak atau dalam pengobatan untuk menarik air keluar dari sel-sel mikroorganisme, seperti bakteri, yang menyebabkan infeksi.

Hal tersebut dapat terjadi sesuai dengan konsep osmosis yaitu zat yang berkonsentrasi rendah akan berpindah ke dalam zat yang memiliki konsentrasi lebih tinggi.

Perbedaan Antara Isotonis, Hipotonis, dan Hipertonis

Perbedaan Antara Isotonis, Hipotonis, dan Hipertonis
Perbedaan Antara Isotonis, Hipotonis, dan Hipertonis

Perbedaan utama antara ketiga istilah ini terletak pada konsentrasi zat terlarut dalam larutan dan pergerakan air di dalam dan di luar sel. Isotonis memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama dengan sel, sehingga tidak menyebabkan perubahan signifikan pada volume sel. Hipotonis memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah daripada sel, sehingga menyebabkan air masuk ke dalam sel dan membuatnya mengembang. Sementara itu, hipertonis memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi daripada sel, sehingga menyebabkan air keluar dari sel dan menyebabkannya menyusut.

Pemahaman tentang perbedaan ini sangat penting dalam dunia medis. Ketika menggunakan infus atau cairan rehidrasi, penting untuk memilih solusi yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Larutan isotonis umumnya digunakan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dan mempertahankan keseimbangan osmotik yang tepat. Larutan hipotonis digunakan dalam beberapa kasus dehidrasi, sementara larutan hipertonis dapat digunakan dalam pengobatan bengkak atau untuk mengeluarkan cairan dari jaringan yang terinfeksi.

Berikut adalah tabel perbedaan antara isotonis, hipotonis, dan hipertonis:

Konsentrasi Zat Terlarut Pergerakan Air di dalam Sel Pergerakan Air di luar Sel
Isotonis Sama dengan sel Tidak ada perubahan volume sel Tidak ada perubahan volume sel
Hipotonis Lebih rendah dari sel Air masuk ke dalam sel, membesarkan Air keluar dari sel, menyusut
Hipertonis Lebih tinggi dari sel Air keluar dari sel, menyusut Air masuk ke dalam sel, membesarkan

Kesimpulan

Dalam kesimpulan, isotonis, hipotonis, dan hipertonis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan konsentrasi zat terlarut dalam larutan dan pergerakan air di dalam dan di luar sel. Memahami perbedaan antara ketiga istilah ini membantu dalam pemilihan solusi yang sesuai untuk pengobatan, infus, atau rehidrasi pasien. Konsultasikanlah dengan tenaga medis yang terlatih untuk memahami lebih lanjut tentang penggunaan dan manfaat dari larutan isotonis, hipotonis, dan hipertonis.

Nah itulah pembahasan tentang apa itu isotonis, hipotonis, dan hipertonis, semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk anda.