web cache

Web Cache: Pengertian, Jenis, Hingga Cara Kerjanya

Apakah Anda sedang mencari informasi tentang web cache? Tepat sekali Anda berkunjung pada artikel ini, sebab kami akan memberikan penjelasan tentang web cache. Langsung saja mari kita mulai.

Pernahkah Anda tidak bisa mengakses sebuah website karena loading yang terlalu lama? Hal ini selalu menjadi masalah besar bagi pemilik website. Tapi jangan khawatir, ada banyak solusi untuk masalah ini yang akan kami jelaskan dalam artikel ini web cache.

Apa itu Web cache?

Pertama, mari kita pahami apa yang dimaksud dengan cache. Secara umum, cache adalah ruang storage yang menyimpan sementara data dari suatu aplikasi atau website. Web cache adalah area yang menyimpan data di server untuk digunakan nanti agar website memuat lebih cepat.

Cara Kerja Web Cache:

  1. Saat Anda membuka website, fitur web cache mengumpulkan semua data website, mengubahnya menjadi file HTML, lalu membukanya di browser Anda.
  2. Saat berikutnya Anda membuka website, salinan yang disimpan akan dimuat ke dalam cache Sehingga server bekerja lebih cepat dan tidak overload.

Tentu saja, ketika website dilakukan suatu update atau pembaruan, maka prosesnya dapat berulang lagi. Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan: Pertama, tidak semua website menggunakan caching. Kemudian cache mungkin kedaluwarsa atau dihapus secara manual oleh website atau user.

Jika Anda menggunakan Google Chrome dan ingin menghapus cache, klik menu 3 titik di pojok kanan atas halaman dan pilih History (atau tekan Ctrl+H). Kemudian klik Hapus data penjelajahan. Kemudian aktifkan opsi yang Anda inginkan dan pilih hapus data keseluruhan.

Fungsi Web Cache

Web caching memainkan peran penting dalam membuat website memuat lebih cepat. Hal ini dapat meningkatkan kinerja website Anda, karena pengunjung berikutnya tidak perlu menunggu lama untuk memuat website Anda sepenuhnya.

Lebih sedikit permintaan HTTP yang diproses berarti lebih sedikit bandwidth yang digunakan oleh website. Fitur tersebut sangat berguna ketika sumber daya bandwidth yang terbatas.

Jenis-Jenis Web Cache

Setelah memahami apa itu web cache, sekarang mari kita bahas jenis-jenisnya. Ada dua jenis web cache, yang pertama adalah server-side caching dan yang kedua adalah browser-side caching.

Server-Side Cache

Server-side cache adalah jenis cache web yang ada di hardware server. Jenis cache web sisi server ini menyimpan sementara data server.

Nah, ada beberapa jenis cache halaman server-side cache:

  • Full-page cache merupakan cache halaman menyimpan semua data web lengkap, seperti gambar, file, dan kode HTML untuk dirender ulang saat pengguna mengakses informasi yang relevan. Saat pengguna mengunjungi halaman web, server hanya perlu mengakses cache, tampilan web dapat di-render secara keseluruhan.
  • DNS cache merupakan jenis cache web menyimpan setiap alamat IP domain yang pernah dikunjungi pengguna.
  • CDN cache merupakan jaringan pengiriman konten atau CDN adalah jaringan server yang didistribusikan secara global yang menyimpan dan menyimpan semua konten website dalam cache. CDN ini menyimpan konten web dalam cache, di server proxy yang paling dekat dengan pengguna.
  • Object cache merupakan jenis cache web ini digunakan untuk menyimpan data secara lokal di komputer. Objek yang disimpan ini berupa teks, video, atau gambar. Saat pengguna mengunjungi halaman web yang sama, tidak perlu lagi memuat objek karena halaman web dan objek di-render lebih cepat dengan bandwidth yang terbuang lebih sedikit.
  • Opcode Cache merupakan jenis web caching yang digunakan untuk menyimpan file PHP yang digunakan oleh website di memori server. Dalam cache opcode, salinan PHP akan disimpan di memori server jika diperlukan nanti. Jenis web caching ini sangat disarankan untuk semua lingkungan produksi, karena dapat meningkatkan kinerja PHP.
  • Fragment Cach merupakan caceh yang mirip dengan object cache, tetapi menargetkan bagian tertentu dari website, seperti widget dan ekstensi.

Browser-Side Cache

Cache browser adalah ruang dalam aplikasi browser yang menyimpan file apa pun yang dibutuhkan browser untuk menampilkan halaman web tertentu. Item yang disimpan oleh cache ini antara lain HTML, CSS, Javascript, PHP, gambar, dan lain-lain.

Adanya cache browser ini dapat mempercepat akses ke website. Cache browser juga menyimpan data yang dipersonalisasi, seperti informasi login, data transaksi, atau konten yang dipersonalisasi. Ini menghilangkan kebutuhan pengguna untuk meminta dan mengirimkan data untuk mengakses website yang mereka kunjungi.

Browser-side cache terjadi saat Anda mencoba memuat halaman web yang sama dua kali. Pertama, situs akan merangkak untuk memuat halaman. Setelah diunduh, browser akan menjadi penyimpanan data sementara.

Menggunakan Web Cache di Situs WordPress

Sejauh ini kita sudah mengetahui apa itu web cache dan jenis-jenisnya. Sekarang kita akan membahas kegunaannya. Web caching dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja situs WordPress. Kode yang diperlukan dapat ditulis sendiri, tetapi sayangnya tidak semua orang tahu cara melakukannya.

Nah, ada juga plugin WordPress yang menangani web caching dengan cukup baik. Plugin yang tersedia mudah dipasang dan digunakan, sehingga Anda dapat menerapkannya tanpa kesulitan. Tapi ingat, hanya gunakan satu plugin caching dalam satu waktu untuk memastikan kinerja situs yang optimal. Berikut adalah beberapa plugin caching WordPress terbaik:

1. W3 Total Cache

Web Cache: Pengertian, Jenis, Hingga Cara Kerjanya

W3 Total Cache adalah salah satu plugin caching WordPress gratis yang paling populer. Ekstensi ini cocok untuk pengguna yang ingin mencoba berbagai jenis web caching. Plugin ini menawarkan segalanya mulai dari caching halaman hingga caching fragmen.

2. WP Super Cache

Web Cache: Pengertian, Jenis, Hingga Cara Kerjanya

WP Super Cache memiliki cara unik untuk melakukan cache halaman web. Plugin ini memiliki tiga kategori untuk sistem caching: expert, simple, dan WP-cache. Kategori simple menggunakan PHP untuk menyajikan file statis. Expert menggunakan mod_rewrite Apache dan WP-cache menggunakan halaman pengguna terlebih dahulu.

3. Autoptimize

Web Cache: Pengertian, Jenis, Hingga Cara Kerjanya

Autoptimize adalah plugin caching WordPress yang berfokus pada skrip dan gaya. Tampilannya termasuk cukup sederhana dan mudah dipahami karena Anda hanya perlu memeriksa opsi yang diberikan untuk mengoptimalkan HTML, Javascript, dan CSS website.

Sekarang Anda tahu apa itu cache web, jenisnya, dan cara menggunakannya. Jadi cache website adalah fitur penting yang memastikan halaman web dapat dimuat lebih cepat.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang web cache, semoga informasi yang kami sampaikan tentang web cache tersebut, bermanfaat bagi Anda. Bagi Anda yang masih bingung tentang pembuatan website dan SEO, segera hubungi jasa website Jogja atau jasa SEO Jogja sekarang juga.

Have A Nice Day 😊

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn
On Key

Related Posts